Hening.
Woojin mengadakan konferensi meja saudara antara dia dan adik-adiknya. Mereka duduk di ruang tamu sambil memikirkan sesuatu.
Apakah benar... Hyunjin dan Felix yang menculik Seungmin?
Sambil mengetuk-ngetuk dagunya, Changbin pun angkat suara. "Menurut gue sih, lebih baik kita lapor polisi aja."
Semua orang menatap Changbin. "Gue yakin banget, Hyunjin dan Felix sekongkol karena mereka dendam sama kita," lanjut Changbin.
"Gak. Menurut gue, lebih baik kita selidiki ini dulu sampai dapat bukti yang jelas," tutur Chan.
"Bukti apa lagi Hyung? Semua udah cukup jelas. Gue liat Hyunjin dia dapur, Jisung liat Felix di kolam renang, setelah itu Seungmin hilang. Siapa lagi kalau bukan mereka??" Lino tak habis pikir dengan cara pikir Chan.
"Kalau gue manut aja. Langkah apapun yang kalian ambil nanti gue selalu dukung. Di samping itu, Marchel dan Agatha bakal bantu do'a." Jisung mengelus akuarium bulat di tangannya.
Jeongin menggaruk tengkuk. "Jeongin bisa apa? Jeongin cuman bayi lugu yang gak tahu apa-apa, jadi Jeongin cuman bisa bantu do'a bareng Marchel dan Agatha. Kalau Woojin Hyung gimana?" tanya Jeongin.
"Gue?" Woojin menunjuk dirinya sendiri. Semua orang menatapnya penuh harap. Tapi dengan santainya Woojin malah berseder rileks di punggung sofa. "Huuuuuh... Gue bisa apa?" tanyanya meniru nada Jeongin. "Gue hanyalah tua bangka yang tak sanggup melakukan apa-apa. Jadi gue cuman bisa-"
"Tunggu!" potong Changbin. "Jangan bilang loe cuman bisa bantu do'a bareng Jeongin, Marchel dan Agatha??" cerocos Changbin.
Woojin menggelengkan jarinya dengan wajah bijak. "Gak gitu," sanggah. "Jadi gue cuman bisa menyerahkan tugas selidik-menyelidik sama kalian wahai adek-adekku yang tercinta, yang sehat gagah perkasa!"
"Haelah, kalau ada maunya baru deh bilang adek tercinta." gumam Lino sementara Chan mengelus dada Lino.
"Ya udah, untuk hari ini kita istirahat dulu. Jangan terlalu dipikirin masalah Seungmin ilang." tutur Woojin.
"Tapi kalau Seungmin kenapa-napa gimana, Hyung?" tanya Jisung.
"Ya, nasib!" Jawab Woojin enteng membuat semua yang ada di sana menghela nafas jengah.
HYUNG~ HYUNG~
Malam ini Jeongin memohon untuk tidur bareng Woojin. Gak ngerti juga kenapa, padahalkan tidur sama Woojin belum tentu aman. Ya gak?
Woojin pun menerima Jeongin. Lumayan juga ada yang jagain gue, pikir Woojin.
Tapi rupanya gak cuman Jeongin. Adek-adeknya yang lain ternyata sudah mengantri di pintu kamarnya. Woojin sih seneng-seneng aja. Makin banyak makin aman.
Akhirnya, 7 bersaudara itu tidur di satu kamar. Tapi, bukannya saling menjaga malah saling menumbalkan.
Setiap do'a yang mereka lontarkan dalam hati berbunyi sama.
Tolong lindungi hamba Ya Allah. Kalau penculik itu datang, jangan sampai hamba di culik. Culik aja saudara hamba yang lain. Yang mana aja boleh asal jangan hamba.
Pagi pun datang...
Rupanya Tuhan mengabulkan do'a salah satu dari mereka.
Seseorang hilang dari tempatnya berbaring semalam.
Siapakah dia?
"Jeongin mana?"
"..."
Hening. Semua terdiam bisu.
.________________________.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyung~ Hyung~ [stray kids] [Completed]✓
FanficFollow sebelum membaca ya :) Mereka hidup pada masa dimana harta dan tahta lebih berharga daripada nyawa... Ayo simak! Kira-kira hal licik apa saja yang dilakukan adek-adek untuk menjatuhkan takhta Hyung-nya? "Hyung, pilih gue apa harta?" "Jelas har...