Pekerjaan Bian

45.4K 1.3K 6
                                    

Bian duduk di samping ranjang Raisa, saat Raisa sedang mengetik sesuatu di HP nya, masalah pekerjaan. Malam tadi Bian tidur di Apartemennya Raisa seperti malam-malam sebelumnya. Melihat Raisa yang hanya menggunakanBathrube nya saja karena habis mandi, timbulah niat jahil Bian.

Bian dengan nakalnya menciumi leher Raisa yang terekpos polos karena dia mengikat rambutnya ke atas.

"Bian jangan jahil deh." Seru Raisa. Tapi Bian tidak menghiraukannya, kini tangannya sudah masuk membelah celah dari Bathrube Raisa. Di putar-putarnya jarinya di puncak milik Raisa, Raisa berkali-kali memukul tangan jahil Bian tapi Bian tidak menggubris, dengan spontan Bian langsung mengarahkan wajahnya ke dada Raisa dan memasukkan puncak dada Raisa ke mulutnya, Di emutnya milik Raisa dengan pelan, dimainkannya dengan lidahnya membuat Raisa yang tampak marah tadi menjadi terbuai sampai mendesah.

Bian yang merasa mendapatkan akses, langsung dengan cepat melucuti pakaian dia dan membuka jubah mandi Raisa. Mereka semakin menjadi-jadi, Kini tangan Raisa juga sudah menjelajahi tubuh kekar Bian. Entah siapa yang mencium duluan tapi kini bibir mereka saling melahap satu sama lain dengan rakus dan tanpa henti, seolah tidak ada hari esok lagi. Bian pun membaringkan Raisa ke ranjangnya, desahan demi desahan keluar dari mulut Raisa yang kini sedang di jamah tubuhnya oleh Bian. Tangan Bian kini sudah menyentuh area sensitif bawah Raisa memainkan jarinya keluar masuk di dalam sana. 

Napas mereka terengah-engah, Bian yang sudah merasa Raisa sudah siap langsung sama memposisikan miliknya untuk segera masuk ke dalam milik Raisa yang sudah basah.

Dan ketika sudah masuk seutuhnya , Raisa menghembuskan nafasnya seolah merasa lega. Dan ketika Bian mulai bergerak barulah desahan demi desahan itu kembali keluar dari mulut mereka masing-masing. Seolah tidak ada hari esok mereka menyatukan diri mereka lagi dan lagi di antara pelepasan yang mereka lakukan.

***

Sesampainya Raisa di kantor. Dia langsung fokus bekerja karena memang hari ini dia ada presentasi di depan Manager Senior. Bian sendiri sibuk menyelesaikan Desainnya, lalu dia mengirim ke beberapa Klien termasuk Lintang. Setelah selesai dia langsung pergi menuju tempat Klien pertama. Bian pun pergi ke sebuah Restauran yang sudah dia pesan, seperti biasa Bian lebih suka membahas perkerjaan di Restauran ini, tempat nya, View nya, makanannya, minumannya, semua cocok dengan lidah Bian, terlebih lagi ini tempat temannya, walaupun temannya saat ini tidak berada disini, tapi mensukseskan usaha teman kan dapat berkah.

Klien pertama bernama Bambang, pria ini ingin membuat ruangan untuk kerja di rumah, sekalian mendesain Perpustakaan di kampus tempat Bambang mengajar. Bian menjelaskan secara detail konsep yang dia buat, dan Bambang mendengarkan dengan seksama. Dia sangat setuju dan merasa satu pemikiran dengan Bian. Setelah cocok mereka menentukan bahan yang akan di pilih, lalu menentukan tanggal pembangunan, dan menentukan target pembangunan sampai selesai. Merasa oke dan klop, akhirnya mereka setuju, Bian menawarkan makanan untuk Bambang, dan Bambang menerima tawaran itu. Bian sendiri hanya meminum kopi nya, soalnya dia ada janji makan siang dengan klien satunya, yang bernama Lintang.

Setelah selesai pertemuan dengan Bambang, seseorang kembali datang , dia masih tahap pengenalan dengan Bian, Klien kali ini wanita, kalau engga salah nama nya Siska.

"Mas Bian ya ?" Ucap wanita itu.

"Iya, Siska ya." Wanita itu mengangguk.

"Duduk, nggak jauh kan tempat nya ?" Tanya Bian ramah.

"Nggak kok Mas, dekat dari tempat aku."

"Jadi kamu mau Desain kamar kamu ya ? Ada referensi nggak ,atau bayangan gitu yang kamu mau, nanti biar aku menyusaikan dengan yang kamu inginkan ?"

"Gini Mas, aku mau kamar aku di rubah sekarang kan kalau dilihat sangat sempit padahal lumayan luas, aku juga mau ditambahin kamar mandi di dalamnya Mas, untuk temannya aku mau serba kuning gitu mas, tapi ada gambar-gambar bunga Lily. Cuma nggak usah full gitu seadaanya aja, jadi seperti penghias. Kira-kira mas masuk nggak dengan yang aku jelasin tadi ?"

"Iya gampang kok itu, nanti aku suruh anak buah aku ke lokasi tempat kamu mau foto tempatnya sama ukur. Kalau sudah nanti aku akan buatkan Desainnya, terus aku langsung kirim email ke kamu. Ngomong-ngomong kamu mau pesan apa ? Mau makan sekalian, biar aku pesanin, nanti aku yang traktir, makanan sama minuman disini enak-enak kamu bisa pilih." Tawar Bian.

"Boleh Mas, aku mau Cemilan aja sama minumannya." Lalu Bian memesankanya untuk Siska.

Mereka pun memakan pesanannya dan saling mengobrol tentang desain yang ingin di buat.

"Oke kalau begitu, besok atau lusa anak buah saya ke rumah kamu untuk lihat kamar kamu, setelah saya buat desainnya dan kamu bisa langsung memilih bahan yang cocok, terus kita bisa menetapkan tanggal pembangunan. Gimana menurut kamu , oke ?"

"Oke Mas, kalau begitu Siska pulang dulu ya Mas, sampai ketemu besok atau lusa, oh iya terima kasih traktirannya Mas, nanti gantian Siska yang traktir Mas lagi ya kalau ada waktu."

"Boleh-boleh, di tunggu ya Siska." 

Siska pergi dan Bian membersihkan berkas nya, jam sudah menunjukkan pukul 12 lewat, seharusnya Lintang akan datang sebentar lagi mereka janjian jam setengah 2. Sebelum itu Bian membereskan semua nya terlebih dahulu dan menyiapkan untuk pertemuan selanjutnya.

Bian memang selalu membangun hubungan yang erat dengan para Klien nya, bahkan terkadang tidak sedikit Klien wanita yang salah paham dengan kebaikan dan keramahan Bian, tapi ujung-ujungnya mereka juga berakhir dengan kecewa karena Bian pandai menolak secara halus semua maksud mereka yang sudah mengarah ke arah mengajak berhubungan lebih jauh.

Bian beralibi bahwa yang dia lakukan selama ini murni semua hanya lah tentang perkerjaan. Jujur saja Bian tidak akan mau menjalin hubungan apapun, apalagi percintaan, dia lebih suka menjalin hubungan bisnis dan banyak mengenal orang-orang  dengan baik karena semua itu pastinya akan sangat berguna untuk perkembangan perusahaanya, tapi untuk urusan percintaan dia akan menolak 100 persen tentang itu. Kalaupun akhirnya dia akan jatuh hati dan menentukan pilihan, sosok yang dia pilih jelas hanya satu, yaitu Raisa Cantika, one the only. But , Bian pun tidak akan mengikat Raisa, karena keyakinan Bian sangat besar untuk tidak menjalin hubungan yang mengikat, termasuk dengan Raisa, karena pada akhirnya Bian tidak mau menyakiti siapapun terlebih lagi Raisa.

Setelah hampir beberapa waktu Lintang datang menghampiri Bian dengan senyuman pepsodent. Bian berdiri dan menyambut kedatangan Lintang. Setelahnya mereka berdua memesan makanan dan saling mengobrol seru sebelum masuk ke urusan perkerjaan.

Setelah memilih bahan, dan menetapkan tanggal pembangunan untuk kantor. Bian dan Lintang akhirnya mencapai kesepakatan tanggalnya.

"Bian, kalau kapan-kapan aku ajak kamu makan keluar kamu mau nggak ? Anggap saja ini traktiran aku ke kamu karena kamu sudah traktir aku beberapa pertemuan ini." Ajak Lintang, yang sedikit was-was takutnya Bian menolak, pastinya dia akan sangat malu.

Bian kemudian tersenyum saat melihat Lintang.

"Ya tentu saja, tidak mungkin aku menolak, aku tunggu ya, kapan saja kamu bisa hubungi aku, aku selalu siap kok." Seru Bian.

"Serius ?" Lintang sangat senang mendengar jawaban dari Bian.

"Iya ." Ucap Bian.

Lintang merasa sangat senang, Bian seolah membuka jalan untuknya, dia semakin yakin kalau Bian juga tertarik padanya.

"Ya udah kalau gitu aku duluan ya, sampai ketemu lagi Bian ."

"Oke, hati-hati di jalan ya Lintang." Ucap Bian. Dan hari ini akhirnya selesai, dia melihat jam tangannya sudah pukul 4 sore, tidak menyangka. Pinggang nya sangat sakit karena banyak duduk, tapi perkerjaanya masih banyak, dia harus kembali ke kantor dan membuat jadwal untuk setiap perkerjaan nya. Bian memang banyak bekerja sendiri, mulai dari pemasaran, ketemu klien, melihat lokasi, memilih bahan, bahkan saat pembangunan pun Bian turun tangan semua. Ada karyawan tapi kan Bian baru membangun tempat ini, jadi dia tidak mau ada komplain ataupun kesalahan di setiap perkerjaan yang 100 persen itu adalah tanggung jawab nya, jadi dia harus totalitas dengan perkerjaanya.


***

Repost : 06 April 2021

Friend Zone ! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang