4|I'm Dirty Girl

228 56 2
                                    

Aku mengenalmu hari ini, hingga esok aku akan mengingatmu setiap hari.

-Saga Axliam Valanio-
~ I'm Dirty Girl ~

Sebuah kamar luas dengan AC menyala menampakkan sang pemilik yang sedang berbaring di sebuah kasur kingsize. Dindingnya berwarna hitam dan langit-langitnya dibiarkan berwarna putih. Buku-buku tertata rapi di rak meja belajar. Sebuah lemari besar berwarna gelap dengan tiga pintu terletak di sisi utara ruangan. Jendela besar dengan tirai putih memenuhi sisi barat ruangan, memberi pemandangan jalanan kota yang ramai ketika tirai itu terbuka. Lampu tidur menyala lembut bersama jam beker, serta sebuah kamera analog berada di atas nakas di sisi kiri ranjang. Sebuah bilik kamar mandi terletak di pojok kiri ruangan. Dan, tak ada satupun foto yang terpajang di dinding atau di meja. Tak ada baju yang menggantung di luar lemari. Semuanya terlihat rapi dan bersih pada tempatnya. Sisi dinding bagian kanannya dilukis dengan besar sebuah logo griffin berwarna putih, sangat kontras dengan warna dindingnya. Benar-benar mencerminkan kamar seorang laki-laki.

Menatap kosong pada langit-langit kamarnya. Saga membiarkan pikirannya berkelana. Mengingat kejadian tadi di sekolah, ketika dirinya bertabrakan dengan Hetta. Gadis pertama di sekolah yang berhasil menarik perhatiannya. Jika dilihat dari dekat, Saga berpikir sepertinya Hetta berdarah campuran. Ia juga teringat ketika Hetta mengembalikan suratnya, Saga sempat melirik sekilas pada name tag di atas saku baju seragam sekolah Hetta. Dari sana Saga tau bahwa namanya adalah Hettalia G Dowden. Saga tak tahu apa kepanjangan huruf 'G' pada nama itu.

Sebelumnya, Saga tak pernah memikirkan seorang gadis seperti ini. Ia sadar jika kehadiran Hetta telah berhasil mencuri pikirannya. Ia tak pernah tertarik dengan siapapun di sekolah, sebelum Hetta datang membuatnya penasaran. Yang paling membuatnya tertarik adalah mata kelam gadis itu.

Saga merasa Ini sungguh tidak terlihat seperti dirinya yang biasanya. Ya, Saga berpikir dan menyadarinya. Mungkin dirinya memang dingin, cuek dan terlihat tak pedulian, tetapi ia juga bisa tertarik dengan seseorang yang ia suka karena ia manusia normal. Bahkan sosoknya yang jarang terlihat tersenyum itu kini sedang senyum-senyum sendiri seperti orang gila.

"Aku mengenalmu hari ini, hingga esok aku akan mengingatmu setiap hari," lirih Saga. Ia mulai mengantuk. Kelopak matanya menolak untuk membuka. Ia memejamkan mata. Dan sepertinya ia akhirnya tergelincir masuk ke dalam kegelapan.

*****

Kringgg

Bell pulang sekolah berbunyi. Hetta keluar kelas dan berpisah dengan teman-temannya. Ia berjalan ke arah gerbang sekolah di tengah-tengah arus keramaian murid-murid lain yang juga ingin pulang ke rumah masing-masing.

Hetta duduk di kursi kosong yang berada di taman sekolah selagi menunggu supirnya datang menjemput. Di taman ini hanya ada tiga orang selain dirinya, dan terdapat tiga kursi duduk panjang yang salah satunya telah ia duduki. Matanya menyapu ke sekitar, iseng melihat-lihat. Tak sengaja Hetta melihat Saga dan Gara berbicara di samping gerbang sekolah, sedikit tersembunyi. Ia mengawasinya dengan seksama. Dilihat dari ekspresi keduanya yang seolah menantang satu sama lain, kelihatannya mereka sedang bertengkar. Hetta mengerutkan keningnya, bingung. Karena keduanya terlihat serius dan ... dekat?

Ketika matanya menangkap mobil Papanya sudah terlihat, Hetta beranjak dan berjalan hendak keluar gerbang melewati Saga dan Gara yang sekarang sedang menatap ke arahnya. Mereka berdua memberi tatapan tanpa ekspresi. Hetta membalas melengos pada mereka berdua.

I'M DIRTY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang