7

33.3K 1.1K 51
                                    

Acara baksos hari ini berjalan dengan lancar. Terlaksana tiga acara besar, yaitu cek kesehatan masal dari pihak PMI, posyandu balita dan lansia, lalu yang terakhir adalah mengajak anak anak bermain dan belajar. Acaranya memang untuk hari ini hanya ada tiga, Dani selaku penanggung jawab acara menginginkan acara yang membuat semua orang nyaman. Tidak dikerjar waktu dan juga antrian. Mengingat baksos yang dilaksanakan hanya dua hari.

Seharian ini, Dani selalu mencuri pandang pada Caca. Kelihatannya perempuan itu sudah sembuh, tampak ceria dan juga tangkas seperti biasa. Mudah bergaul, digemari banyak anak-anak tak heran saat Dani memergoki Caca menggendong beberapa kali balita yang berbeda-beda. Sayangnya, keberadaannya tampak tak terlihat. Caca seperti menghindarinya, tadi saat perempuan itu akan mengangkat satu kardus air mineral. Perempuan itu lebih memilih meminta bantuan anak lelaki lain yang berada di belakangnya. Caca juga seakan menghindari kontak mata dengannya.

Saat istirahat makan siang, Dani mendengar desas-desus tentang Caca. Bagaimana perempuan itu menarik perhatian anak-anak dengan sikap dewasanya. Tidak cerewet dan usil seperti biasa. Saat harus bekerjasama dengan Rico dan Galih pun, perempuan itu tampak tertawa lepas tidak seperti biasanya. Diapun tak lagi hanya berjalan bersama dua sahabatnya, tak masalah jika harus terpisah dan berdampingan dengan yang lain.

Acara terakhir di sore ini, belajar dan bermain bersama anak-anak. Tidak seperti seharian tadi, sore ini Dani tak melihat keberadaan Caca. Jika Linda dan Rara, dirinya melihat dua perempuan itu sedang membantu team konsumsi di area aula menyiapkan makanan untuk anak-anak.

Jam tangan Dani menunjukan waktu pukul 16.30 dan sejak siang tadi dirinya tak menemukan Caca, perempuan itu biasanya akan selalu meminta ijin pads dirinya saat pergi kemanapun. Mengingat beberapa hari ini dia bahkan tak berkomunikasi dengan perempuan itu membuat Dani menghela nafas keras. Pikirannya terbagi, lebih baik dia menanyakan kepada Rara atau Linda.

Melangkahkan kaki menuju dua perempuan itu yang tengah menata makanan kedalam tempat untuk di bagikan sebagai hadiah, Dani berjongkok di hadapan mereka berdua. "Liat Caca ngga? Dari tadi gue cariin ngga keliatan tu cewe"

"Kita juga ngga tau bang, baru aja di omongin. Tapi tadi Caca sempet tanya Rico dimana" ucap Rara, dirinya sama sekali tak tau dimana perempuan itu. Hari ini Caca sangatlah mandiri, tak menempel kepada mereka seperti biasanya.

Setelah mendengar penjelasan dari Rara, Dani pergi mencari Rico. Lelaki itu ada di depan tadi bersamanya.

"Co, liat Caca ngga?" Dani sedikit berteriak, jaraknya dengan Rico masih lumayan jauh.

Rico menyergit heran, tak seperti biasanya Dani berteriak didepan umum. "Tadi pinjem mobil gue, katanya ada perlu di bawah. Dah rada lama sih perginya, dari jam setengah dua kayaknya"

"Lo kok ngga tanya dulu ke dia mau kemana. Dia cewe lo, emang hapal jalan?" Dani sedikit kesal dengan jawaban Rico, bagaimana bisa dia membiarkan perempuan seceroboh itu pergi sendirian.

"Lo masih punya hape kan Dan? Ngga coba lo telpon aja?" Ucap Rico sedikit kesal, dia tau permasalahan kedua manusia tersebut.

Saat dirasa Dani hanya diam terlalu banyak berpikir, Rico dengan cepat menghubungi Caca.

"Lo dimana sekarang? Aman kan mobil gue?" Rico berbicara sambil menatap Dani dengan malas.

Terdengar kekehan geli di ujung sana membuat Dani sedikit tak menyukainya, sejak kapan Caca dan Rico seakrab ini.

"Tenang, aman kok. Gue masih nunggu pesenan, ternyata agak lama. Setengah jam lagi selesai palingan" ucap Caca diujung sana.

"Okey, gue percaya sama lo. Ati-ati, kalo ada apa-apa kabarin gue aja ngga papa" ucap Rico sambil melihat manik mata Dani, dia tau bahwa Dani sedikit marah padanya.

Dia Pacarku! (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang