Bian Semakin Marah

37.5K 1.3K 7
                                    

Setelah kejadian itu Bian dan Raisa tidak teguran , dan ini hari kelima mereka saling berdiam diri. Bukan hanya berdiam diri, bahkan sosok Bian pun tidak terlihat sama sekali oleh Raisa, ada rasa khawatir, bahkan rindu, tapi Raisa gengsi untuk menghubungi Bian terlebih dahulu, karena perkataan Bian cukup mendalam untuknya.

"Aku gagal makan malam sama Bian , Sa." Ucap Lintang saat makan siang dengan Raisa. Raisa langsung menatap Lintang.

"Kenapa ?" Tanya Raisa penasaran.

"Nggak tahu katanya dia ada urusan jadi dia harus berangkat, nanti kalau dia pulang dia akan hubungi aku dan ajak aku Dinner."

Urusan ? Berangkat ? Raisa sama sekali tidak tahu. Tapi pantas saja dia tidak melihat Bian sama sekali akhir-akhir ini.

Raisa tiba-tiba berdiri.

"Aku pergi dulu ya, nanti aku telepon." Raisa mengambil tas nya dan juga jaketnya.

"Lah ini makananya belum datang semuanya, Sa." Ucap Lintang.

"Aku lagi buru-buru nih ada yang kelupaan, maaf ya LIntang, aku pergi dulu."

"Oke deh hati-hati." Seru Lintang.

Kemudian dengan cepat Raisa mengambil HP dan kunci mobilnya, di parkiran di dalam mobil dia langsung mencari kontak Bian.

Raisa menelepon Bian, tapi nomornya tidak aktif.

"Apa-apaa sih nih anak, kok bisa-bisanya nomornya nggak aktif, terus pergi nggak kasih tau aku, semarah apapun kamu Bian kamu nggak pernah giniin aku." Seru Raisa kesal. Lalu dia mengetik pesan untuk Bian berharap nanti ketika nomornya sudah aktif Bian akan langsung membaca dan menghubunginya.

To Bian : Kemana sih kamu ? Abis marah terus nggak hubungin aku, terus aku tau kamu pergi dari Lintang, kok kamu gitu sih Bi ?  Maaf kalau aku buat kamu kesal, aku janji nggak akan lakuin itu lagi. Tapi please jangan ilang-ilang gini Bian, aku nggak suka. Kamu buat aku kesal ."

Dikirimnya chat tersebut tapi centang satu, entah kenapa rasa hati Raisa begitu tidak enak.

Malam ini malam minggu , Raisa ingat malam ini dia ada janji dengan Frans untuk Dinner. Dia ingin membatakan karena dia ingin mencari Bian, tapi dia tidak enak karena Frans sangat menantikan malam ini. Dan akhirnya Frans menjemput Raisa di Apartemen nya, mereka segera ke Restauran, Raisa tidka banyak bicara selama di perjalanan pikirannya masih terus memikirkan Bian. Dan Sesampainya mereka di restauran. Mereka menuju sebuah meja yang sudah di pesan, di sana ada seseorang wnaita sekitar umur 50 an sedang duduk anggun sendirian. Mereka datang ke kursi tersebut dan menyapa wanita cantik itu.

"Mom, ini Raisa, Raisa kenalin ini Mama Aku, Mama baru datang dari Singapura." Ucap Frans yang mengenalkan bahwa wanita yang duduk itu adalah Mama nya. Raisa sedikit terkejut karena Frans mengenalkan dirinya kepada Mamanya secepat ini.

"Hai Tante, Saya Raisa." Ucap Raisa yang langsung mengulurkan tangannya ke wanita cantik berusia 50 an itu.

"Hai Raisa, kamu cantik sekali ya, jauh lebih cantik dari yang Frans ceritakan, duduk yuk kita makan." Sapa sang Mama. Raisa membalas dengan senyumannya lalu dia duduk dan segera memesan makanan bersama dengan Frans dan Mama nya. Tidak ada rasa canggung di antara mereka seolah sudah sering bertemu semuanya tampak berjalan lancar, Raisa memang pandai dalam berkomunikasi dan mengambil hati seseorang. Bahkan Frans yang sedari tadi memperhatikan Raisa dan Mamanya bercengkrama dengan santai membuatnya begitu bahagia. Tidak pernah dia menemukan wanita yang dalam masuk ke dalam hidupnya begitu mudah seperti ini, Raisa dengan mudahnya mencuri hati nya bahkan kini Mamanya.

"Baru kali ini loh Frans sampai ngajak Mama nya untuk makan malam sama wanita yang dia ajak kencan ?" Ujar Mamanya.

"Mom, Mama membuatku Frans malu." Ujar Frans yang kemudian di balas senyuman oleh Raisa yang menatapnya.

Friend Zone ! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang