Kalo naksir, ya ngomong aja langsung. Jangan disimpen dalam hati. Emangnya sinetron di TV. Ngomong dalam hati, tapi semua bisa denger.
-Gavin Gulizar Gerardo-
~ I'm Dirty Girl ~
Saga duduk sendirian di kantin pada saat jam istirahat kedua. Kantin terlihat sepi kali ini. Hanya ada sekitar empat atau lima orang. Empat hari sudah Saga tak melihat sosok Hetta di sekolah. Seperti hari ini, Saga tak melihat Hetta yang biasanya bersama dua temannya yang sekarang ada di pojok sana.Saga memang tak mencari Hetta, tapi biasanya walau tak dicaripun Hetta selalu muncul dalam pandangannya.
Mungkinkah dia sakit? Atau karna hal lain? Saga bertanya-tanya dalam benaknya.
Setiap pagi, Saga sengaja berangkat agak lambat dari biasanya hanya untuk melihat Hetta yang siapa tahu lewat depan rumahnya untuk berangkat ke sekolah, tapi Hetta tak pernah muncul. Terakhir kali Saga melihatnya malam itu, saat Hetta menangis di taman. Saga tak tau apa sebabnya Hetta menangis. Saga berpikir, mungkin Hetta sedang patah hati. Ya, jaman sekarang kan, kebanyakan sedihnya cewek itu pasti karena lagi patah hati.
Walau Saga tak pernah lama berbicara dengan Hetta di sekolah, tapi sehari saja tak melihat Hetta rasanya seperti ada yang kurang baginya. Saga tak mungkin bertanya pada kedua teman Hetta itu tanpa sebab yang jelas.
Saga tak mengerti dengan dirinya sendiri. Sejak pertama melihat Hetta, ia merasa ada yang berubah pada dirinya. Ia merasa lebih hidup. Ia melamun sampai tak menyadari kedatangan Gavin yang duduk di sampingnya.
Gavin membawa dua gelas jus jeruk yang satu miliknya dan yang satu lagi ia sodorkan pada Saga.
Gavin adalah teman dekat Saga yang juga teman sekelasnya. Mereka berdua sudah berteman sejak masih SMP. Saling curhat-curhatan, ejek-ejekan, dan semua hal bisa mereka ungkap bersama. Keduanya memang saling blak-blakan. Saking dekatnya hubungan mereka, sampai-sampai ada yang mengira keduanya adalah pasangan gay.
Miris.
"Ngelamun aja. Ntar kesambet setan tau rasa lo." Gavin menginterupsi lamunan Saga.
"Elo setannya!!" sembur Saga. Ia beralih pada jusnya dan menyesapnya.
"Anjir. Belakangan ini lo sensian banget deh," kata Gavin sambil melepas kacamatanya dan mengantonginya di sakunya.
"Lo inget soal cewe yang pernah gue ceritain ke elo?" tanya Saga tanpa basa-basi.
Saga memang orang yang tidak suka berbasa-basi.
"Murid baru itu? Hetta?"
Saga mengangguk pelan menatap Gavin.
Belum sempat Saga bertanya lagi, Gavin melanjutkan perkataanya.
"Kemaren-kemaren, gue yang anter dia nemuin lo. Dia ada urusan apa sama lo?" Gavin bertanya dengan penasaran.
"Dia ngembaliin surat pengunduran diri gue yang jatuh," Saga berkata dengan tenang. Lain halnya dengan reaksi Gavin yang terkejut.
"Dia baca gak tuh?"
Alis Saga berkerut, lalu ia menggelengkan kepalanya.
"Hetta itu temen sekelasnya Willi tau," Gavin berkata dengan antusias.
Saga mengernyit. "Willi siapa?"
Gavin memutar matanya jengah.
"Willi Sepupu gue! Emang Willi siapa lagi? Gue sering ngeliat mereka bertiga ngumpul. Keknya sih, mereka emang deket," kata Gavin seraya mengangkat dagunya menunjuk ke arah dua orang di pojok sana. Mata Saga mengikuti arah yang ditunjuk Gavin.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M DIRTY GIRL
Romance"Kau bilang kau suka angin, tapi kau menutup jendela saat ia datang. Kau bilang kau suka hujan, tapi kau menggunakan payung saat berjalan di bawahnya. Kau bilang kau suka matahari, tapi kau berteduh saat panasnya menyentuhmu. Itulah mengapa, aku tak...