"Selamat ya Raisa, selamat Bian." Ucap para teman kantor nya yang datang.
"Oh sayang ku, selamat ya, aku nggak nyangka loh kamu ternyata punya cerita sama Bian, kok selama ini nggak ada cerita sih, kan aku jadi malu." Ucap Lintang.
"Biar buat kamu terkejut, makasih ya Lintang udah mau datang kesini." Ucap Raisa sambil memeluknya.
Lalu ketika Frans datang menghampiri Raisa, semua sedikit mundur termasuk Bian, walau bagaimana pun Frans seorang yang istimewa untuk Raisa, dan dia akan tetap menjadi bagian dari Raisa, dan tentu saja Bian akan menerima Frans dalam keadaan apapun.
"Selamat ya wanita ku." Ucap Frans, sambil menggenggam tangan Raisa. Raisa pun tersenyum sambil menggenggam tangan Frans, di lihatnya jarinya sudah terpasang cincin yang diberikan oleh Bian. Tapi siapa di sangka kalau tangan satunya cincin yang diberikan oleh Frans masih terpasang indah juga.
"Kau , akan tetap terukir di hatiku, dan juga hidup ku, kau sahabat ku, teman ku, kakak ku, pelindung ku, cinta ku, tanpa mu Mas, aku tidak tahu apa yang akan terjadi di hidup ku. Maaf telah menggoreskan luka yang teramat dalam di dalam hidupmu Mas."
"Tidak ada luka Raisa, tidak ada rasa sakit di hatiku barang sedikit pun, tidak ada. Aku tidak merasakan kehilangan mu, kau tetap di hati dan hidup ku, cinta tidak harus berarti kita hidup di atap yang sama dan terikat hubungan , aku mencintaimu tulus dan ikhlas, hidup lah bahagia Raisa, apapun yang terjadi nantinya di kemudian hari, tetap lah hidup dengan bahagia." Ucap Frans, Raisa mengangguk sedih. Lalu dia memeluk Frans.
Setelah itu mereka semua kembali ke acara perayaan makan malam ini. Raisa dan Bian tidak berhenti saling menatap, saling menggenggam tangan erat.
"Sa ?"
"Iya, Bian."
"Jika nanti, jika nanti kalau aku nggak ada , aku harap kamu akan hidup bahagia sama Frans." Ucap Bian, Raisa langsung melepaskan tangan Bian dan menatap nya tajam.
"Tidak ada kata jika, tidak ada kata aku hidup tanpa mu, jika tuhan lebih memilih untuk mengambilmu dari sisiku, itu berarti tuhan lebih mencintaimu, dan aku lebih memilih untuk hidup berdua dengan anak ku, kau akan tetap berada di posisi mu selama nya sebagai suami ku, tidak akan ada yang menggantikannya, tidak akan pernah, terlebih lagi cukup untuk Mas Frans terjebak dalam kisah cinta yang menyakitkan untuknya." Ucap Raisa.
"Tapi Sa, aku hanya masih berharap kau bersama Frans, karena hanya dia yang bisa menjagamu kelak ?"
"Bian, kalau kamu bicara itu lagi, aku nggak mau nikah sama kamu, aku mau pulang sekarang."
"Iya, iya udah maafin aku, aku nggak akan bicara gitu lagi."
"Janji ?" Seru Raisa.
"Janji, sayang. Udah jangan marah ya, aku minta maaf." Ucap Bian. " Udah lanjut makan nya, kasih dedek makan yang banyak ya." Sambung Bian lagi. Raisa tersenyum dan kembali makan.
Kembali nya mereka ke hotel.
"Kalian berdua jangan terlalu capek ya, ingat pernikahan di laksanakan 3 hari lagi, jangan sampai kelelahan, apalagi kamu Raisa, nanti kamu ada apa-apa, Mama nggak mau lihat kamu kelelahan , kamu banyak istirahat ya, nanti urusan pernikahan akan Mama yang urus sampai selesai, lagi pula acaranya kan kita pakai WO jadi semua akan berjalan lancar."
Ya mereka telah menetapkan pernikahan dengan cepat sebelum tadi pulang ke Hotel. Karena tidak mau menunda lagi, terlebih lagi melihat kondisi Bian yang semakin parah Bian juga tidak mau menunggu lama.
"Iya Ma, kalau gitu Raisa masuk duluan ya Ma, Bian kayaknya udah capek banget nih."
"Iya Ma, Bian masuk ya."
"Ingat jangan capek-capek." Mama nya mengatakan lagi, kali ini memberi tanda mata nya di sipitkan, seolah ada sesuatu dari kata 'Capek'
Bian hanya menggelengkan kepalanya.
Bian dan Raisa masuk ke kamar.
"Capek ya sayang ?" Tanya Raisa.
"nggak kok, kenapa kamu capek ya Sa, udah tidur gih."
"Nggak juga, di lamar seromantis itu aku nggak akan capek lah." Raisa mengganti pakaianya. "Aku kagum sama kamu, kapan kamu merencanakan semua itu Bi ?"
"Cepat kok, lagian banyak yang bantu, termasuk Frans."
"Aku masih nggak nyangka tau nggak Bi, kamu bisa melakukan itu."
"Aku bisa kok melakukan banyak hal lagi untuk kamu sama anak kita, asal kalian bahagia."
"Nggak perlu Bi, asalkan kamu selalu di samping aku, aku nggak perlu kamu melakukan apapun untuk aku Bi."
"Sini deh, aku mau peluk kamu." Bian menyuruh Raisa berbaring di sampingnya.
"Sa, aku cinta banget sama kamu. Aku nyesal Sa, kenapa nggak dari dulu aku lakukan ini untuk kamu, yang aku lakuin cuma bisa nyakitin kamu terus."
"Sudahlah Bi, yang lalu jangan di bicarakan lagi, yang jelas sekarang kamu ada di samping aku itu udah cukup kok."
"Makasih banyak ya Sa, makasih udah mencintai aku dan memilih hidup sama aku."
"Aku yang terima kasih sama kamu Bian, karena kamu udah hadir dalam hidup aku, dan kasih aku anak , kamu membuat aku menjadi wanita paling sempurna Bian, aku akan jadi Ibu, terus aku akan jadi Istri. Aku bahagia banget Bi."
"Hidup aku juga sudah sempurna banget Sa, semua berkat kamu. Aku nggak sabar mau lihat anak kita."
"Sebentar lagi kok sayang, aku kan sesar aku akan lahir tepat di tanggal lahir kamu, kamu ingat kan sebentar lagi kamu ulang tahun."
"Astaga, serius Sa, kamu akan melahirkan anak kita di tanggal lahir nya aku Sa ?"
"Iya, dari awal aku sudah menetapkan tanggal itu Bian. tanggal 09 bulan 12. Itu adalah hari kelahiran anak kita Bian, tepat hari kelahiran kamu."
"Oh Tuhan, terima kasih Raisa, terima kasih, kamu akan kasih aku kado paling special dalam hidup aku, terima kasih sayang."
"Iya sayang, akan aku lakukan apapun demi kamu, Bian."
"Beneran ?"
"Iya dong, kamu mau apa aja akan aku turuti."
"Oke, sip kalau gitu, aku mau kamu Raisa, malam ini. Kan kita udah lama nggak gitu-gitu. Kangen nih ?" Ucap Bian yang tangannya sudah nakal mengelus paha dalam Raisa. Raisa hanya menggelengkan kepalanya, ini anak mau sakit mau nggak kalau masalah mesum nggak akan pernah hilang. Tapi setelah itu Raisa lah yang langsung mencium Bibir Bian terlebih dahulu.
***
Repost : 08 April 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Zone ! [END]
Romance"Bian,,, ahh Bi, Stop, kamu engga pakai pengaman, don't come inside me, or i will kill you. ?" Ucap Raisa saat Bian menghentakkan miliknya dengan hebat ke dalam milik Raisa berkali-kali dengan keras. "You very tight, Sa., I Can't hold it, oh shit, i...