30. Belum Semuanya

252 41 28
                                    

Ia kini membeli rokok dan kopi Americano lalu membawanya ke jembatan. Di bawah jembatan itu terdapat rel kereta. Sesekali kereta juga berlalu lalang di sana. Pemandangan yang menenangkan bagi Jennie. Hanya dia yang berada di jembatan itu saat hampir tengah malam.

Saat hendak menyalakan rokok itu, tiba-tiba ada yang mengambil rokoknya lalu membuangnya.

Tentu itu langsung menyulut emosi Jennie. "Apa-apaan kau..."

"Kau gila? Kenapa kau malah merusak tubuhmu? Aku tahu kau sedih tapi jangan seperti ini," omel tn. Namjoon sambil merampas sekotak rokok milik Jennie dan membuangnya ke tempat sampah. "Aku sudah lama mencarimu, ayo ikut aku." tn. Namjoon menggandeng tangan Jennie.

"Kemana?" tanya Jennie yang kini dengan pasrah mengikuti tuntunan tn. Namjoon.

"Ada sesuatu," jawab tn. Namjoon singkat.

Seorang pria yang sedari tadi mengikuti Jennie kini menghampiri tempat Jennie berdiri tadi. Terdapat balon yang diikat pada pagar pembatas. Pria itu memegang balon itu dan memperhatikan gambar yang ada disana. Dan air matanya menetes. Walau hanya satu tetesan, itu sangat mendalam.

Pria terus mengikuti mereka sampai di dalam kereta. Dia duduk di balik kursi tn. Namjoon ke mana saja? Di studio tn. Andrew, kau tidak ada. Aku juga tak bisa menghubungimu dan aku tidak tau rumahmu di sini." Dia masih terus mengomel.

"Darimana kau tau aku sedang sedih?" Jennie merasa ada kejanggalan di sini. Apa dia masuk ke dalam rencana lagi?

"Dari balon pink tadi,"

"Lalu dari mana kau tahu aku di sini?" dia masih berusaha menyelidikinya.

"Aku akan kembali ke Korea karena tidak menemukanmu. Tapi, tak sengaja aku melihatmu berjalan menaiki tangga menuju jembatan itu. Kenapa kau sangat posesif begitu," tn. Namjoon menyeruput kopi milik Jennie yang belum sempat diminum tadi. Pertanyaan Jennie membuatnya haus.

"Aku terjebak sebuah rencana yang membuatku kehilangan semuanya. Jimin, Jungkook, bahkan Yoongi." Kata Jennie yang juga mengiris hati pria di balik kursi mereka.

Tn. Namjoon memegang punggung tangan Jennie. "Belum, belum semua."

Jennie menatap heran Tn. Namjoon. Kenapa dia jadi sepeduli ini tanpa iming-iming uang?

Setelah satu jam, Jennie dan Namjoon sudah berada di kota Oxford. Mereka melanjutkan perjalannya dengan berjalan kaki sampai berhenti di sebuah rumah minimalis dengan dominan warna putih.

"Rumah siapa ini?" tanya Jennie heran.

"Ayo masuk,"

Mereka berdua memasuki rumah itu. Walaupun hanya sepetak , desain rumah ini terlihat sangat indah. Terdapat dapur kecil dan dilengkapi meja makan yang tak terlalu besar. Lalu ditengah ruangan terdapat sofa letter L dan meja oval yang juga tak terlalu besar dan disebelahnya ada piano berwarna putih dan kursi kecilnya. Lalu terdapat tangga yang menghubungkan ke kamar. Di sebelah ranjang terdapat dengan shower dan wc duduk. Di kamar itu juga terdapat meja dan lemari pakaian. Dan semua itu tidak dibatasi dengan pintu. Hanya pintu untuk masuk dan keluar dari rumah itu. Perabotan di rumah itu juga terlihat cukup lengkap.

"Waah... " Jennie sangat takjub melihat isi rumah itu.

"Sebenarnya tempat ini kupersiapkan untuk Kim Seok Jin sebagai hadiah karena kemampuannya bisa menarik banyak murid baru. Namun ternyata, dia harus pergi. Waktu itu rumah ini masih kosong. Karena aku tahu kau adiknya, jadi aku membuatkan ini." jelas tn. Namjoon.

"Perabotan selengkap ini juga darimu?" kata Jennie menyentuh beberapa perabotan disana.

"Perabotannya ku dapat dari uang pemberian Jungkook. Aku tidak sebrengsek yang kau kira. Aku tak gila harta."

Sweet Season (Yoongi X Jennie)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang