•24-Koma•

213 169 56
                                    

"Jangan paksa seseorang untuk selalu ada, sebab yang tulus akan selalu ada tanpa kamu minta sekalipun."

~By:IG@motivasi.jiwa~

Quotes untuk hari ini 🤗

Sebelum kalian baca cerita ku, Alangkah baik nya tekan tanda 🌟 dulu. 1 vote dari kalian sangat berharga bagi Author🙏

Thank You yg udah vote😚

Happy Reading❤

***

Keadaan Frizka sedikit memburuk. Satu kode khas kedokteran muncul dan tak lama setelah itu dokter beserta beberapa perawat masuk ke ruangan Frizka.
Entah apa yang terjadi, Frizka harus dipindahkan ke ruangan khusus untuk mendapatkan penanganan. Itu semua tak luput dari pengelihatan orang-orang yang sedari tadi menunggu Frizka.

Suci, Elvina, Tara, Reynald dan ketiga temannya berlari mengikuti kemana Frizka dipindahkan. Lama mereka menunggu dalam kecemasan, akhirnya satu dokter keluar dari ruangan tersebut.

“Keluarga pasien?” tanya sang dokter menoleh kanan-kiri saat keluar ruangan.

“Saya pacarnya, Dok.” Jawab Reynald yang langsung menghampiri dokter tersebut. Begitupun dengan yang lain. Semua memasang wajah khawatirnya.

“Saya ibunya!” tidak jauh dari mereka, Rani berjalan cepat menghampiri kerumunan itu. “Gimana putri saya, dokter?” tanyanya kelewat cemas.

“Putri ibu mengalami koma.” Jawab sang dokter. “Tadi sempat kritis dan perlu penanganan. Keadaannya sudah sedikit membaik sekarang namun perlu menunggu untuk pasien bisa sadar kembali,”

“Koma?” gumam Elvina yang terkejut.

“Berapa lama, dok?” tanyanya.

“Itu tidak bisa dipastikan.” Jawab sang dokter membuat kecemasan meningkat. “Mungkin satu minggu atau satu bulan. Itu tidak ada yang tahu.”

Helaan napas kecewa dan khawatir terdengar. Dokter mengatakannya dengan tenang namun tentu saja yang mendengar tidak akan setenang dokter yang berbicara.

“Orang tua pasien mari ikut saya untuk penjelasan lebih lengkap,” ujar pasien tersebut. Ia kemudian meninggalkan tempat diiringi oleh Rani dan Georgie.

“Kita harus ke kantor polisi buat urus kasus ini.” Kata Reynald pada Radit dan 2 lainnya.

> = <


Ruangan dokter di mana Rani dan Georgie berada sedikit mencengkram ketakutan. Bukan karena gelap atau menyeramkan, melainkan karena mereka akan mendengarkan penjelasan dokter mengenai kondisi putri kesayangan mereka.

“Putri Ibu dan Bapak baik-baik saja,” ucap dokter menjawab kekhawatiran. “Tapi ada kondisi yang sedikit kurang mengenakkan.” Sambungnya.

Dokter menyodorkan satu hasil pemeriksaan di meja. Rani dan Georgie yang tidak mengerti tentu memasang wajah bingung.

“Operasi yang dilakukan di perut pasien akan cukup berimbas pada rahimnya. Kita tidak ada yang tahu mengenai apa yang akan terjadi kedepannya. Namun, yang bisa dipastikan untuk saat ini adalah rahim pasien yang sedikit bermasalah.

“Banyak kemungkinan yang bisa saja terjadi. Dan kemungkinan paling tidak mengenakkan adalah pasien yang akan kesulitan untuk memiliki keturunan karena perlu dilakukan pengangkatan rahim nantinya.”

Rani tentu tersentak mendengar penjelasan tersebut. Ia menitikan air mata. “Anak kita, Yah.” Lirihnya dengan tangisan.

Georgie yang duduk di sebelah Rani lantas memeluk sang istri sembari sedikit menenangkannya. “Tidak ada opsi lain, Dok?”

REYKA✓ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang