Hari ini tanggal 09-12-2020, adalah hari ulang tahun Suami ku, dan juga ulang tahun anak ku yang ke-1 Tahun.
Suami ku memang tidak ada disini bersama kami tapi cinta dan kasih sayangnya akan selalu tumbuh di hati kami.
Suami ku memang tidak lagi bisa menemani keseharian ku selama satu tahun ini, tidak bisa menggenggam tangan ku, dan mencium ku, ataupun memeluk anak kami, Bian Mahendra.
"Raisa, sayang. Kamu tidur gih, biar Mama yang jaga Bian." Ucap Mama Mertua ku, saat ini aku dan keluarga besar dari suami ku telah pindah ke Bandung, ke rumah yang telah Bian, suami ku siapkan. Setiap seminggu sekali aku dan keluarga Bian selalu mengunjungi Makam keluarga Bian yang memang dibangun khusus di sebuah lahan.
Jujur jika aku boleh bicara aku sangat merindukannya, merindukan belaiannya, tawa nya dan, cinta nya. Tapi aku tahu dia tidak mau aku terus larut dalam kesedihan ini , aku harus menggapai kebahagianku bersama anak kami. Aku tahu cinta kami akan terus tumbuh dan menjadi penguatku untuk membesarkan Bian Mahendra. Ya aku harus kuat dan bertahan sampai saatnya.
Aku memberikan Bian pada Mertua ku, setelah nya aku pergi mandi untuk membersihkan tubuh ku, Bian sangat aktif sekarang, dia begitu lincah dan sudah bisa memanggil Mama walaupun tidak terlalu jelas. Bian juga sudah bisa memanggil Papa juga, aku sering memperlihatkan Video yang Suami ku buat untuk anak nya. Dan Bian anak ku selalu suka dan semangat jika melihat Video Papa nya.
Hari ini aku akan pergi ke makam keluarganya Bian, setelahnya baru ke rumah sakit.
Setelah aku mandi, aku melihat Mama sedang menggendong Bian di balkon kamar ku, dia tertidur lelap karena semalaman ini dia sangat susah untuk tidur, dia sangat aktif malam, dan akan tidur pagi sampai siang.
Aku segera menggunakan baju ku, dan mengambil Bian dari Mama.
"Mama siap-siap dulu ya, nanti setelah kita makan siang terus langsung pergi ke tempat Bian."
"Iya Ma." Ucap ku.
Aku melihat sosok Mama yang begitu tegar, bagaimana bisa dia sekuat itu, kehilangan anak nya bukanlah hal yang mudah, dia adalah sosok panutan yang sangat aku kagumi, aku ingin seperti nya aku ingin menjadi kuat dan tegar untuk Suami ku dan juga Anak ku.
***
Kami telah tiba di Makam keluarga Bian. Terpampang foto memorial di Makam itu, sebuah foto anak kecil yang baru berusia 4 tahun, itu adalah foto dari Kakaknya Bian, yang bernama Bara Mahesa. Di sampingnya ada nenek dan kakeknya dari Bian.
Setelah memberikan karangan bunga, membersihkan tempatnya dan mengirimkan doa, kami pun pergi menuju rumah sakit swasta di bandung. Sudah hampir 6 bulan ini kami selalu rutin datang ke rumah sakit untuk melihat Bian yang masih Koma, semenjak gagal jantung ke tiganya, Bian mengalami koma dan sampai detik ini belum sadarkan diri, tapi karena keputusan keluarga dan yang sudah dipastikan ini juga keingin Bian, akhirnya kami memutuskan untuk membawa Bian ke Bandung dan merawatnya disana. Seharusnya kami disuruh memilih pilihan untuk merelakan Bian, karena saat ini Bian benar-benar hidup dengan penopang bantuan alat medis, bahkan katanya sudah hampir seluruh saraf tubuhnya tidak berfungsi lagi, jika dia harus seperti terus kemungkinan sangat tipis untuk dia hidup dan kembali normal. Tapi apapun itu Raisa dan keluarga akan tetap mempertahankannya dan berjuan, mereka percaya akan keajaiban dan mukjizat.
Sesampainya di rumah sakit bandung kami langsung ke ruangan Bian.
"Sayang kami datang." Ucapku pada Bian.
"Bian, ini Papa ." Ucap ku saat menggendong Bian.
"Papha..Palpa." Ucap nya sangat lucu.
"Bian sayang, aku kesini lagi hari ini, hari ini adalah hari ulang tahun anak kita, juga termasuk hari ulang tahun mu, dan hari ini tadi kami juga sempat mampir ke kuburan Kakak kamu dan nenek, kakek. Sayang sekarang Bian sudah bisa memanggil Mama dan juga Papa, kamu pasti bangga sama dia, dia tumbuh menjadi anak yang pintar dan lincah. Dia banyak meniru kamu, terima kasih untuk setiap video yang kamu buat untuk anak kita , dia menjadi mengenal Papanya semakin jauh. Ini adalah hari besar sayang, kami akan merayakan nya dengan bahagia dan suka cita. Aku tahu kau merasakannya di dalam sana, aku harap kau segera sadar dan kembali ke pelukanku dan juga anak kita, terima kasih karena telah memberikan Bian di dalam hidup ku Suami ku. Suamiku, cintaku. Terima kasih telah mengajarkan cinta sejati padaku, terima kasih telah hadir dalam hidup ku, dan menemaniku, terima kasih telah terlahir dan mencintaku dengan setulus hatimu sayang, Kau akan tetap menjadi pria satu-satu nya dalam hidup ku, tidak akan ada yang pernah menggantikan mu, kau adalah Love Of My Life. Sampai kapanpun aku akan tetap menunggumu, sampai kapanpun, aku akan terus berusaha agar kamu kembali sehat sayang, bertahanlah." Lalu aku mencium kening Bian dan Anaku juga kusuruh untuk mencium tangan Papanya.
"Bian, I Love You." Ucap ku saat menatap nya sekali lagi sebelum pulang.
"Ra-----isa......
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Zone ! [END]
Romance"Bian,,, ahh Bi, Stop, kamu engga pakai pengaman, don't come inside me, or i will kill you. ?" Ucap Raisa saat Bian menghentakkan miliknya dengan hebat ke dalam milik Raisa berkali-kali dengan keras. "You very tight, Sa., I Can't hold it, oh shit, i...