"Aku akan belajar mencintaimu sebisaku karena, aku tak mau kau berjuang sendiri terhadap cintamu"
~Reynald~Quotes untuk part ini🤗
Happy Reading❤
***
“Kalian bertiga tunggu di sini aja. Gue yang bawa Frizka ke dalam.” Kata Reynald sebelum meninggalkan sahabat-sahabat Frizka di mobil.
“Gak bisa gitu! Gue ikut!” ucap Suci tak terima.
“Suci! Kita diam aja di sini.” Cegah Tara yang diangguki Elvina.
Beberapa menit kemudian, Reynald kembali. “Gimana, Rey? Ibu Frizka bilang apa? Apa ibu Frizka pingsan juga? Atau gimana?” tanya Elvina dengan ekspresi polosnya.
Suci menjitak dahi Elvina. “Lo gimana sih! Mana mungkin ibu Frizka langsung pingsan juga!” kesal Suci. “Jadi orang kok bego amat!”
“Siapa tau waktu ibu Frizka liat Frizka pingsan dan basah gitu dia kaget terus pingsan juga. Kan bisa jadi.” Tutur Elvina sangat yakin.
“Sekarang kita balik aja. Jangan pada bahas masalah gak berfaedah kaya gini. Yang penting Frizka gak apa-apa.” Ujar Tara pada mereka berdua.Reynald segera membelah kota Jakarta yang padat kembali menuju SMA Nusa Bangsa.
>> <<“Assalamu’alaikum Ma, Pa.” salam Reynald berjalan menuju ruang keluarga.
Lani—Mama Reynald—memeluk memeluk putranya. “Kok anak mama sudah pulang?” tanyanya pada putra satu-satunya itu.“Iya, Ma.” Reynald membalas pelukan Lani. “Papa mana?” tanya Reynald yang tak melihat sosok Papanya.
“Lagi di ruang kerja.”
Reynald mengangguk. Ia segera menuju kamarnya di lantai atas. Ia memutar knop kamar dan masuk.
Reynald langsung melemparkan tas sekolahnya ke sembarang tempat. Ia dengan cepat melempar tubuhnya berbarik ke ranjang king size-nya.
Pikiran Reynald tiba-tiba tertuju pada Frizka. Apa perempuan itu sudah sadar? Bagaimana keadaannya?
“Kenapa Frizka diam aja satu tahun ini tentang perasaannya? Kenapa dia gak coba buat bilang sama gue? Gak lama lagi ganti tahun, artinya ini sudah 2 tahun dia simpan sendiri perasaannya.” Gumam Reynald.
Flashback
Reynald menekan bel rumah Frizka dengan sang penghuni rumah dalam gendongannya. Tak lama, pintu terbuka menampilkan sosok wanita paruh baya. Wanita itu terlihat terkejut melihat putrinya sekarang dalam keadaan tidak baik-baik saja.“Nak, ini putri saya kenapa?” tanya Rani, ibu Frizka.
“Gak apa-apa kok, Tan. Ini Frizka pingsan di sekolah.” Jawab Reynald dengan tenang.
“Kamu bawa masuk ke kamarnya, ya. Kamarnya ada di lantai atas, pintu biru.” Pinta Rani.Reynald mengangguk. “Iya, Tan. Saya permisi ke atas dulu.”
Reynald membawa Frizka menuju lantai atas. Ia menemukan pintu yang Rani maksud dan membukanya.
Reynald sontak terkagum karena ini pertama kalinya ia melihat kamar yang indah, rapi, bernuansa biru, serta banyak benda-benda bertema kartun Doraemon. Reynald membaringkan Frizka di ranjang kamar tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYKA✓ (TAMAT)
Novela JuvenilBEBERAPA PART DIHAPUS SUDAH REVISI ≪•◦ ❈ ◦•≫ Terkadang, menyembunyikan sesuatu termasuk perkara yang susah. Banyak yang harus ditanggung di balik semua hal tersembunyi itu. Mencintai dalam diam merupakan salah satu cara terindah. Namun, sesuatu yan...