Merangkul Cinta

31.8K 1K 24
                                    

"Bian, kamu mau menikah sama aku ?" Ucap Raisa.

"Gila kamu ya ?" balas Bian sambil tertawa.

"Ih, kok kamu ketawa sih ? Aku serius Bian, kamu mau nggak nikah sama aku ?"

"Kok kamu sih yang lamar aku, kamu itu cewek Raisa, harga diri kamu dimana ?"

"Serius kamu nanya Harga diri ke aku ? Dari dulu sampe sekarang selalu aku yang ngejar-ngejar kamu, kamu pikir selama itu kemana harga diri aku, udah nggak ada Bian, aku udah nggak ada harga diri kalau sama kamu Bi."

Bian tertawa melihat wanita itu. Wanita yang selama ini dia cintai sangat cintai, bagaimana bisa Tuhan memberikan dia wanita seperti Raisa untuk hidupnya yang penuh dengan kesedihan ini, entah ini dalah anugrah atau malah musibah untuknya, disaat dia harus melewati kesengsaraan hidupnya tuhan malah menitipkan satu anugrah yang luar biasa yaitu Raisa.

"Aku mau aku yang lamar kamu, Sa. Kamu tunggu aja ya, kali ini aku akan kembalikan harga diri kamu dan melakukan semua yang tertunda yang seharusnya aku lakukan dari dulu ke kamu Raisa." Ucap Bian, sambil menggenggam tangan Raisa, Raisa tidak bisa menahan tangis nya, dia mengangguk sambil menangis.

"Udah dong nangis nya, nggak lihat tu ingus kamu meler-meler, geli aku lihat nya." Ejek Bian yang sontak membuat Raisa tertawa. Ini baru terasa seperti Bian dan Raisa yang memang seperti tikus dan kucing yang selalu bercanda, yang selalu main ejek-ejekan.

"Ih, Bian, kamu nyebelin banget sih."

"Sa ?" Panggil Bian.

"Ini bukan mimpi kan Sa ?" Tanya Bian.

"Bukan lah, aku nyata kok Bian, anak kita nyata. Nih pegang, pegangin terus ya pokoknya sekarang, anggap aja kamu harus tebus 8 bulan yang tertunda."

"Maafin aku ya Sa, aku nggak ada di saat kamu butuh aku, di saat anak kita butuh aku, aku merasa gagal Sa."

"Jangan bicara seperti itu lagi Bian, yang dulu biarlah menjadi cerita dulu, yang penting sekarang kamu disini , disamping aku, itu yang terpenting untuk aku Bi, aku cinta banget sama kamu Bian, aku nggak bisa hidup tanpa kamu."

"Aku juga cinta banget Raisa sama kamu."

"Sekarang baru enak ya ngomong nya, baru bebas, coba aja dari dulu kamu itu jujur sama aku, Bian..Bian, hidup kok di susahin." Seru Raisa.

"Masih aja mau nyinggung aku, iya-iya aku minta maaf sama kamu." Senyum Bian pada Raisa.

"Pokoknya lain kali, apapun yang terjadi, apapun ya Bian, kamu harus bilang sama aku, ini demi anak kita juga, dan aku tekanin sekali lagi ke kamu, apapun nantinya yang akan terjadi kamu tidak akan pernah menyusahkan siapapun, entah itu kedua orang tua kamu, aku ataupun anak kita nantinya. Kamu juga nggak akan pernah buat aku sedih karena penyakit kamu, dan aku juga nggak akan pernah terpuruk jika tuhan ambil kamu dari aku, asalkan sampai waktu tiba kamu mau habisin waktu kamu sama aku, aku akan merasa bersyukur asalkan aku bisa curahin segalanya sama kamu."

"Siap Bos, siap. Bian Mahesa akan melakukan semua itu untuk Raisa Cantika dan Anak aku yang pastinya akan tampan ikut Papa nya."

"PD , emang kamu tampan."

"Kalau aku nggak tampan emangnya kamu mau sama aku, kamu itu tegila-gila sama aku karena aku tampan kan ?" Ucap Bian.

"Aduh ini orang , sumpah ya narsis tingkat tinggi." Ucap Raisa.

"Sa ?" Panggil Bian lagi.

"Iya Bi." Jawab Raisa.

"Frans gimana ?" Tanya Bian, Raisa menoleh kebelakang dan tersenyum menatap Frans dan di balas senyuman oleh Frans, Bian juga melihatnya.

Friend Zone ! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang