12. Senyum Misterius

386 52 3
                                    

Flashback

"Waktu kunjungan mu telah habis nona," kata penjaga sel mengingatkan.

"Baiklah," Jennie melepas tangkupan Jungkook lalu tersenyum. "Bye, besok aku kesini lagi," dengan langkah berat Jennie meninggalkan Jungkook.

"Aku akan membebaskan mu jika sudah waktunya," sahut wanita paruh baya dengan tongkat coklat yang selalu ia bawa.

"Ya, aku mengerti. Aku akan sabar menanti," tatapan Jungkook tampak sendu.

"Kenapa?" tanya ibu Jennie.

"Aku hanya mengkhawatirkan satu hal," jawab Jungkook sambil menatap penuh harap pada ibu Jennie. "Aku takut dia mendapat pelindung baru dan menjadikannya rumah,"

"Aku akan pastikan dia hanya menjaga perasaanmu," janji Ibu Jennie. "Aku hargai ketulusanmu untuk anakku, aku tidak akan membiarkan yang lain,"

"Terima kasih," ucap Jungkook sebelum Ibu Jennie pergi. Ibu Jennie lah yang meminta Jungkook menyerahkan diri ke polisi sekaligus mengakhiri pekerjaan busuknya. Bos besar prostitusi pasti tidak akan mengijinkan para mucikari itu berhenti, kecuali karena tertangkap polisi. Ini adalah cara satu-satunya. Ibu Jennie sengaja membuat laporan sebelum Jungkook di tangkap malam itu. Dan tanpa perlawanan Jungkook menyerahkan dirinya ke polisi. Artinya, ibu Jennie bisa mencabut tuntutan sesuka hatinya.

Flashback end

***

Tok! Tok! Tok!

"Jennie! Bangun! Ini sudah pagi! Hey cepatlah banguuuun!!!" teriak Jimin histeris di depan kamar Jennie. Ya, bukan Jimin namanya kalau tidak berisik.

"Si ketat itu selalu berisik," kesal Jennie sambil menutup telinganya dengan bantal. Dia tidak bergeser seinci pun dari ranjangnya.

Menyadari teriakannya tidak di gubris oleh Jennie, Jimin memutar otaknya. Alhasil dia mendapatkan satu ide yang pasti akan membuat Jennie bangun.

Tak lama Jennie mencium aroma yang tak asing baginya. Aroma kegagalan para barista,

"Astaga! Kopi Ku hangus?!" Jennie langsung terperanjat dari ranjangnya. Ia sangat panik. Jimin tau rahasia itu karena Jennie pernah menceritakan itu saat masih di cafe.

Jennie berlari keluar kamar dan menyadari sesuatu. "Ini bukan cafe lagi, kenapa ada aroma ini?" heran Jennie. Dia berjalan menuju sumber aroma itu. Ternyata dari dapur dan si ketat tepat berada di depannya. "Hey! Apa yang kau lakukan dengan kopi ku?" tanya Jennie sedikit kesal.

"Membangunkan mu," jawab Jimin santai lalu mematikan kompornya.

Jennie memutar kedua bola matanya malas. Tak sengaja Jennie melirik meja makan yang sudah penuh dengan roti dan kopi. "Kau yang menyiapkan ini?"

"Tentu saja, sayang."

"Kalau begitu aku mandi dulu," Jennie bergegas mandi.

Setelah itu dia kembali ke meja makan untuk menyantap makanan itu. Pertama-tama ia meminum kopi buatan Jimin dengan ragu. Dan benar saja, keraguannya akan rasa kopi itu terjadi.

"Tidak enak ya?" sahut Jimin melihat Jennie yang hanya menyeruput sedikit kopinya.

"Lumayan, hanya komposisinya kurang pas." Jennie berusaha tersenyum dan menikmati kopi itu untuk menghargai Jimin. Dia meneguk habis kopi yang sangat pahit itu dengan memperlihatkan ekspresi seakan-akan rasanya enak. Jika Jennie tidak melakukan itu, Jimin akan sangat sedih bahkan menangis. Dasar bocah.

Setelah itu Jennie mengambil dua lembar roti tawar dan mengoleskannya dengan selai strawberry yang sangat banyak lalu memakannya dengan lahap agar rasa pahit itu cepat-cepat hilang dari lidahnya.

Sweet Season (Yoongi X Jennie)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang