Raisa dan Frans telah bertunangan 2 bulan yang lalu. Akhirnya Raisa memilih Frans untuk mendamping nya, dan juga anaknya nanti. Frans dengan besar hati menerima anak ini, dengan besar hati menerima dirinya yang tidak suci, dengan besar hati menerima mereka berdua dari segala hal yang sudah Raisa ceritakan pada Frans.
Flashback.
"Mas, kamu ingat pria yang pernah berpapasan dengan kamu di depan Apartemen." Ucap Raisa.
"Iya , aku ingat ."
"Dia adalah pria yang aku cintai, dia adalah ayah dari anak ini, dan dia yang telah menghilang meninggalkan ku begitu saja, tanpa kabar sama sekali." Ucap Raisa,
"Kau ingin memberitahukan nya ?" Tanya Frans.
"Percuma, dia pasti tidak menginginkan bayi ini, dia tidak mau memiliki ikatan dengan ku Mas, dia juga tidak percaya dengan yang namanya komitmen, dia juga menghilang karena aku memaksanya untuk bersama ku, dia tidak mau menerimaku makanya dia menghilang."
"Apakah aku yakin alasanya hanya karena itu ? Kau sudah mencari tahu asalan sesungguhnya ?"
"Untuk selama ini hanya itu yang dia utarakan padaku, hanya tentang ikatan yang sulit untuk dia jalani."
"Aku harap kau bersabar Raisa, disini ada aku. Aku akan terus mendukungmu dan berdiri di sampingmu. Jika memang dia pria sejati dia akan kembali dan bertanggung jawab untuk anaknya serta dirimu, tapi jika tidak, aku bersedia untuk hal itu, karena jujur aku sudah jatuh hati padamu terlalu dalam."
Jujur Raisa tidak dapat membendung air matanya saat itu, bagaimana mungkin Frans mau bertanggung jawab untuk sesuatu yang tidak dia lakukan.
"Aku tidak mau mas menjadi aib untuk kamu dan keluargamu, kamu memiliki masa depan yang cerah, kamu bisa mendapatkan siapapun yang lebih baik dari aku."
"Aku menginginkanmu Raisa bukan orang lain, kau yang mampu membuatku merasakan namanya jatuh cinta, hari-hari ku indah bersamamu."
"Tapi Mas, sampai sekarang pun aku masih begitu mencintai ayah dari bayi ini, aku tidak bisa melepaskannya, dia segalanya bagiku."
"Itu hanya masalah waktu Raisa, dan jika dia kembali dan berniat untuk bertanggung jawab aku akan melepaskanmu, tapi aku mohon selama dia belum kembali dan selama aku masih bisa berusaha untuk mendapatkanmu, biarkan aku berusaha, aku pastikan kau akan melupakanya dan memilih aku, ini bukan tentang siapa yang lama mengisi hatimu Raisa, tapi ini tentang siapa yang berjuang untuk cinta mu, dan itu adalah aku, dan aku yakin kamu tercipta untukku."
Raisa tidak bisa berkata apa-apa lagi, Frans hanya menarik Raisa ke pelukannya , dan Raisa hanya menangis di pelukanya.
Flashback Off.
Lalu setelah 100 persen Bian menghilang tanpa jejak, bahkan Chat terakhir Raisa pun masih dalam keadaan centang satu. Raisa meyakinkan dirinya sepenuh hati untuk melupakan Bian. Dan menerima Frans dengan sepenuh hati, meskipun tetap ada ruang kosong yang akan selalu kosong karena itu adalah tempatnya Bian seorang yang tidak akan pernah tergantikan.
Setelah semuanya perlahan berjalan normal seperti sedia kala, 2 bulan lalu Frans akhirnya melamar Raisa, dan Raisa tanpa ragu menerima nya, karena jelas selama ini orang yang berada di samping Raisa hanyalah Frans. Semua hadir dalam acara lamaran besar yang Raisa dan Frans laksanakan, termasuk orang tua Bian. Mereka turut senang meskipun tampak keganjilan yang terlihat di mata mereka. Mereka bahkan tahu Raisa tengah hamil tapi bedanya mereka tidak tahu Raisa hamil anak Bian. Karena pertunangan ini memberikan isyarat besar kalau Frans lah ayah dari anak yang di kandung Raisa. Raisa pun tidak pernah menanyakan Bian dengan siapapun lagi, termasuk kedua orang tua Bian, bahkan Raisa pun tidak pernah menelepon atau mengirim Chat kepada Bian lagi. Karena 2 bulan lalu nomor Bian masih tidak aktif, dan ratusan Chat nya masih centang 1.
Semua harapan yang Raisa harapkan ke Bian perlahan menghilang, bahkan mengarah ke benci. Rasa kecewa itu mendominasi, dan mungkin akan tetap seperti itu untuk kedepannya.
Frans memberikan Raisa kebahagian, senyuman, kenyamanan, Frans memberikan segala hal yang membuat Raisa aman, dan bahagia. Bahkan Frans dan juga Mamanya sangat menyayangi janin yang saat ini Raisa kandung, mereka memberikan segala perhatian yang bahkan Raisa tidak sangka dia pantas untuk menerimanya.
Mereka berencana untuk menikah setelah Anak Raisa lahir, mungkin ketika anak nya berumur 1 tahun, atau ketika waktu yang di anggap pas. Raisa menolak untuk menikah cepat, meskipun itu untuk anak nya. Dia tidak mau. Frans sempat kecewa karena dia tidak ingin anak Raisa tidak memiliki ayah dan tidak terdaftar nantinya. Tapi itu keputusan Raisa dan Frans tidak mau memaksanya. Mama Frans sendiri mengetahui tentang anak itu, Raisa tidak mau ada kebohongan sedikitpun di dalam hubungan ini, sedikit pun. Karena itu dia sangat terbuka untuk hubungan ini, termasuk kebenaran tentang anak nya, tapi tidak untuk khalayak luar, ini hanya di ketahui oleh orang terdekat saja.
***
"Mas, yang ini bagus ?" Ucap Raisa kepada Tunangannya, Frans.
"Bagus, tapi ini warna kuning, kamu yakin tidak terlalu mencolok untuk kamar anak kita nanti ?"
"Iya juga sih Mas, tapi aku suka dengan warnanya."
"Ya sudah nanti coba kita bicarakan dengan Desainer ya." Ucap Frans. Mendengar nama Desainer jujur saja membuat gejolak di hati Raisa, segala yang masih berhubungan dengan Bian selalu berpengaruh besar untuk Raisa.
Frans yang sadar langsung merangkul Raisa, dan mengajaknya keluar dari toko itu.
"Sayang, nanti Mama mau kesini, katanya kan kamu lahiran sebentar lagi jadi dia akan merawat kamu sampai kamu lahiran."
"Tapi kan nanti merepotkan Mas, sudah jangan dulu datang nanti saja kalau sudah mau H-5, kasihan Mama Mas."
"Kamu yakin ?" Tanya Frans.
"Iya Mas, aku yakin."
"Oke, nanti aku bilang sama Mama."
"Bilang sekarang saja Mas, biar aku yang bicara sama Mama, sudah lama aku tidak bicara sama Mama kamu ."
"Oke aku telepon ya." Raisa mengangguk.
"Halo Ma ?"
"Hai, halo calon menantu Mama tercinta."
"Mama lagi apa ?"
"Ini lagi sama Pasien Mama. Sebentar ya sayang."
"Bi, saya kesana dulu ya, kamu duduk saja disini, calon menantu saya yang barusan saya mau ceritakan sama kamu lagi telepon, nanti kita bicara lagi ya, Bi." Terdengar suara Mama Frans yang bicara di seberang telepon dengan seseorang.
"Oke Dok." Ucap samar seseorang yang diajak bicara dengan Mama Frans.
"Ada apa sayang ?" Mama Frans sudah bicara lagi dengan Raisa.
"Begini Ma, kata Frans. Mama mau kesini ya ?"
"Iya, benar kan mau jagain kamu.
"Nggak usah Ma, nanti aja ketika aku mau lahiran, Mama kan lagi sibuk, banyak Pasien juga, aku nggak mau ganggu Mama, merepotkan nantinya."
"Sayang, nggak kok kamu nggak merepotkan, lagipula pasien Mama kan akan ada jadwal nya semua, dan Mama juga memiliki Dokter yang akan menggantikan Mama."
"Tapi Ma, jangan deh, nanti aja sekitar H-5 mau lahiran ya, lagian kan Raisa lahirannya Sesar jadi waktu nya bisa di prediksi."
"Kamu yakin sayang ?"
"Iya Ma."
"Ya udah deh mau diapain lagi, kalau calon menantu Mama maunya gitu."
"Ngomong-ngomong, Mama lagi sama Pasien ya ?" Tanya Raisa.
"Iya sayang, eh dia orang Indonesia loh, dan dia memiliki cerita yang sedih tentang hidupnya, Mama sampai nangis loh Sa, katanya dia merelakan seorang yang dia cinta agar orang itu nggak terbebani dengan penyakit dia. Sumpah ya, ini lah yang paling Mama nggak suka kalau jadi Dokter Spesialis Tumor dan Kanker, karena mereka pasti selalu memiliki cerita sedih."
***
Repost : 08 April 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Zone ! [END]
Romance"Bian,,, ahh Bi, Stop, kamu engga pakai pengaman, don't come inside me, or i will kill you. ?" Ucap Raisa saat Bian menghentakkan miliknya dengan hebat ke dalam milik Raisa berkali-kali dengan keras. "You very tight, Sa., I Can't hold it, oh shit, i...