"Belajar dari kemarin, hidup yang sekarang, berharap untuk besok. Hal yang paling penting adalah jangan berhenti bertanya"
~Albert Einstein~Quotes untuk hari ini🤗
Sebelum kalian baca cerita ku, Alangkah baik nya tekan tanda 🌟 dulu. 1 vote dari kalian sangat berharga bagi Author🙏
Thank You yg udah vote😚
Happy Reading❤
***
Sesuai yang mereka rencanakan, Frizka dan 3 sahabatnya pergi ke mall untuk membeli beberapa perlengkapan yang mereka butuhkan di kegiatan camping.
Tidak seperti biasa yang selalu ditemani 4 laki-laki tampan, kali ini mereka pergi hanya berempat. Reynald dan yang lain mendadak ada panggilan untuk kegiatan basket yang entah membicarakan apa. Setahu Frizka, mereka mengadakan pertemuan di salah satu cafe dekat sekolah.“Jam berapa?” tanya Elvina.
Tara membuka ponselnya. “Setengah tujuh.” Jawabnya diangguki Elvina.
Tak berapa lama, mereka tiba di tempat tujuan. Salah satu tempat yang disebut surga dunia bagi banyak kaum hawa. Mereka berempat berjalan untuk menjelajahi beberapa toko.
“Beli apa dulu?” tanya Suci sedikit bingung mulai dari mana.
“Kita ke sini mau beli apa niatnya?” tanya Tara pada dirinya sendiri. Ia kemudian menepuk dahinya sendiri. “Perlengkapan camping.” Ujarnya menjawab pertanyaan yang ia ajukan.
“Si pinter.” Sarkas Frizka.
“Pulang nanti, lo minta bikinin jamu. Jamu penguat ingatan.” Elvina meneruskan. Suci dan Frizka tertawa mendengar ledekan Elvina. Tara yang semula kesal pun tertular tawa dari mereka.
“Sudah, ah. Kapan belanjanya kalau ketawa terus. Tempat umum juga, malu!”
“Kalau bukan tempat umum, gue bakal naik kursi dan nyanyi sambil sapu-sapu.” Ucap Elvina yang sedikit tak masuk akal.
“Kalau bukan tempat umum, gue bakal guling-guling 100 kali, kalian yang hitung.” Tara terpancing.“Kalau bukan tempat umum, gue bakal buka mimbar untuk ceramah di sini,” Suci kali ini.
Frizka menyeringai. “Kalau bukan tempat umum, gue jitak kalian satu-satu plus siram pake kuah bakso.” Ujarnya dengan nada kesal yang dibuat-buat.
Empat sekawan itu kemudian tertawa seperti dunia ini hanya dihuni oleh mereka. Tempat umum atau bukan, jika mereka yang ada di tempat tersebut, mereka bisa menguasainya. Apalagi Frizka. Perempuan satu itu sulit untuk mengontrol tawa bahkan dalam keadaan apapun. Itu pernah terjadi.
Flashback On
Frizka menikmati camilan yang baru saja ia beli sepulang sekolah tadi. Ia memakan makanan ringan itu sembari fokus menonton drama Korea di laptopnya. Saat adegan utama dalam drama tersebut muncul, sangat disayangkan esensi menontonnya terjeda karena Kevin. Kakak satu-satunya yang Frizka punya itu tiba-tiba datang dengan camilan juga.
Frizka menutup laptopnya dengan cukup kencang. “Kakak! Nyebelin banget!”Kevin sedikit bingung. Ia mendekat pada ranjang di mana Frizka berada, kemudian ia tengkurap mengikuti posisi sang adik.
“Emang kakak gak boleh ke sini?” tanyanya sembari membuka camilan yang ia bawa.
Tanpa permisi, Frizka merebut camilan yang Kevin buka. Tanpa rasa bersalah, ia memakannya dengan sangat menikmati.
“Gak boleh.” Jawabnya.
“Yang beli siapa, yang makan siapa,”
“Gak boleh pelit sama adik sendiri,”
Kevin tak menanggapi. Ia membuka laptop yang Frizka tutup tadi. “Lo liat drama apa, Cir?” tanyanya sambil menyingkirkan tubuh Frizka sedikit bertenaga.Frizka yang tidak memasang ancang-ancang tentu kaget dan sudah bisa dipastikan bahwa ia terjatuh dari ranjang miliknya sendiri. Bokongnya lebih dulu mencium lantai karena sempat berguling.
“Kakak! Nyebelin ah!” pekik Frizka setengah mengaduh.
Kevin menahan tawanya. Ia memasang wajah bingung dan tak bersalah. “Loh? Kapan lo jatuh, Cir? Kok gue gak tahu lo ada di bawah. Perasaan gue senggol doang tadi.” Ujarnya dengan nada menyebalkan.
Tak lama setelah kalimatnya berakhir, tawa Kevin menggelegar terdengar di seluruh sudut kamar Frizka. Ia tertawa bak monster yang siap membunuh bawahannya sendiri.Melihat tawa Kevin yang sangat kencang, Frizka bukannya marah malah terkekeh kemudian ikut tertawa dengan sesekali mengusap punggung bawahnya yang masih terasa sedikit ngilu.
“Lah. Cir, lo kenapa ketawa?” tanya Kevin yang baru saja selesai dengan tawanya. Ia sedikit bingung melihat Frizka yang ikut tertawa.
Ada yang aneh? Cir? Itu panggilan Kevin pada Frizka sejak kecil. Alasannya cukup sederhana. Ketika Frizka masih kanak-kanak, Rani hampir selalu menguncir rambutnya jadilah dipanggil sikuncir. Disingkat, Cir.
Frizka berusaha berhenti dari tawanya. “Karena kakak pura-pura lupa kalau kakak dorong Cir. Eh kakak ketawa, nular lagi. Jadi, Cir ikut ketawa.” Jelasnya diakhiri tawa yang kembali mengundang tawa Kevin.
Flashback Off
Frizka menghentikan tawanya. “Yang tadi rame kalau dijadiin game,” katanya.
Suci mengangguk di akhir tawanya. “Namain coba. Apa namanya yang bagus?”“Kalau bukan tempat umum,” usul Elvina. Yang lain mengangguk.
Mereka membahas kejadian tadi dan perencanaan untuk mendaftarkan kalau bukan tempat umum sebagai hasil temuan mereka yang menggunakan hak cipta.
> = <
Satu meja di salah satu restoran di mall dipenuhi dengan beberapa makanan khas restoran tersebut. Frizka dan 3 temannya mendatangi salah satu restoran yang belum pernah mereka datangi. Di sela pembicaraan mereka bersama setelah berbelanja hari ini yang seperinya sudah menghabiskan banyak uang, ada seseorang yang mereka kenal. Asyira. Perempuan itu ada di sana.
“Lo bisa asyik juga ternyata,” komentar Elvina setelah bahasan mereka habis. Ia menunjuk Asyira sebagai objek kalimatnya.
“Oh? Emang iya, ya?” tanya Ayira sedikit tak percaya.
Tara mengangguk. “Jelas.” Jawabnya lugas. Ia menepuk pundak Asyira untuk mempertegas.
Melihat teman-temannya yang nyaman dengan Asyira, Frizka bangkit dari duduknya. Ia mengangkat segelas soda miliknya. “Kita lupain masa lalu, dan hadapi masa sekarang bersama!” ujarnya sedikit berteriak.
Suci ikut bangkit dengan gelas soda di tangannya. “Gas!” ia menempelkan gelasnya dengan gelas Frizka hingga sedikit berbunyi.
Elvina ikut berdiri. “Nikmati alurnya!” ia melakukan hal yang sama.
“Menuju masa depan!” Tara menyahut. Ia melirik ke arah Asyira.
Asyira tersenyum. “Yang indah dan bahagia!” Sambungnya mengakhiri pertunjukan singkat ini. Kelimanya tertawa. Kembali duduk dan sedikit memutar pandangan ke sekeliling di mana beberapa orang memperhatikan mereka.
// Hayooo? Ada apa nih kok ada Asyira?
Tunggu part selanjutnya ya👌😇***
HALLO semua Readers didunia💖
Gimana nih menurut kalian part 16 nya?Senang atau gak senang,Jangan lupa kalian Vote ya!
Ikuti terus ya Update dari Author,jangan lupa Komen sebanyak banyaknya, share ke temen temenmu, dan jangan lupa ikutin akun WP Author😊
Kalo ada Typo komen ya'(Jangan lupa follow IG Author😅
@xsptya._Thank You Readers❤
KAMU SEDANG MEMBACA
REYKA✓ (TAMAT)
Teen FictionBEBERAPA PART DIHAPUS SUDAH REVISI ≪•◦ ❈ ◦•≫ Terkadang, menyembunyikan sesuatu termasuk perkara yang susah. Banyak yang harus ditanggung di balik semua hal tersembunyi itu. Mencintai dalam diam merupakan salah satu cara terindah. Namun, sesuatu yan...