Rara mendengus kesal saat melihat Caca duduk di meja kerja paling depan. Dia tau bahwa Caca adalah mahasiswa teladan, dirinya sangat tanggap dalam segala materi. Mau itu praktikum ataupun materi dasar. Jarang dia mau duduk di depan, perempuan itu akan memilih duduk di pojok belakang. Katanya, mengerjakan tugas paling enak jika tak ada yang mengganggu.
Dirinya sengaja masuk ke kelas Caca. Menawarkan diri kepada dosennya bahwa dia akan menjadi asdos. Dia kasian pada perempuan itu, hidupnya seperti zombie. Bayangkan, orang yang setiap hari jahil dan juga cerewet tetiba mendadak bisu. Linda tadi malam menghubunginya menyuruh dia untuk menemani Caca.
Caca adalah anak tunggal, dia cerewet dan jahil karena tidak memiliki teman di rumah. Tapi perempuan itu tidak pernah menyebalkan, dia bahkan berhubungan baik dengan para pekerja di rumahnya. Bagi Rara dan Linda, Caca walaupun cerewet tapi dia adalah perempuan yang paling baik diantara mereka. Dia akan memberikan apapun yang dia punya untuk membantu orang lain.
Itu mengapa, dia sangat kecewa saat bang Dani lebih memilih sponsor dari Elsa daripada dirinya. Jelas perempuan itu kecewa, apalagi semua orang tau. Seberapa buncinnya Caca terhadap Dani.
"Ngga pantes kamu tu, diem kek gini. Aku malah disuruh rusuh sama Linda" Rara menyodorkan susu dingin strawberry kesukaan Caca sambil duduk disebelahnya.
Caca memaksakan senyumnya saat melihat Rara "jadi asdos? Habis uang jajan lo?"
Decakan kesal Rara berikan sambil berkata "noh, si Linda. Semalem WA aku, bilang suruh temenin kamu. Sampe berantem dikit aku sama Raka"
Caca terkekeh geli saat membayangkan seberapa dirinya bersyukur memiliki dua sahabat yang sangat peduli pada dirinya.
"Gue ngerepotin banget ya? Sampe dia ngga mau minta tolong ke gue?" Caca menempelkan pipinya di meja kerja seraya menghadap Rara yang duduk disebelahnya.
"Bukan kamu yang nyebelin Ca, bang Dani ku yakin punya alasannya sendiri. Dan bagi dia itu pasti yang terbaik buat semua. Termasuk buat kamu" terlepas dari keputusan Dani yang sepihak. Dirinya tau bahwa lelaki itu tidak akan seceroboh itu. Ini pasti hanya salah paham.
"Oke. Gue akan mencoba ngertiin dia, walaupun gue ngga tau apa yang harus dingertiin"
"Nah gitu dong, kuliahmu cuma ini kan? Linda ngajakin ngemall tuh. Tapi kamu yang traktir. Berhubung ngga jadi sponsor buat acara baksos. Jadi sponsor kita aja" ucap Rara merangkul bahu Caca dan memainkan alisnya. Sungguh pemandangan itu sangat menyebalkan bagi Caca.
Sesuai kata Rara tadi pagi, setelah menunggu Linda selesai dengan jadwal kuliahnya. Mereka bertiga akan pergi bersenang-senang. Linda sangat suka menonton di bioskop, sedangkan Rara gemar bermain di timezone dan dirinya suka berbelanja sepatu dan tas.
Sahabat adalah tempat paling bagus untuk membagi masalah, mereka tau kapan harus menasehati dan menyemangati. Caca bersyukur memiliki dua sahabat seperti mereka.
Seharian ini mereka menghabiskan waktu bersama, dari mulai makan siang, menonton film, bermain sepuasnya di timezone dan berakhir dengan Caca yang memaksa membelikan mereka sepatu kets dengan warna dan model yang sama. Katanya untuk dipakai saat acara baksos besok. Rara dan Linda hanya mengiyakan dan menerimanya dengan senang hati.
"Eh, besok kita naik bus atau Caca bawa mobil sendiri?" Tanya linda sambil menikmati ice creamnya.
"Niatnya sih gue bawa mobil sendiri. Tapi kalo bawa mobil ini ke sana dapet masalah ngga ya?" Caca sedikit menimbang dari kemarin apakah dia akan membawa mobilnya atau tidak. Terlebih mobilnya masuk dalam kategori mobil mewah. Tampak tak etis jika dirinya membawanya saat acara baksos seperti itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Pacarku! (21+)
ChickLit⚠️ 21+ ==== "Aku tu, masih ngga habis pikir" ucap Linda memandang lelaki jangkung yang berdiri jauh dari tempat duduknya. "Ngga habis pikir kenapa?" tanya Rara mengikuti arah pandang Linda. "Orang kaya kak Dani kok mau sih sama Caca?" jawabnya sambi...