Sendiri.
Kadang sepi, kadang lebih baik begini.-Saga Axliam Valanio-
~ I'm Dirty Girl ~"Udah lama ya, gak ke sini," Hetta memulai obrolan seraya menyandarkan kepalanya ke bahu keras Saga.
Mereka tiba di taman komplek dan sedang duduk berdua di ayunan yang bergerak lamban.
"Iya, aku jadi kangen." Saga mendesah.
"Kangen taman ini?"
"Kangen kamu lah," gombal Saga.
"Gue jadi geli deh. Sejak kapan kita manggilnya 'Aku Kamu'?" Hetta tertawa sambil mengangkat kepalanya menatap Saga.
"Aku juga gak sadar," tukas Saga sambil menatap Hetta.
"Kalo gak sadar, pingsan dong?"
"Lama-lama makin nyebelin, nih anak."
"Yang pertama nyebelin kan, kamu!"
"Iya, iya deh. Aku." Saga pasrah.
Hetta terkikik geli.
Hetta teringat di kepalanya menyimpan banyak pertanyaan untuk Saga sejak tadi. Ia hanya menunggu saat yang tepat untuk menanyakannya. Tentang hubungan antara Saga dan Gara yang sebenarnya. Sepertinya ini adalah saat yang tepat.
"Gara itu Kakak gue," Saga menjawab pertanyaan Hetta yang tak terucap.
"Kakak ... lo?" Hetta menoleh terkejut.
"Tiri."
"Saudara tiri lo?"
Saga mengangguk. "Ya, dia Kakaknya Runa."
"Gue gak tau soal itu."
"Emang gak ada yang tau."
"Temen sekolah lo gak ada yang tau?"
Saga menggeleng. "Kecuali, Gavin."
Hetta mengangguk mengerti. "Gue liat, lo sama Gara gak pernah akur."
"Gak pernah dan gak akan pernah sampe kapanpun."
Hetta menunggu Saga yang membuka mulutnya untuk berbicara lagi.
"Dulu ... orang tua gue menikah karena dijodohin," gumam Saga, "Sebelum mereka dijodohin, Bokap gue emang udah pacaran sama Elena, Nyokapnya Gara. Akhirnya Papa menikahi Mama dan terpaksa ninggalin Elena. Gak lama setelah Papa menikah, Elena juga nikah sama orang lain dan punya dua anak, Gara dan Runa. Saat Elena cerai sama suaminya, dia berusaha buat rebut Papa dari Mama."
"Nyokap gue yang nyeritain semuanya, alasan kenapa Papa selingkuh. Mama udah terlanjur cinta sama Papa, walau Papa gak pernah peduli akan perasaan Mama. Bahkan sampai detik terakhir hidupnya, Mama masih mencintai Papa yang gak pernah peduli sama dirinya," suara Saga pelan bercampur kegelisahan.
Hetta menjadi ikut sedih mendengarnya. Ia tak menjawab apapun sebelum Saga menyelesaikan ceritanya.
"Dari dulu ... Gara selalu iri sama apa yang gue punya. Dia selalu berusaha ngerebut kebahaiaan gue. Gue masih inget, saat dia ngerebut mainan gue, saat dia ngerebut kamar gue, temen masa kecil gue, dan ...." Saga menelan ludah sebelum melanjutkan, "Perhatian Papa."
Hetta memeluk Saga dari samping. Ia mengelus bahu kekar Saga berupaya menenangkannya.
"Dia juga ngerebut cewek gue. Dan gue lebih milih minggat daripada harus berbagi kamar sama dia." Mata Saga berkabut mengingat itu.
"Jadi, lo minggat waktu kecil?" Hetta bertanya.
Saga mengangguk.
"Ke mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M DIRTY GIRL
Romance"Kau bilang kau suka angin, tapi kau menutup jendela saat ia datang. Kau bilang kau suka hujan, tapi kau menggunakan payung saat berjalan di bawahnya. Kau bilang kau suka matahari, tapi kau berteduh saat panasnya menyentuhmu. Itulah mengapa, aku tak...