•5-Keinginan Semalam•

439 255 94
                                    


Lebih baik diam dengan rasa sayang daripada tersakiti oleh harapan
~Frizka~

Quotes untuk part ini🤗

Happy Reading ❤️
***

F

rizka berjalan menyusuri koridor sekolah yang cukup ramai. Sesuai dengan keinginannya semalam, ia tidak akan berbicara pada sahabat-sahabatnya, sahabat Reynald apalagi Reynald sendiri.

Saat hendak masuk ke kelas, Frizka berhenti karena ada yang mencekal tangannya. Ia menoleh ke arah belakang dan menemukan Reynald di sana.

“Friz,” Reynald masih mencekal tangan Frizka.

Frizka hanya menaikkan alisnya. “Ada apa?”
“Lo gak apa-apa, kan?” tanya Reynald dengan ekspresi khawatir.

Sebenarnya hati gue sakit Rey. Sakit banget jawab Frizka dalam hati. Frizka menatap Reynald berusaha tak mengeluarkan air matanya.
Ia tak menjawab pertanyaan Reynald.

Perempuan itu langsung melepaskan tangannya dari cekalan Reynald dan masuk ke kelas.

Reynald dibuat diam kebingungan. Kenapa Frizka gini sama gue? batin Reynald.

Frizka masuk ke kelas sambil menenteng tas berwarna biru miliknya.
Di bangkunya terlihat sahabat-sahabatnya juga sahabat Reynald yang asyik mengobrol bersama. Namun, kegiatan mereka berhenti karena kedatangan Frizka.

Justin yang tadi duduk di bangku milik Frizka langsung berdiri karena pemilik bangku tersebut sudah datang. Frizka tak mengatakan apa pun. Ia langsung duduk di bangkunya  yang bersebelahan dengan Suci.
Tara, Elvina, Radit, Justin, dan Revan saling menatap satu sama lain. Mereka bingung dengan perubahan sikap Frizka. Apa sebabnya?

Namun kebingungan itu tidak dengan yang Suci rasakan. Suci tau bahwa Frizka sekarang sedang mencoba melupakan Reynald. Semalam, ia sebetulnya ingin menemani Frizka saat pulang. Tapi, Frizka pergi terlalu cepat dan menaiki taksi terlebih dahulu sehingga dirinya tidak dapat mengejar.
Bel masuk berbunyi pertanda pelajaran pertama akan dimulai.

“Selamat Pagi anak-anak,” ucap Bu Luna yang baru saja memasuki kelas.

“Pagi Bu,” jawab siswa-siswi yang berada di ruangan tersebut.

Oy! Gue lupa kerjain PR,” ucap Tara menepuk bahu Frizka. Frizka hanya diam saja dan fokus memandang ke arah Bu Luna.

“Gimana nih?” tanya Tara yang panik menepuk bahu Suci.

“Gue juga lupa, hukumannya apa coba,” sahut Elvina yang sedikit khawatir akan hukumannya.

Suci menaikkan bahunya. “Gak tahu.”

“Baik anak-anak, yang tidak mengerjakan tugas yang ibu berikan kemarin, silakan maju ke depan.” Titah Bu Luna yang sedang duduk di meja depan kelas.

Tara dan Elvina memutuskan untuk maju ke depan sesuai perintah Bu Luna.

“Kalian kenapa bisa lupa mengerjakan PR?” tanya Bu Luna pada Tara dan Elvina. “Sebangku juga,” lanjutnya.

“Maaf ya Bu, Elvina janji deh gak mengulangi ini lagi,” ucap Elvina memohon pada Bu Luna.

“Iya Bu, Tara janji juga. Tara gak akan mengulangi ini lagi,” timpal Tara yang ikut memohon ke Bu Luna.

“Oke, karena kalian berani maju ke depan dan mengakui kesalahan kalian, ibu maafkan. Sekarang kalian berdua duduk dan kerjakan tugasnya 10 menit. Mulai dari sekarang,” ucap Bu Luna pada Tara dan Elvina, membuat mereka berdua tersenyum lega.

REYKA✓ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang