Saga mengecek ke semua ruang untuk memastikan Gara telah meninggalkan rumahnya. Hetta hanya mengikutinya dari belakang dengan diam. Pintu masuk tertutup rapat saat Saga tiba di ruangan depan dengan Hetta.
Gara telah meninggalkan rumahnya.
Jam dinding di atas pintu menunjukkan jam tujuh malam lewat sepuluh menit.
Saga membuka pintunya perlahan. Mempersilahkan Hetta untuk keluar mendahuluinya. Saga melangkah keluar setelah Hetta. Ia menutup pintu, lalu menguncinya.
Saga meninggalkan Hetta di depan rumahnya untuk mengambil motor besarnya. Ia lebih menyukai naik motor dengan Hetta daripada naik mobil. Karena dengan naik motor, Hetta bisa saja memeluknya saat ia akan berpura-pura mengerem mendadak nantinya. Cuih, modus cowok!
Hetta menunggu Saga sambil menatap kosong pada jari-jari kakinya yang memucat dalam balutan sandal feminimnya.
Saga datang dengan motornya. Ia memberhentikan motornya tepat di depan Hetta.
Tanpa diberi aba-aba, Hetta segera menaiki boncengannya. Ia memeluk pinggang Saga dengan erat tanpa menunggu Saga menyuruhnya.
Saga tersenyum senang menerimanya. Ternyata ia tak perlu modus untuk berpura-pura mengerem mendadak nantinya.
Hetta tak dapat melihat senyum kegirangan Saga, ia menyandarkan wajahnya di atas bahu Saga.
Saga menjalankan motornya, dan dengan perlahan keluar menuju jalan raya yang ramai.
Mereka menikmati kebersamaan mereka yang seperti ini. Duduk di atas motor sambil menikmati dinginnya udara malam. Tak peduli lagi menghiraukan hari yang semakin larut.
Memang benar kenyataannya.
Waktu akan terasa begitu cepat saat kau menghabiskannya bersama orang yang kau sukai.
Entah siapa yang merasa suka, mungkin dua-duanya?
Saga menghentikan motornya di depan restoran dengan ramai pengunjung. Hetta turun dari motor dan juga Saga.
Mereka berdua berjalan memasuki restoran dan memilih duduk di bangku yang dekat dengan kaca.
Seorang pelayan restoran datang untuk menanyai pesanan Saga dan Hetta.
"Dua porsi steak dengan saus bernaise, kentang goreng dan sayuran hijau. Satu cangkir kopi dengan susu krim dan secangkir teh anget. Yang terakhir, dua cup es krim vanilla dengan toping buah, jika kalian punya. Dan tolong cepat," kata Saga. Perkataannya sangat bossy.
Kemudian pelayan itu mengangguk dan pergi meninggalkan Saga dan Hetta.
"Kamu memesan tanpa menanyai apa mau ku," Hetta menggerutu.
"Aku harap kamu gak nolak. Aku yang akan mentraktirmu."
"Aku bisa bayar sendiri."
"Aku tau. Aku ingin mentraktirmu."
Hetta hanya cemberut menatap Saga yang menatapnya tanpa ekspresi.
"Jam malam kamu, jam berapa?" Saga bertanya.
"Seperti Cinderella."
Saga geli mendengar jawaban Hetta. "Tengah malam?" katanya.
Hetta mengangguk. "Jam 12 rumah udah ditutup sama penjaga rumah."
"Security?" tanya Saga sedikit bingung, "Kok udah lama aku gak pernah lihat ada security di sana, ya?"
"Supir, atau tukang kebun bisa jadi," gumam Hetta. "Jadi, dari jam 3 pagi sampe jam 12 malem mereka yang buka tutup. Rumahku gak ada securitynya"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M DIRTY GIRL
Romance"Kau bilang kau suka angin, tapi kau menutup jendela saat ia datang. Kau bilang kau suka hujan, tapi kau menggunakan payung saat berjalan di bawahnya. Kau bilang kau suka matahari, tapi kau berteduh saat panasnya menyentuhmu. Itulah mengapa, aku tak...