02. Lagi-lagi

590 89 84
                                    

Setiap perjuangan itu, pasti selalu ada yang namanya berkorban.

_HERA

🌵🌵🌵
#COMEL abis nanem kaktus

Dipagi hari ini, Bara masih tergulung dengan selimut tebalnya. Kemarin malam, cowok itu pulang jam 01.00 malam tanpa diketahui oleh kedua orang tuanya. Karna kedua orang tuanya sibuk bekerja, berbeda dengan Hera yang diam-diam mengintip waktu Bara baru pulang kemarin. Hera hanya diam karna cewek itu tak ingin mengganggu ketenangan Bara pada waktu itu.

Lain lagi dengan Hera yang mencak-mencak tak jelas sambil menaiki anak tangga menuju kamar Bara, tentu saja gadis itu akan membangunkannya. Dan ini sama sekali bukan keinginannya, tetapi ini keinginan Rana.

"BARA! KAMU UDAH BANGUN BELUM?!!" teriak Hera sambil menggedor-gedor kamar Bara, tentu saja teriakan itu malah dibalas kekehan dari Rana dan juga Laksmana dibawah.

Hera berdecak kesal, cewek itu memberanikan diri membuka pintu kamar Bara. Biar saja Bara memarahinya, toh ia juga bisa mengadu kepada calon mertuanya, eh? Sudahlah mungkin Hera hanya menghalu.

"BARA! BANGUN KALO GAK MAU BANGUN AKU NIKAHIN KAMU SEKARANG!!!" sontak Hera langsung mendapat tatapan tajam dari Bara, nah ini yang selalu membuat Hera gugup! Melihat Bara dengan tatapan tajamnya, sama saja ia mencuci mata melihat ketampanan cowok itu sekarang.

"Diem!" dan sialnya Hera selalu saja mendapat kekasaran dari Bara, tak ada waktu untuk memerhatikannya sama sekali.

"Ck! Ganggu aja, kan pengen cuci mata," gumam Hera pelan tanpa menyadari Bara yang menatap dingin tanpa ekspresi kearahnya.
"Ih perasaan kamu gak pernah senyum deh! Dasar es batu!" ucapnya sebelum berlari keluar kamar Bara.

Bara tak peduli, cowok itu mengambil handuknya dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.

"HAHAHA." Hera masih tertawa terbahak sampai bawah membuat Rana dan Laksmana terheran-heran dengan sikap gadis itu.

"Kamu kenapa sayang?" tanya Rana lembut membuat hati Hera kembali berdesir hebat, ia takut Bara semakin benci padanya.
Dengan cepat gadis itu menepis fikirannya, "Eh? Enggak ko tante, itu Bara susah banget dibanguninnya."

Rana hanya mengangguk sambil tersenyum, selang beberapa menit kemudian Bara menuruni anak tangga dengan seragam sekolah yang acak-acakan. Oke, ini malah membuat pesona seorang Bara Alstair Gemavya semakin besar, bahkan Rana tidak pernah menegur Bara masalah seragam.

Hera melihatnya tak berkedip karna penampilannya yang terkesan badboy itu mampu membuatnya melotot kagum.

"Astaga Bara, itu bajunya yang bener sayang!" peringat Rana, Bara hanya meliriknya sekilas dan terus berjalan.

Rana menggelengkan kepala pelan, sama hal nya dengan Laksmana yang juga diam memaklumi kelakuan anak sulungnya itu.

"Yaudah, Hera pamit ya, Om, tante," kata Hera dan langsung menyalimi kedua sepasang suami itu.

"Yasudah, hati-hati! Kalo Bara buat ulah, kamu marahin ya!" pesan Rana sebelum Hera benar-benar pergi dari hadapannya, Hera hanya mengangguk boro-boro memarahi, berbicara dengan Bara saja dia takut.

Gadis itu berlari keluar rumah menyusul Bara yang sudah berada diluar, "Bara aku bareng kamu ya?" pinta Hera memelas.

Bara hanya meliriknya sekilas dan melanjutkan kegiatannya memakai helem, "Punya kaki kan? Jalan aja sana!"

Hera melotot setelah Bara menjalankan motornya tanpa mengajak dirinya sama sekali, "KO DITINGGAL?!!"

***

ALBARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang