Caca mengulurkan tangannya untuk menghapus peluh lelaki di sampingnya. Hari ini memang panas, apalagi kantin kampus yang tidak pernah sepi di jam-jam pergantian matkul seperti ini. Dan lelaki disebelahnya itu memilih untuk memakan soto yang panas di siang hari.
Caca yang melihatnya saja ikutan gerah. Dia berulang kali menghapus peluh dan tak lupa mengarahkan kipas portable agar mengurangi rasa panas di tubuh orang tersebut.
"Duh, enak bener jadi bang Dani. Keringat aja ada yang ngelapin. Dikipasin segala pula" cibir Galih duduk di hadapan Dani.
Dani hanya melirik sekilas dan kembali menikmati makanan di depannya. Saat Caca beranjak dari tempat duduknya dan hilang di antara kerumunan orang.
"Bang. Tugas besar, Matkul Struktur Beton 2 Lo masih ada backupnya?" Tanya galih sambil melirik Caca yang datang membawa beberapa tusuk sate dan gorengan.
Caca melotot tajam saat Galih tanpa seijinnya mencoba mengambil gorengan yang baru saja dia bawa. Enak saja, dia berdesak-desakan dengan yang lain agar bisa mengambil gorengan dan sate untuk kekasihnya Dani.
"Satu napa Ca, ngga ada yang perhatian nih ke gue" Galih menjawab sambil memberikan senyuman lebar. Caca kalau sudah melolot sangat mengerikan, jangan sampai dia kena cubit.
"Makasih yang, kamu ngga makan?" Tanya Dani sambil mengambil sate telur puyuh yang Caca belikan untuk dirinya.
"Udah tadi bareng anak-anak, kan kuliahku dah selese" Caca sengaja menunggu Dani untuk menemaninya makan. Padahal seharusnya siang ini dia pergi mencari bahan kain untuk tugasnya besok, beruntung sahabatnya mau menunggu dikosnya.
"Masih lih, kalo lo mau. Nanti ambil di HD gue, Tapi jangan kasih kesiapa-siapa. Soalnya pak Johan hapal sama Tugas gue" ucap Dani setelah menghabiskan makananya.
"Makasih bang, nanti di sekre gue pindahin"
Dani hanya mengangguk pelan sambil menyodorkan piring berisi gorengan dan sate kehadapan Galih "belum makan kan lo? Habisin gih. Caca ngga mungkin makan lagi, gilak gue dah kenyang. Kalo mau pesen soto atau apa, pesen aja. Nanti gue bayar"
"Makasih bang, duh. Emang cocok kalian berdua, yang satu baik. Yang satu rese" Dani sengaja melirik Caca yang sudah terlebih dahulu melototi dirinya.
"Udah, ayo pergi" ajak Dani sambil merangkul bahu Caca, pacarnya itu kalau tidak dibawa pergi. Pasti akan membuat kegaduhan dengan Galih.
"Aku dah bayarin makanan kamu, tapi makanan Galih belum" Caca memeluk pinggang Dani sambil berjalan menuju kasir.
"Suka gitu, nanti malem. Makan aku yang bayar" Dani tau bahwa Caca anak orang kaya, isi tabungannya saja dia tak akan berani menebak. Orang tuanya salah satu sponsor di kampus ini. Banyak mesin berat yang sengaja di belikan orang orangtua Caca. Bahkan banyak organisasi kampus yang kegiatannya juga di sponsori oleh perusahaan orangtuanya.
"Nanti malem aku harus nyelesein tugas. Baru bikin pola, emang sih cuma baju anak. Tapi ngerjainnya bareng sama Rara. Linda ikut numpang nonton tivi" ucap Caca cemberut karena dia tau bahwa malam ini tidak bisa makan bersama Dani "Jadi ngga bisa makan malem sama kamu"
"Masih ada besok kan? Mau kemana ini? Aku ada waktu sampe jam 1" Dani menyerahkan helm pada Caca yang masih cemberut entah karna apa.
"Pulang ke kos aja deh. Aku harus beli bahan sama anak-anak" Caca mengambil helm yang diulurkan Dani lalu memakainya.
Sebenarnya bisa di bilang ini motor pemberian Caca. Pertama kali kencan saat sudah menjadi pasangan kekasih. Caca langsung menguruhnya memakai mobilnya, tapi Dani menolak. Dia berkata bahwa lebih nyaman menggunakan motornya. Dan keesokan harinya, Caca mengirim motor matic Tmax. Dani tau betul berapa harga motor tersebut. Kata gadis itu, dia lebih nyaman menduduki motor matic daripada motor Byson miliknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Pacarku! (21+)
ChickLit⚠️ 21+ ==== "Aku tu, masih ngga habis pikir" ucap Linda memandang lelaki jangkung yang berdiri jauh dari tempat duduknya. "Ngga habis pikir kenapa?" tanya Rara mengikuti arah pandang Linda. "Orang kaya kak Dani kok mau sih sama Caca?" jawabnya sambi...