24[Pt. 1/2]|I'm Dirty Girl

113 14 9
                                    

Makanya, jatuh cintanya dikit-dikit aja supaya sakit hatinya juga gak banyak-banyak.

Belom juga jadian, udah patah hati duluan.

-Hettalia Gashena Dowden-
~ I'm Dirty Girl ~

"Padahal dia itu orangnya cuek banget selama ini, terkenal galak juga. Gue gak habis thinking aja, ternyata manusia kulkas kek dia juga bisa pepetin cewek."

Hetta terkekeh mengingat sebutan 'Manusia Kulkas' itu.

"Orang yang lo anggep cuek itu sebenernya asik. Cuma asiknya bukan ke lo."

"Nusuk ati banget kata-kata lo." Willi tersenyum dengan kemanisan sarkatis.

"Ya, intinya emang itu yang gue tau tentang dia. Dia emang dari luarnya terkesan dingin, cuek, antisosial, atau gak pedulian, tapi ...." Hetta berhenti sejenak, berpikir untuk kata-kata selanjutnya, "Selama gue kenal dia, gue jadi ngerti. Ternyata dia itu orangnya asik banget, walaupun dia emang antisosial. Sikap dia juga hangat walau kadang nyebelin banget, kadang dia bisa kekanak-kanakan juga. Gak tau kenapa, dia itu bawel banget kalo ke gue. Dia bisa jadi ceria kalo lagi sama gue. Beda jauuuuh ... banget, sama apa yang jadi asumsi kalian tentang dia selama ini," Hetta menjeda bicaranya, "Dari semua yang gue tahu tentang karakter aslinya, sebenernya dia orang yang sederhana. Dia yang gak mau terlihat mewah walau punya, dia yang gak mau terlihat mencolok walau sebenarnya dia mampu, dia yang gak gila tenar walau dia seperti memiliki segalanya dan terkesan sempurna. Namun di balik semua itu, dia mengalami semua proses hidupnya dalam keterpurukan. Dia butuh temen," Hetta menyelesaikan.

"Lo udah banyak tahu tentang dia, ya. Jadi, kalian udah jadian?"

Hetta menggelengkan kepalanya.

"Gue kira udah. Lo sama Saga kan, sering banget barengan akhir-akhir ini. Nge-date gue pikir," tutur Willi.

Pulang sekolah kali ini, mereka berdua sedang berjalan kaki menuju ke mall yang berada tak jauh dari sekolah. Mereka berdua berniat mencari kado ulang tahun untuk Vrina bersama-sama.

"Saga minta kesempatan buat masuk ke kehidupan gue, ke hati gue. Dan gue kasih dia kesempatan itu," ucap Hetta, "Lagian kalo misalnya dia nembak gue pun, gue gak akan mau."

"Loh, kenapa? Keliatannya kalian saling suka."

"Gue gak yakin," respon Hetta. "Gue cuma takut kalo itu bisa nurunin prestasi gue ntar. Gue gak mau Papa Mama kecewa sama gue. Gue mau mereka bangga sama gue." Bukan itu alasan sebenarnya.

"Ya elah, lo itu pinternya udah kelewat batas gitu. Sekali-kali lah, have fun, punya pacar, traveling. Eh, ngomongin traveling, gimana kalo weekend ini kita jalan-jalan? Kita gak pernah hangout bareng kan, selama ini? Ayolah, jangan ngerem di rumah mulu lo."

Secepat itu topik telah berganti.

"Ntar gue pikir-pikir deh." Hanya itu jawaban Hetta.

Willi cemberut karena diberi ketidakpastian.

Mereka berdua tiba di bagian aksesoris mall. Sudah setengah jam mereka sibuk sendiri mengelilingi bagian itu, tak kunjung menemukan apa yang ingin mereka beli untuk kado Vrina nanti malam.

"Hetta," panggil Willi yang sedang berada di bagian gelang kepada Hetta yang berjarak sekitar 5 kaki berada di bagian topi.

"Pstt," desis Willi.

"Eh, Kampang!" Willi berteriak sedikit keras karena Hetta tak kunjung menyahutinya.

"Apaan lo, Kampret?" Hetta baru menjawab setelah Willi memanggilnya berkali-kali karena sebelumnya ia tak mendengarnya.

I'M DIRTY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang