Kadang, kita suka merasa kalau hidup orang lain lebih enak.
Padahal kenyataannya hidup mereka juga sulit. Hanya saja mereka tidak mengeluh.
-Hettalia Gashena Dowden-
~ I'm Dirty Girl ~Istirahat pertama tiba, seperti biasa, Hetta, Willi, dan Dasha sudah ngumpul di meja kantin paling pojok sebelah timur dengan masing-masing memiliki semangkuk bakso dan segelas es teh. Suasana kantin cukup ramai dan bising di jam istirahat pertama ini. Ada beberapa murid yang datang berbondong-bondong serta berdesak-desakan untuk membeli, dan ada sebagian yang berlalu lalang ke sana kemari dengan membawa makanan di tangannya.
Hetta sangat asik menikmati bakso pedas di mangkuknya. Saat Hetta melihat ke sekelilingnya, ia baru menyadari jika murid-murid yang ada di sini sedang memperhatikan ke arahnya. Ia merasa risih, namun mencoba untuk mengabaikannya.
"Mereka semua pada merhatiin elo, Ta," Dasha berbicara sambil menambah beberapa sendok cabai ke dalam mangkuk baksonya.
Hetta melirik Dasha sekilas sebelum kembali asik memakan baksonya. "Gue kan, murid baru. Mereka yang belom tau pasti pada penasaran." Hetta mengaduk ngaduk es tehnya sebelum meminumnya.
"Mungkin karna lo cakep, Ta," Dasha bergumam dengan mulut penuh.
Hetta tertawa lebar sebelum menjawab. "Ya elah, gue dibilang cakep. Tengkyu deh," Hetta nyengir Kemudian.
Willi yang sedari tadi fokus sendiri melahap baksonya ikut nimbrung. "Liat deh cowo-cowo itu," Willi menunjuk ke arah semua cowok di sekitarnya dengan matanya. "Mereka cuma ngeliatin elo, Ta." Willi berhenti bicara saat bersendawa kecil, "Apalagi Gara, ngeliatinnya udah kek buaya laper aja," Willi melanjutkan sambil melirik Gara yang langsung diikuti juga oleh Hetta dan Dasha sekilas.
Hetta melengkungkan alisnya seraya menggeleng dan mendesah, dengan santai ia melanjutkan menyedot es tehnya hingga habis. Memang benar cowo-cowo itu sedang memperhatikannya. Dan Hetta tau sedikit tentang Gara. Hetta mengetahuinya dari Willi yang memberitahunya. Gara adalah murid famous di sekolah ini. Gara itu terkenal karena ketampanannya, bukan karena prestasinya yang katanya tidak seberapa. Hetta juga tau saat Gara memperhatikan dirinya diam-diam, tetapi Hetta tetap cuek saja. Hetta akui jika Gara itu tampan, dan keren yang pasti. Bisa di bilang karena ketampanannya dia bisa seenak jidat gonta-ganti pacar dalam seminggu.
Yah, mentang-mentang cakep jadi playboy.
"Coba aja, ada cowo ganteng yang ngajakin gue pacaran. Gue pasti bakal bahagia banget. Kek Gara itu misalnya," Dasha berkata sambil menyesap es tehnya dengan malas.
"Kalau fisik dijadiin standarisasi, sampe kapanpun ga akan ketemu. Karna pasti ada yang lebih, lebih dan lebih. Coba pemikirannya diubah, cari yang tulusnya ga pernah luntur, yang pedulinya ga pernah surut," ucap Willi.
Dasha dan Hetta terdiam menatap Willi bersamaan tanpa berkedip. Willi tersenyum lebar kepada keduanya.
"Lo dapet quote dari mana?" Dasha bertanya, ia tak percaya jika kata-kata itu murni berasal dari pemikiran Willi. Karena selama berteman dengannya, ia tahu Willi bukanlah orang yang pandai berkata-kata bijak.
"Dari Twitter, hehe," kekeh Willi.
"Sudah ku duga," ledek Dasha.
"Tapi ada benernya loh, yang dikatain Willi." Hetta memikirkan kata kata yang diucapkan Willi. Memang ada benarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M DIRTY GIRL
Romance"Kau bilang kau suka angin, tapi kau menutup jendela saat ia datang. Kau bilang kau suka hujan, tapi kau menggunakan payung saat berjalan di bawahnya. Kau bilang kau suka matahari, tapi kau berteduh saat panasnya menyentuhmu. Itulah mengapa, aku tak...