Woojin menghebus nafas panjang seraya membuka pintu rumah lebar-lebar.
"Huuuuuuh..."
"Set dah, hyung, nafas loe bau kaus kaki dajjal!" ujar Jisung sambil mencet hidungnya.
Sementara Hyunjin udah pingsan duluan sejak detik pertama Woojin buka mulut.
"Berani loe sekarang nistain gue secara live, huh?! Biasanya juga membatin." kata Woojin terus nyelenong masuk dan duduk di sofa sambil nyalain kipas angin, eh, AC.
Masa holang kaya pakai kipas angin?
"Eh?! Kok gak nyala, sih?" tanya Woojin bingung.
Lino masuk sambil mendorong Seungmin pakai kursi roda.
"Hyung lupa? Semua fasilitas kita dicabut buat ganti bayaran ginjal Seungmin. Jangankan listri, Mobil? Bensinnya gak ada. Air? Kita harus nimba di sumur belakang. Kulkas kosong, hape gak guna karna gak ada listrik buat ngecarger." ujar Lino.
"Ini semua karna Seungmin, kita jadi miskin kayak gini!" celetuk Jeongin sambil melirik sinis ke Seungmin.
"Eh?! Ngomong apa loe barusan?!" sungut Lino.
"Cih! Dasar bucin Seungmin!" kata Jeongin lalu pergi ke kamar. Sementara Lino udah ngambil ancang-ancang mau nyerang dari belakang. Sialnya ditahan sama Felix.
"Udah hyung, udah ..." kata Felix.
"Felix rese, deh! Harusnya loe biarin Lino hyung baku hantam si Jeongin. Kesel gue!" gerutu Changbin.
"Gak boleh gitu, hyung. Sebagai saudara kita harus saling menjaga, bukan saling menyakiti." kata Felix sambil melirik ke arah Hyunjin.
"Apa loe liat-liat gue?!" sungut Hyunjin.
"Karna gue punya mata." sahut Felix.
"Eh? Btw, Chan kemana?" tanya Woojin.
"...?"
Semua orang saling pandang.
"Gue di sini!"
Semua orang noleh ke arah pintu.
Chan melangkah dengan gontai. Rambutnya berantakan dan wajahnya kumal.
"Demi menyambung hidup, gue rela jadi tukang parkir."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyung~ Hyung~ [stray kids] [Completed]✓
Fiksi PenggemarFollow sebelum membaca ya :) Mereka hidup pada masa dimana harta dan tahta lebih berharga daripada nyawa... Ayo simak! Kira-kira hal licik apa saja yang dilakukan adek-adek untuk menjatuhkan takhta Hyung-nya? "Hyung, pilih gue apa harta?" "Jelas har...