7. Latihan 3

388 53 7
                                    

"Kau memiliki ibu dan juga kakak. Kenapa kau tak pernah cerita padaku?" Jungkook menatap dalam mata Jennie. Sedangkan Jennie berusaha memutus kontak dengan pria itu.

"Aku..."

"Sepulangku nanti, jelaskan semuanya," Jungkook beranjak pergi lagi. Meninggalkan Jennie yang masih terpaku ditempatnya. Dengan ekspresi datar yang hanya diperlihatkan di luar lingkungan sekolah.

***

Alunan piano membawa lagu dari awal sampai berhenti sempurna di akhir nadanya.

"Sempurna, kau tinggal menunggu harinya saja," Yoongi berjalan ke arah meja yang berada tak jauh darinya. Ia mengamati kalender duduk yang ada diatasnya. "Satu minggu lagi,"

Yoongi mengerutkan dahinya saat melihat ekspresi datar Jennie. Nada semangat dari Yoongi tak sedikitpun dihiraukannya. Yoongi kembali berdiri di samping Jennie. "Kau pasti bisa," kata Yoongi menyemangati Jennie lagi.

"Kau tidak mengerti Yoongi," perlahan Jennie menitihkan air matanya. Pandangan masih kosong, namun pikirannya mengantarnya untuk mengingat detik-detik kematian kakaknya di atas piano tepat di hari ujian kelulusannya dan diakhir permainannya.

"Oh iya, ibumu sering mengirimkan surat untukku dan diakhir kalimatnya ia sering menyemangatimu," kata Yoongi mencoba mengalihkan perkataannya. Ia tidak pandai menenangkan gadis yang menangis.

Jennie mengalihkan pandangannya pada Yoongi yang sedang tersenyum tak jelas sambil menatap lurus ke depan. "Aku jadi merindukan wanita cerewet itu," Yoongi kemudian terkekeh saat mengingat dirinya yang selalu diserang omelannya.

"Ibuku? Untuk apa dia mengirim surat untukmu?" heran Jennie sambil berharap dalam hati agar Yoongi bisa mengingatnya.

"Ya karena aku sangat dekat dengannya bahkan kakakmu juga,"

"Bagaimana bisa kau dekat dengannya? Kenapa ibuku tak pernah cerita apa-apa? Kau juga kenal dekat dengan kakakku, ceritakan semuanya Yoongi!!" Jennie bangkit dari duduknya menghampiri Yoongi.

Yoongi mulai merasakan pusing. Ia selalu merasa seperti setiap lawan bicaranya membahas hal yang mengharuskan mengingat lebih dalam dan menjelaskannya."Ibu siapa yang kau maksud? Aku tak mengerti," Dan dia sering melupakan kalimat yang baru saja ia katakan sendiri.

Jennie mendorong tubuh Yoongi karena kesal.

Yoongi malah menangkup pipi Jennie lalu mengamati wajahnya sambil tersenyum tipis.

"Kau menunjukkan ekspresi kesukaanku. Kau terlihat sangat cantik sekarang. Mirip seseorang..."

"Sssstttt..." Jennie menghentikan perkataan Yoongi dengan jari telunjuknya. "Aku tak mau dengar omong kosongmu lagi," Jennie melepaskan tangan Yoongi dari pipinya lalu duduk kembali untuk memainkan piano kesayangannya. Jennie kembali memainkan instrumen sakura-sakura.

Yoongi menghampiri Jennie. "Kau sangat kesal ya?"

Jennie masih fokus bermain piano.
Perlahan tangan Yoongi merambat menyentuh tangan Jennie agar dia mengehentikan alunan pianonya.

"Kau penasaran denganku?" tanya Yoongi lagi.

"Tentu saja! Kau datang dan sering mengatakan hal aneh, kau siapa? Cepat katakan!" omel Jennie.

"Pulang latihan nanti ikutlah denganku," kata Yoongi.

"Kenapa tidak kau katakan sekarang?"

Yoongi lebih mendekat lagi pada Jennie hingga mereka bisa merasakan hembusan nafas satu sama lain.

"Karena..."

"Hey! Apa-apan kau?! Beraninya kau mencium milikku!" potong Jimin yang tiba-tiba datang.

Sweet Season (Yoongi X Jennie)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang