Setelah beberapa hari dari malam makan malam itu semua tampak sama saja antara Raisa dan Bian, karena Bian sampai sekarang pun tidak tahu tentang Raisa yang pergi dengan pria lain malam itu. Dan untuk Frans sendiri memang dia sangat berusaha untuk mendapatkan hati Raisa dengan memberikan banyak perhatian yang tidak bisa Raisa dapatkan dari Bian.
Di dalam Apartemennya Raisa.
"Ini anak kemana sih, di telepon nggak di angkat-angkat." Ujar Raisa saat menatap layar HP nya yang sedang menelepon Bian.
Di suatu tempat.
"Bagaimana keadaanmu ?" Tanya seseorang wanita dari sambungan telepon.
"Baik."
"Apakah pernah kambuh ?"
"Tidak, aku baik-baik saja."
"Jangan membohongiku, sudah berapa lama kamu tidak check up, Dokter Opi bilang dia tidak ada data medical check up kamu untuk beberapa bulan ini."
"Aku tidak apa-apa, untuk apa aku check up, sangat menyusahkan."
"Kamu jangan main-main penyakit kamu serius, kamu harus sering check up, entah saat kamu sakit ataupun tidak, itu menjadi keharusan untuk pasien seperti kamu."
"Seperti aku ? Apa maksud kamu ? Seperti aku yang akan mati, itukah maksud mu ?"
"Kenapa kamu bicara seperti itu, bukankah selama ini kita berusaha berobat kesana kesini karena untuk menghindari hal itu, jadi kenapa kamu bicara seperti itu ?"
"Aku sudah tidak perduli, sudahlah jangan membahasnya lagi, aku malas. Dan aku baik-baik saja."
"Kamu tahu kan penyakit mu sangat bahaya ?"
"Aku sudah tidak merasakan sakit lagi di kepala ku, jika itu terjadi lagi baru aku akan cek, jangan terlalu over."
"Kamu cek ketika kamu sakit ? Apakah itu masuk akal, kita harus mencegahnya, kamu harus rutin untuk pemeriksaan."
"Aku aku menghubungi mu kalau aku merasakan ada yang aneh, jangan sering telepon kau sangat cerewet, aku mengerti kondisi tubuhku ." Lalu sambungan telepon internasional itu mati.
***
Bian , Raisa, Lintang.
Mereka sedang berada di salah satu Restauran di dekat kantor Raisa. Mereka sedang istirahat makan siang untuk membahas pembangunan kantor.
Saat ini memang Bian setiap hari ke kantor nya Raisa karena dia sudah masuk ke tahap pembangunan. Raisa asik melihati HP nya yang saat ini sedang chat dengan Frans, mata Bian tidak luput dari Raisa, bibir nya senyum-senyum, di dalam hati nya bertanya-tanya siapa yang membuat Raisa seperti itu.
"Raisa kamu dari tadi senyum-senyum sendiri, lihat tu makanan kamu dingin." Ucap Lintang.
"Iya kalian juga makan lah." Ucap Raisa. Raisa sama sekali tidak menatap Bian.
"Bian ?" Panggil Lintang.
"Iya."
"Mau nggak malam minggu besok kita Dinner, kamu ingat kan aku pernah hutang makan malam sama kamu , gimana kalau malam minggu besok ?" Tanya Lintang, Raisa yang tadinya seolah tidak terganggu akhirnya merasa terganggu, dia langsung meletakkan HP nya dan melihat Lintang lalu melihat Bian, Bian sekilas melihat ekspresi dari Raisa.
"Oke, aku jemput kamu ya di rumah." Ucap Bian. Lintang langsung tersenyum ceria.
"Kamu serius ?" Lintang masih tidak menyangka, tiba-tiba saja Lintang memegang tangan Bian . Hati Raisa merasa sakit melihat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Zone ! [END]
Romance"Bian,,, ahh Bi, Stop, kamu engga pakai pengaman, don't come inside me, or i will kill you. ?" Ucap Raisa saat Bian menghentakkan miliknya dengan hebat ke dalam milik Raisa berkali-kali dengan keras. "You very tight, Sa., I Can't hold it, oh shit, i...