"Cinta itu seperti angin. Kau tak bisa melihatnya tapi kau bisa merasakannya"
~Nicholas Sparks~Quotes untuk hari ini🤗
Sebelum kalian baca cerita ku, Alangkah baik nya tekan tanda 🌟 dulu. 1 vote dari kalian sangat berharga bagi Author🙏
Thank You yg udah vote😚
Happy Reading❤
***
“Hoaaam!” Frizka menguap.
Merasa hari ini cukup lelah, Frizka berniat untuk langsung istirahat. Untung saja, kelelahan ini ia rasakan setelah mengerjakan tugas sekolahnya. Jika tidak, ia harus bangun pagi-pagi sekali untuk menuntaskan.
Frizka membanting tubuhnya kekasur biru kesayangannya. Tepat saat ia menarik selimut, ponsel di nakas berbunyi menandakan pesan masuk.
“Lupa matiin,” gumam Frizka. “Siapa juga malam-malam gini kirim pesan?” tanyanya bergumam.
085654xxxx
Gue akan balas perbuatan lo selama ini.
Frizka mengerutkan dahinya. Pesan itu bukan dari nomor yang ia simpan. Ia mengulang membaca pesan yang sedikit mengusiknya itu.
“Salah kirim mungkin,” gumamnya kemudian mematikan ponsel dan bergegas tidur.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
“Pagi semuanya!” sapa Frizka penuh semangat saat mendekat ke meja makan. Ia sudah siap dengan seragam sekolahnya lengkap dengan tas yang ia jinjing.
“Pagi juga anak ibu,” balas Rani, lembut.“Pagi juga anak ayah,” sahut Georgie.
“Pagi juga adeknya kakak,” Kevin ikut nimbrung.
“Bukan ke kakak. Wlek!” Frizka menjulurkan lidahnya ke arah Kevin.
“Serah.”
“Sudah, gak usah ribut. Makan dulu rotinya, nanti telat malah nangis.” Lerai Rani sembari menyiapkan roti untuk 2 anaknya.
Frizka dan Kevin mengangguk. Keduanya makan makanan masing-masing yang sudah disiapkan. Seperti biasa, saat makan, mereka melakukannya tanpa obrolan.
Beberapa menit menghabiskan makanan, semua sudah siap untuk pergi ke tempat tujuan masing-masing. Frizka tentu pergi ke sekolah dengan diantar Mang Arif—sopir keluarga.
“Frizka keluar dulu ya, Mang.” Pamit Frizka saat keluar dari mobil.
“Hati-hati, Non!” ujar Mang Arif. Frizka mengangguk ia kemudian berjalan meninggalkan tempat Mang Arif menurunkannya tadi.
Frizka berjalan menuju kelasnya dengan sedikit senandung di setiap langkah. Namun, di pertengahan jalan ia berhenti karena seseorang memanggilnya.
“FRIZKA!” teriak Asyira yang berlari menujunya. “Bareng!” sambungnya saat tepat berada di samping Frizka. Napasnya sedikit terengah karena berlari.
“Gue kira ada apa.” Gumam Frizka setengah tertawa. “Yuk. Keburu bel.” Keduanya kemudian berjalan beriringan menuju kelas.
Ada yang sedikit beda kali ini. Frizka merasa banyak orang memperhatikan mereka setibanya di kelas. Kenapa pada liatin? Batinnya bingung.
Tak ingin memusingkan itu, ia kemudian berjalan menuju bangkunya dan duduk. Begitupun dengan Asyira. Perempuan itu duduk di bangku miliknya sendiri.
“Eh, kenapa mereka pada liatin gue sama Asyira pas masuk tadi?” tanya Frizka pada teman sebangkunya—Suci.
“Gara-gara kalian akrab,” jawab Suci.
“Mungkin mereka bingung. Lo kan pacar Reynald, Asyira mantan Reynald, dan mereka bingung kalian akrab.”
Frizka manggut-manggut. “Iya kali, ya.” Gumamnya. Frizka menoleh ke belakang. Bangku Elvina dan Tara. “Lo kasih mereka contekan lagi, Ci?” tanya Frizka kesal dan tak percaya. Suci mengangguk menjawab.
“Ya elah, Friz! Jangan berisik, gak fokus nih kita.” Ketus Elvina yang sibuk menyalin hasil kerja Suci.“Dia baik sama kita.” Timpal Tara.
“Sekali-kali baik sama teman sendiri dapet pahala.”Frizka melotot tak terima. “Baik gimana? Nyontek itu gak baik, bikin kita gak belajar.” Sanggahnya. “Gue baik karena gak kasih kalian contekan, biar kalian belajar.”
“Halah! Bilang saja pelit.” Balas Tara.
“Ini darurat, Friz. Kemarin kita keasyikan main sampe pulang telat. Jadi gak ada kesempatan buat kerjain.” Ujar Elvina beralasan.Frizka mendengus. “Bukan gak sempet, tapi gak mau.” Ucapnya. “Kalian emang sengaja gak kerjain karena ada Suci yang pasti kasih kalian contekan, kan?”
“Kalau tahu gak usah ribut, Friz,” kata Tara dengan kekehan. Elvina mengangguk setuju.
Frizka hanya bisa menepuk jidatnya karena ulah temannya itu. Suci yang menjadi tokoh dalam kejadian itu hanya tersenyum nanar dan berdoa dalam hati agar mereka bisa terus bersama kedepannya.
.
.
.
.
.
.
.
.“Bakso 1, es tehnya 1.” Ucap Elvina pada salah satu penjual di kantin. “Kalian pesan apa?”
“Samain saja, ya. Biar gak ribet.” Kata Tara disetujui oleh Frizka.“Lo?” Elvina menujuk Suci yang menatap kosong ke satu titik. Suci tak menanggapi padahal Elvina mengulangnya 2 kali.
“SUCI!” Frizka berteriak dengan menepuk lengan Suci membuat perempuan itu terkejut.
“Ada apa?” tanya Suci bingung.
“Lo gak denger kita ngomongin apa?” tanya Tara. Suci hanya menggeleng lemah. Tara menghela napas. “Lo mau pesan apa?”
“O-oh.” Suci menggaruk pelipisnya yang tidak apa-apa. “Jus alpukat saja 1, mbak. Tapi gak pake susu cokelat, ya.” Ujarnya. Penjual itu mengangguk dan pergi.
“Lo gak makan?”
“Sudah. Sudah makan di rumah tadi.” Jawab Suci. “Gue masih kenyang. Tenang aja.” Sambungnya dengan senyum tipis.
“Akhir-akhir ini lo aneh, Ci.” Frizka berucap serius. “Kalau ada masalah, bilang. Kita siap denger, Ci. Siapa tahu kita bisa bantu juga.”Tara mengangguk. “Iya, Ci. Kita udah kenal lama dan lo beda belakangan ini.”
“Gak biasanya banget tahu, Ci.” Elvina menyahut. “Biasanya lo semangat banget pesan bakso Bu Ningsih. Kenapa sekarang cuma pesan jus alpukat? Biasanya juga lo minta susu cokelat agak banyak, kenapa sekarang gak pake?”
Suci terkekeh. “Gue gak apa-apa.” Katanya, sangat meyakinkan. “Kalian ini, gue cuma mau coba hal baru saja dianggap ada masalah. Gue baik-baik saja, guys!” jelasnya dengan santai.
Frizka tak yakin. Ia kenal Suci sangat sangat lama. Tentu ia sadar akan hal aneh yang Suci tunjukan belakangan ini. Ia khawatir pada temannya itu. Suci yang dikenal dengan keramahan, murah senyum, easy going, dan banyak bicara itu seolah hilang diganti dengan Suci yang terlihat murung. Frizka harus memikirkan apa yang jadi penyebab berubahnya Suci. Ia harus segera mengetahuinya.***
HALLO semua Readers didunia💖
Gimana nih menurut kalian part 18 nya?Senang atau gak senang,Jangan lupa kalian Vote ya!
Ikuti terus ya Update dari Author,jangan lupa Komen sebanyak banyaknya, share ke temen temenmu, dan jangan lupa ikutin akun WP Author😊
Kalo ada Typo komen ya'(Jangan lupa follow IG Author😅
@xsptya._Thank You Readers❤
KAMU SEDANG MEMBACA
REYKA✓ (TAMAT)
Teen FictionBEBERAPA PART DIHAPUS SUDAH REVISI ≪•◦ ❈ ◦•≫ Terkadang, menyembunyikan sesuatu termasuk perkara yang susah. Banyak yang harus ditanggung di balik semua hal tersembunyi itu. Mencintai dalam diam merupakan salah satu cara terindah. Namun, sesuatu yan...