Aku ada di mana-mana, terutama di hatimu.
-Saga Axliam Valanio-
~ I'm Dirty Girl ~
"Mau ngomong apa? Kamu gak liat, Papa sibuk?!"Pulang sekolah hari ini, Saga menyempatkan diri untuk mampir ke rumah Papanya, berhubung Papanya sedang tidak berkerja di luar. Saga ingin memastikan sesuatu, jika karena bukan ada hal penting yang ingin ia tanyakan, maka ia tak mungkin akan berkunjung ke rumah Papanya di hari-hari biasa.
"Tentang terakhir kali Saga terbangun di rumah Papa, lebih tepatnya Saga terbangun di kamar tamu. Saga ingin nanya, bagaimana cara Saga bisa sampai tidur di sini waktu itu?" Saga mencoba memelankan suaranya, ia masih memiliki yang namanya kesopanan walau sedang berhadapan dengan orang yang tak disukainya sekalipun, karena ia tahu cara memperlakukan orang yang lebih tua darinya.
Valan yang sedari tadi sibuk berkutat dengan pekerjaannya seolah tak menghiraukan keberadaan Saga, kini menoleh menatap Putranya.
"Oh, masih ingat rupanya. Gara yang bawa kamu kemari, waktu itu kamu mabuk dan gak sadar di hotel. Bikin malu aja. Untung ada Gara yang nolongin kamu." Setelah berkata dengan nada tak ramah, Valan kembali fokus dengan pekerjaannya.
Gara? Pasti dia ada hubungannya sama kejadian waktu itu. Mereka bertiga pasti komplotan buat jebak gue supaya Hetta jauhin gue, batin Saga dalam benaknya.
"Saga gak mabuk, Pah. Saga dijebak temen pake obat tidur," jujur Saga.
"Gak usah mengelak kamu! Kamu pikir Papa gak tau, semua botol Tupperware yang ada di kulkas apartemen kamu itu isinya champagne semua?" Sorot mata Valan sarat akan permusuhan. "Udah balapan liar, mabuk-mabukan. Mau jadi anak berandalan kamu?!"
Saga tak tahu lagi harus menjawab apa. Semakin membela diri, rasanya semakin pula dirinya terlihat semakin salah di mata Papanya.
"Saga permisi." Hanya kata-kata dingin yang keluar dari mulutnya. Saga lalu berbalik, keluar dari ruang kerja Papanya dan mengarahkan langkahnya menuju kamar Saudara tirinya.
Setelah tiba, Saga membuka pintu kamarnya dengan perlahan lalu mengintip. Gara sedang tidur dengan nyaman di ranjang empuknya seperti tak punya dosa. Saga pun masuk dengan perlahan dan menutup kembali pintu kamarnya sedikit.
"Gara," panggil Saga masih dengan suara dinginnya.
Gara tak merespon, masih tertidur pulas.
"Gara!" Saga sedikit berteriak seraya menarik paksa gara untuk bangun dari tidurnya.
Gara yang semula berbaring pulas, kini terduduk secara tiba-tiba di atas ranjangnya dengan mata melotot kaget. Bayangkan saja, matanya terlihat seperti mau melompat keluar. Nyawanya yang masih berkelana pun dipaksa pulang dalam sekejap. Bahkan seluruh nyawanya kini belum terkumpul sepenuhnya.
"What the fuck!" Gara mengumpat begitu kesadarannya kembali.
Saga mendekat dengan cepat dan menekan leher gara, menahannya roboh kembali di atas ranjang. Gara tak bisa berkata apa-apa karena cekalan Saga yang terlalu kuat pada lehernya. Yang Gara lakukan hanya bisa meronta-ronta. Mungkinkah Saga akan membunuhnya kali ini?
Saga sama sekali tak main-main dengan cekikannya.
"Sekali lagi lo main-main sama gue, gue gak akan biarin lo hidup bahagia. Elo, dan antek-antek lo, jangan jadi lalat di antara hubungan gue sama Hetta. Camkan!" Saga melepas cekalannya pada leher Gara, bahkan tangannya sampai memerah selepas itu.
Gara langsung memasok banyak oksigen cepat-cepat begitu cekalan pada lehernya terbebas. "KELUAR DARI KAMAR GUE!" teriak Gara sangat keras.
Saga tertawa remeh. "Kamar hasil ngerebut aja bangga."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M DIRTY GIRL
Romance"Kau bilang kau suka angin, tapi kau menutup jendela saat ia datang. Kau bilang kau suka hujan, tapi kau menggunakan payung saat berjalan di bawahnya. Kau bilang kau suka matahari, tapi kau berteduh saat panasnya menyentuhmu. Itulah mengapa, aku tak...