•25-Akhirnya sadarkan diri•

206 170 95
                                    

"Terkadang kita perlu mundur 1 langkah untuk maju ke depan 1000 langkah lagi lebih pasti, lebih yakin, dan pastikan kamu harus berhasil dengan langkah kamu yang jelas itu. Tetap semangat!"

~Ria Ricis~

Quotes untuk hari ini🤗

Sebelum kalian baca cerita ku, Alangkah baik nya tekan tanda 🌟 dulu. 1 vote dari kalian sangat berharga bagi Author🙏

Thank You yg udah vote😚

Happy Reading❤

***

F

rizka masih terbaring lemah di ranjang rumah sakit. 2 minggu telah berlalu namun kabar baik masih belum didapatkan. Reynald dan yang lain masih setia bergantian menunggui Frizka, berharap gadis itu bangun secepatnya.
Hari ini, Reyanld datang ke rumah sakit seperti biasa. Ia tanpa lelah menunggu Frizka dengan tangan yang menggenggam tangan lemah milik gadis yang terbaring itu. Pandangan Reynald pun jarang lepas menatap wajah Frizka yang sedikit pucat.

“Cepat bangun, cantik. Kenaikan kelas kali ini bakal ada acara yang beda. Kamu harus ikut bareng kita.” Reyanld berbicara pada Frizka dengan sesekali mengusap tangan gadis itu.

“Jangan lama-lama tidurnya, cantik. Aku mau kamu ikut seneng-seneng bareng kita.” Ia mendekatkan wajahnya pada tangan Frizka dan mengecupnya.

Di ruangan ini tak hanya ada Reynald. Kegiatan sekolah yang sedikit lebih cepat membuat yang lain mengunjungi Frizka juga.

Tara yang berdiri di samping ranjang—sisi yang lain—ikut menatap Frizka dengan sendu. “Cepat bangun, Friz. Kita semua nungguin lo.” Ujarnya dengan suara kecil. “Kita berharap bisa ikut acara itu bareng-bareng.” Sambungnya yang tidak sadar menangis.

Radit yang berdiri di sebelah Tara merangkul pundak perempuan itu. “Jangan nangis.” Ucapnya. “Frizka pasti sedih liat sahabat-sahabatnya nangis terus.” Tara mengangguk singkat.

Di tengah itu, yang lain menatap nanar Frizka yang terlihat seolah masih betah dengan tidurnya. Namun, Suci yang sedang meneliti tubuh Frizka dibuat terkejut melihat tangan gadis itu yang bergerak kecil.

“Tangan Frizka bergerak!” pekik Suci semangat. “Panggil dokter!” sambungnya kemudian makin mendekatkan diri pada Frizka.

Reynald yang sadar akan itu langsung menggenggam tangan Frizka. “Panggil dokter sekarang!” titahnya pada Revan.

Revan mengangguk dan kemudian berlari keluar menuju ruangan dokter. Tak lama, ia kembali dengan dokter yang langsung memeriksa keadaan Frizka. Yang lain menunggu. Memberi ruang agar dokter bisa memeriksa Frizka.

“Berkat Tuhan, pasien sudah sadarkan diri.” Ujar dokter yang dibalas helaan napas lega dari yang menunggu. “Tapi masih perlu penyesuaian dulu. tolong jangan diganggu dan jangan dibangunkan dulu, ya. Nanti Frizka bangun sendiri dan kalian bisa beritahu saya.”

Reynald dan yang lain mengangguk semangat. “Baik, dok. Terima kasih.” Ujarnya diangguki dokter sebelum meninggalkan ruangan.

Penantian mereka berbuah. Tara, Elvina dan Suci menampilkan senyum lebarnya. “Akhirnya lo bangun juga, Friz.” Ucap Tara.

Fix acara kenaikan kelas nanti bisa ikut ramean bareng Frizka!” ujar Elvina semangat. “Bangun secepatnya, Friz. Kita gak sabar buat cerita tentang buaya peliharaan lo.” Sambungnya terus terang dengan melirik Reynald.

“Kalian hubungin orang tuanya Frizka. Kasih tau mereka kalau Frizka udah sadar dari komanya,” titah Reynald. Namun, titahan itu sama sekali tak ada yang merespon. Hanya beberapa di antara mereka yang saling pandang.

REYKA✓ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang