Setelah selesai dengan pertemuannya, Bian pun kembali ke kantornya, tapi baru saja dia mau duduk ada telepon masuk, dan ketika dia lihat itu adalah Raisa.
"Iya sa ?" Jawab Bian.
"Sibuk ?" Tanya Raisa.
"Hm, tergantung ?" Ucap Bian. Ya dia akan meluangkan waktunya sesibuk apapun dia hanya untuk Raisa. Terlebih lagi kalau Raisa sedang dalam kesulitan Bian pasti akan meninggalkan apapun demi dia.
"Bian, Aku lagi pingin kamu ?" Ucap Raisa pelan karena saat ini dia masih berada di kantor nya. Raisa merasa geli sendiri dengan tingkah lakunya, tapi dia tidak bisa munafik dan berbohong kalau memang begitulah keadaanya, dia menginginkan Bian saat ini juga, mungkin hormonnya lagi menggebu-gebu karena mau halangan entahlah tapi entah kenapa dia dari tadi sangat menginginkan Bian.
Bian yang mendengar hal itu tersenyum lebar.
"Kamu dimana ?" Tanya nya, masih mencoba untuk santai menjawab, padahal dia juga sudah sangat kegirangan. Bahkan Bian melupakan sakit pinggangnya karena duduk terlalu lama.
"Masih di kantor lah." Jawab Raisa.
"Kamu mau aku ke kantor kamu ?" Tanya Bian.
"Terus nanti kita ketemu dimana ?" Entah kenapa sekarang perasaan Raisa semakin menggebu-gebu, terlebih lagi dia jadi ingat kejadian permainan mereka di dalam gudang, keringatnya mengucur mengingat kejadian panas itu.
"Parkiran kamu kan luas, terus sepi juga. Aku kesana sekarang, sekalian jemput kamu, mobil kamu tinggal aja."
"Tapi aku belum pulang ?"
"15 menit lagi kan, aku kesana butuh 10 menitan, siap-siap ya."
"Ya udah aku tunggu, Bye Bian."
"Tunggu ya, bisa kan tahan sampai aku datang." Ucap Bian.
"Segila itu apa aku, udah buruan."
"Nah itu kamu aja suruh aku buru-buru. Oke Raisa, Mas langsung melaju pakai nos nih, soalnya si joni mau masuk sarangnya dulu."
"Gila." Ucap Raisa sambil tertawa.
Raisa masih duduk di kursi nya, hanya senyum-senyum sendiri memikirkan hentakan milik Bian yang sangat membuatnya ketagihan. Dari mereka remaja mereka sudah melakukan hal itu, bahkan dari kelas 2 SMA, mereka merasa hina, merasa dosa dan tidak memiliki akhlak, tapi nafsu membutakan mereka. Bian adalah segala pertamanya Raisa. Hanya Bian seorang dan hal itu menjadi candu untuk mereka masing-masing. Bian adalah Pria pertama yang Raisa sayang, Raisa anggap Kakak, Adik, pelindung, musuh, teman, sahabat, Raisa anggap segalanya. Bian adalah Pria pertama yang telah mengambil ciuman pertamanya, keperawananya, sayangnya, perhatiannya, bahkan cintanya, segalanya hanya dia berikan ke Bian. Dan Raisa juga tahu hal itu juga terjadi di hidup Bian, Raisa adalah segala pertamanya Bian.
Mereka selalu bersama, tidak pernah berpisah lebih dari 1 minggu, tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun, mereka hanya akan mengisi waktu mereka berdua bersama, tapi tanpa adanya suatu ikatan hubungan yang pasti. Karena sampai detik ini pun Bian tidak pernah menjelaskan hubungan yang sedang mereka jalani.
Flashback.
8 tahun yang lalu, Raisa kuliah semester 2, umur Raisa 19 tahun. Dan Bian berusia 21, semester 6 saat itu.
"Bian, kamu tahu kan aku cinta kamu ?" Ucap Raisa.
"Iya, tahu." Jawab Bian datar. Ya dia tahu Raisa mencintainya, menyayanginya, Raisa sudah berkata itu hampir 1000 kali.
"Kamu cinta juga kan sama aku ?" Tanya Raisa.
"Iya , aku cinta." Ucap Bian . Ya Bian juga mencintai Raisa, jelas saja wanita itu lah yang selama ini ada untuknya. Tapi Bian tidak pernah mengatakan Cinta nya terlebih dahulu terhadap Raisa, kecuali Raisa yang mengatakannya duluan, dia pun akan membalas kalau dia juga mencintainya.
"Terus dari dulu kenapa kita nggak pacaran aja, biar orang tahu kalau kamu adalah pacar aku."
"Raisa, sa sa sa sa. Itu terus yang kamu bahas, memangnya harus ya pacaran, kan aku sudah sama kamu, apa sih bedanya ?"
"Beda lah, kita nggak ada ikatan, nggak ada status yang meyakinkan, kamu bisa saja kan tiba-tiba pacaran sama yang lain, kalau aku tanya pasti nanti kamu balas karena kita ngga ada ikatan jadi kamu bebas pacaran sama siapa aja ?"
"Nggak, aku nggak akan mau pacaran sama siapapun." Tegas Bian.
"Termasuk aku ?"
"Hm." Jawab Bian.
"Ih kok gitu sih, aku udah kasih semua ke kamu Bian, terus kamu nggak mau pertahankan aku ?"
"Aku juga udah kasih semua ke kamu, ini bukan masalah tentang mempertahankan Raisa, intinya aku nggak sama siapa-siapa kan, apa sih yang buat kamu kekeuh dengan status pacaran. Norak deh. Udahlah Sa, bosan tahu itu mulu yang kamu bahas."
"Jadi kamu anggap perasaan cinta aku ke kamu itu norak ? Iya gitu ? Ya udah kalau gitu aku pacaran sama orang lain aja, biar kamu sendirian, aku bakal tinggalin kamu ?"
"Tinggalin aja kalau kamu rela lihat aku mati bunuh diri , emangnya kamu mau aku nggak ada di hidup kamu ?" Tanya Bian sambil menghempas Stick PS nya karena sudah mulai terpancing oleh ocehan Raisa.
"Kok ngomongnya gitu sih ?" Tanya Raisa.
"Kamu tadi bilang mau pacaran sama orang lain, coba aja kalau berani, aku bunuh itu cowok di depan mata kamu, terus kalau kamu ninggalin aku aku bakal bunuh diri terus menghantui kamu seumur hidup." Ancam Bian.
"Idih serem banget sih omongannya, lagian kamu itu kok egois banget sih Bian, kamu nggak mau aku pacaran sama orang lain, kamu nggak mau aku ninggali kamu, tapi kamu juga nggak mau jadi pacar aku, ngikat aku biar kita punya status yang jelas."
"Kamu mau di ikat ? Ya udah malam ini kita coba gaya yang ada ikat-ikatannya ya ?" Ucap Bian bercanda.
"Apaa sih Bian, orang lagi serius juga." Seru Raisa kesal.
"Ya kamu itu juga Sa, lagipula ya Sa, Kebersamaan tu nggak perlu saling mengikat Sa, kamu itu nggak usah kolot deh, pikiran kamu itu di buka lebar, selama ada aku dan kamu, kita pasti akan sama-sama, aku nggak akan pacaran sama siapapun, dan kamu juga janji jangan pacaran sama siapapun. Lagipula apa selama ini aku pernah pacaran sama cewek lain ? Nggak kan, terus apa sih yang buat kamu ribet gini ?"
"Ya bukan masalah kamu pacaran sama orang lain Bian, tetap aja kan status itu penting, aku merasa kamu gantungin aku ? Mau sampai kapan kita begini terus ?"
"Ya sampai selama nya ." Jawab Bian.
"Lihat aja, sampai saat nya kamu nggak juga mengikat aku, aku akan pacaran dan lebih milih orang lain , aku akan nikah sama orang itu dan ninggalin kamu." Ucap Raisa mengancam.
Flashback Off.
Dan sampai 8 tahun berlalu, sampai umur mereka beranjak dewasa tetap saja Bian pada pendiriannya, tidak mengikat Raisa, tidak takut Raisa pergi dan jatuh hati pada Pria lain. Dia sangat yakin kalau satu-satunya pria di hidup Raisa ya hanya dia. Padahal kita tidak pernah tahu Tuhan adalah maha membolak-balikkan hati dan perasaan hambanya.
***
Repost : 06 April 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Zone ! [END]
Romance"Bian,,, ahh Bi, Stop, kamu engga pakai pengaman, don't come inside me, or i will kill you. ?" Ucap Raisa saat Bian menghentakkan miliknya dengan hebat ke dalam milik Raisa berkali-kali dengan keras. "You very tight, Sa., I Can't hold it, oh shit, i...