"BANGSAT! DIAM LOE ANJING!" teriak Lino saat Felix dan Hyunjin memberitahu identitas orang di balik topeng.
"Gak usah drama! Loe pikir kita bakal percaya sama loe?? Kenapa kalian baru ngasih tahu sekarang? Selama ini kalian KEMANA AJA HAH?!" cerca Chan.
Hyunjin menghela nafas. "Kalau kami ngasih tahu kalian dari awal, pasti kalian bakal ikat kami kayak sekarang!"
"Dari awal, semua yang terjadi sama Seungmin dan Jeongin adalah drama," tutur Felix.
"Mereka sengaja nyari kambing hitam yang gak lain adalah kami." lanjut Hyunjin. "Loe inget, waktu itu Felix bilang dia lihat gue ngasih uang ke orang yang nabrak Seungmin? Itu bukan gue..." jelas Hyunjin.
Felix mengangguk. "Gue salah paham cuman karena orang itu memakai hoodie yang sama kayak punya Hyunjin. Saat kita berdua di usir dari rumah, Hyunjin ngajak gue ketemuan. Dia bersikeras kalau orang itu bukan dia dan ngajak gue untuk meriksa cctv di sekitar rumah sakit. Saat itu Hyunjin benar-benar pergi ke toilet. Sedangkan orang yang memakai hoodie itu... Kita gak tahu dia sebenarnya siapa." jelas Felix.
"Meski begitu, setelah melihat cctv, gue sama Felix pengen datang ke rumah buat nunjukin kalo orang yang pake Hoodie itu bukan gue. Tapi saat diperjalanan, kami berdua ngelihat Jeongin dan Seungmin jajan ice cream di indojuni sambil ketawa-ketiwi. Kami bingung kenapa mereka bisa akrab banget? Akhirnya kami memutuskan untuk nguping pembicaraan mereka." cerita Hyunjin.
"Loe tahu apa yang mereka ketawain? Mereka ngetawain betapa bodohnya kita semua. Mereka juga mengungkit hal-hal busuk yang sudah mereka lakukan selama ini. Dan dari situ kami bedua tahu, kalau orang yang pakai hoodie mirip Hyunjin adalah Jeongin." ujar Felix.
"Loe inget kan waktu itu saat Seungmin butuh donor ginjal, Jeongin tiba-tiba kabur dari rumah sakit. Dan ternyata dia pergi untuk ngasih bayaran ke orang yang nabrak Seungmin." timpal Hyunjin.
"Dan loe tahu apa yang paling lucu?" Felix terkekeh miris. "Seungmin gak pernah butuh donor ginjal. Itu semua drama, hyung! Kita semua dikibulin sama dua bocah itu!"
"Mereka sengaja bikin kita jatuh miskin supaya orang rumah menderita dan mempermudah mereka untuk memecah belah kita. Sampai akhirnya gue dan Felix di usir." ujar Hyunjin.
Chan menghela nafas. "Terus kenapa waktu itu kalian gak langsung bilang ke kita, bego?!"
"Emang kalian bakal percaya sama kita yang gak punya bukti? Bahkan rekaman di cctv pun gak jelas, terlebih kami bedua sudah di cap sebagai penghianat. Kalau kami bilang Seungmin dan Jeongin pengen bunuh kalian, yang ada kalian bakal bunuh kami duluan!"
Chan dan Lino terdiam.
"Dari awal, kami juga pengen langsung bilang ke kalian. Tapi Seungmin dan Jeongin itu saudara kita dan termasuk kategori adik kesayangannya kita semua. Kalau kami bilang mereka mau bunuh kalian ... Apa gak lucu?" Felix terkekeh, hampir gila ia menjelaskan keadaan pada hyung-hyung-nya.
"Itu sebabnya, gue sama Felix memutuskan untuk memantau Seungmin dan Jeongin secara diam-diam." ujar Hyunjin. "Seungmin hilang tanpa jejak, tapi sebenarnya dia ada di lantai 10, menunggu momentum yang tepat untuk nyulik kalian satu per satu."
"Terus setelah itu Jeongin diculik. Tapi sebenarnya, dia pergi nyusul Seungmin sekaligus mengganti Stella sama cairan bius." timpal Felix.
"Mereka bedua ngawasin kalian lewat cctv." ujar Hyunjin membuat Chan dan Lino langsung mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kamar.
"Gak ada cctv di kamar ini. Mereka naroh cctv di seluruh rumah kecuali kamar kalian. Itu sebabnya kami gak bisa nemuin kalian, karena lewat manapun kami menyelundup, pasti bakal ketahuan sama mereka. Dan itu bisa bikin nyawa kita semua terancam." jelas Felix.
"Dan itu sebabnya kami baru bisa nemuin kalian sekarang, saat Seungmin dan Jeongin beraksi untuk nyulik salah satu dari kalian. Karena cuman saat itulah mata mereka lengah dari cctv dan kami bisa menyelundup." timpal Hyunjin.
"Hyung... Kita benar-benar gak punya banyak waktu. Kita harus segera menyelamatkan saudara kita yang lain." bujuk Felix.
Chan dan Lino bertukar pandang, ragu. Semua yang mereka dengar memang masuk akal namun kurang meyakinkan. Terlebih itu keluar dari mulut orang yang kurang bisa di percaya.
Chan dan Lino memutuskan untuk pergi ke pojok kamar. Berdiskusi serius sampai akhirnya mendapat keputusan.
"Oke! Kami berdua sudah sepakat," ujar Chan membuat Felix dan Hyunjin sumringah.
"Ayok Hyung kita selamatkan saudara kita!" seru Felix.
"Kita? Gak! Cuman kami bedua. Kalian diam di sini!" ketus Lino.
"WHAT?!"
"HYUNG! LEPASIN KAMI!"
"Kami gak butuh bantuan kalian. Lagian gak ada yang bisa jamin kalau cerita kalian itu bukan karangan." ucap Chan.
"BLEGUK! UDAH DIJELASIN PANJANG KALI LEBAR MASIH AJA GAK NGERTI! LEPASIN HYUNG!"
"Shtttttt..."
"HYUUUUNG!" Hyunjin dan Felix memberontak minta dilepas, sementara Lino dan Chan beranjak pergi menuju lantai 10.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyung~ Hyung~ [stray kids] [Completed]✓
FanficFollow sebelum membaca ya :) Mereka hidup pada masa dimana harta dan tahta lebih berharga daripada nyawa... Ayo simak! Kira-kira hal licik apa saja yang dilakukan adek-adek untuk menjatuhkan takhta Hyung-nya? "Hyung, pilih gue apa harta?" "Jelas har...