58. Rencana 3 Serangkai

513 87 12
                                    

"Engh..." kedua kelopak mata Lino perlahan terbuka.

"Gak apa-apa loe?" tanya Woojin yang terdengar samar-samar di telinga Lino.

"Puyeng gue Hyung..." Keluh Lino sambil memegang kepalanya. "Emang gue kenapa Hyung?"

"Tadi loe pingsan," jawab Woojin.

"Oh..." Lino ber'oh santai. "Chan hyung mana?" tanyanya saat menyadari ketidakhadiran Abang keduanya tersebut.

"Ada kok, tuh!" Woojin mengarahkan dagunya pada Chan yang sekarang lagi tepar di lantai dengan lidah yang menjulur keluar. Sontak membuat Lino kaget.

"Chan hyung kenapa?!" tanya Lino heboh. "Dia masih hidup kan?"

"Iya, tenang aja. Masih hidup, kok." sahut Chan.

"Udah bangun loe, Chan?" tanya Woojin.

"Iya. Kenapa? Loe lebih suka gue pingsan selamanya?" sewot Chan dan langsung dijawab dengan jari jempol oleh Woojin.

Sementara Lino cuman bisa kebingungan, kenapa bisa para hyungnya itu se-santai itu saat salah satu dari mereka pingsan kayak keracunan sianida?

"Kalian pada kenapa sih? Keracunan aja bahagia." celetuk Lino.

"Bukan keracunan. Tapi terbius." Jawab Chan.

"Terbius?" beo Lino. "Kok bisa?"

"Ya bisalah! Apa sih yang gak bisa di dunia Oren ini?" sahut Woojin.

"Jadi, tadi tuh kita seneng banget lihat loe pingsan," ujar Chan. "Terus gue sama Woojin hyung pun memutuskan untuk melakukan autopsi terhadap loe. Setelah kita teliti lebih sedikit, akhirnya kita menemukan sesuatu yang mencurigakan, yaitu stella. Kita curigai kalau Stella itu udah kadaluarsa. Jadi untuk memastikannya, Woojin hyung nyuruh gue buat mencicipi Stella tersebut. Dan bodohnya gue mau aja. Dan akhirnya gue pun terbius. Tamaaaat..." Chan mengakhiri kisahnya.

"Kesimpulannya, jawaban kenapa kita gak sadar kalau kamar di bobol dan salah satu dari kita diculik adalah karena kita dibius saat tidur sama Stella itu." imbuh Woojin.

"Pantes, semenjak kejadian, Stella selalu mati kalau udah pagi..." sadar Lino.

"Ya. Terus salah satu dari kita yang amat polos dan lugu ini nyalain Stella itu lagi dan bikin kita ngantuk terus ketiduran. Dan saat itulah mereka beraksi." ungkap Chan.

"Mereka? Maksud loe, Felix sama Hyunjin?" tanya Lino.

Chan mengangguk. "Kemungkinan besar, iya. Karena beberapa hari yang lalu, loe sama Jisung ngelihat Felix sama Hyunjin kan? Bisa jadi saat itu mereka nerobos rumah untuk menukar Stella asli dan Stella bius."

Chan menunduk. "Meski begitu... Gue berharap bukan mereka pelakunya." Lirihnya.

"Maka dari itu kita harus selidiki ini sampai tuntas. Malam ini juga!" tekad Woojin.

"Selidiki? Gimana? Loe punya ide?" tanya Lino ragu.

"Gue yakin. Malam ini pasti mereka akan beraksi lagi untuk nyulik salah satu dari kita. Siapapun yang nantinya diculik, mau itu gue, Lino ataupun Chan, gak boleh ngelawan. Kita ikutin maunya mereka, kemana pun mereka nyeret badan kita, kita harus pura-pura terbius. Dengan begitu kita bakal tahu letak markas mereka, tempat saudara-saudara kita disekap."

"Terus? Dua orang sisanya gimana?" tanya Chan.

"Dua orang sisanya buntutin dari belakang. Tapi harus hati-hati, jangan sampe ketahuan. Ngerti?"

"Okedeh hyung. Gue ngerti. Semoga aja loe yang diculik!" doa Lino.

Woojin melotot.

"Kan biar enak hyung. Kalau loe diculik, gue sama Chan hyung ngikutin loe diam-diam. Karena langkah kita berdua itu lebih ringan daripada loe. Soalnya kan badan loe rada bongsor gitu..." jelas Lino.

"Iya hyung. Sekali-kali berkorban untuk adik-adik tercinta," imbuh Chan. Sementara Woojin cuman bisa mengembangkan-kempiskan hidungnya menahan amarah.













































































Yeu? Nunggu kalimat puncak ya?? Kagak ada! Udah sana pulang

Hyung~ Hyung~ [stray kids] [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang