11. Tragedi Kantin

280 55 6
                                    

Woi kalean semua nongol dong🙏🙏! Suasana hatiku sedang tak baik:v

Komen dong say😌😌

*****

otak dan hati berbeda pendapat. Batin dan fisik tak semuanya akan sesuai dengan isi otak--------Bara

Hera berjalan memasuki rumah dengan bahu yang bergetar hebat. Gadis itu berjalan menunduk memeluk tubuhnya ketakutan. Dan nyatanya, ketakutan itu masih ada sampai sekarang. Kejadian tadi masih terngiang-ngiang diotaknya, kejadian yang ia kira hanya ada di filem-filem action yang sering ia tonton. Namun sepertinya ia salah, karna ia baru saja mengalami kejadian yang tak terduga. Dimana tadi ia hampir----

"Lo kenapa?!" tanya Axel, Axel berjalan menuruni anak tangga menuju kearah Hera. Axel sedikit---oh mungkin pria itu sedikit penasaran terhadap gadis itu.

"Aaa hiks...hiks...a-aku t-tadi h-habis hiks...aaa ada yang nakal hiks...hiks..." berkata benar pun rasanya sangat susah bagi Hera sekarang.

Axel menaikan sebelah alisnya menatap Hera dari ujung kaki sampai ujung kepala. Pandangannya terhenti pada bahu Hera yang...ahk! Bahu Hera berdarah, bahkan baju yang dikenakan Hera s-sobek. Apa yang orang misterius itu lakukan?!

Axel melangkah maju mendekati Hera, tangannya perlahan bergerak untuk menyentuh luka Hera. Sementara gadis itu masih menunduk dengan bahu yang bergetar.

"Brengsek!" Bara menuruni anak tangga dengan sedikit berlari kecil. Cowok itu menepis kasar tangan Axel yang hendak menyentuh Bahu Hera.

"Bajingan!" umpat Axel menyadari keberadaan Bara. Axel mengelus sudut bibirnya yang tadi sempat menjadi sasaran amukan Bara. Bara tetaplah Bara. Tipe cowok yang langsung bertindak tanpa mendengarkan kebenarannya terlebih dahulu.

"Lo apain Hera?!" tanya Bara sambil menarik gadis itu kebelakang tubuhnya.

"Sialan lo! Gua nggak tau, tanya cewek lo. Lo cowoknya!" ujar Axel, Axel pergi meninggalkan Bara dan Hera yang sedang dalam keadaan canggung. Hanya terdengar isakan-isakan kecil yang lolos dari bibir Hera.

Bara menghela nafas pelan menarik tangan Hera untuk berpindah tempat kedepannya. Cowok itu meraih kedua bahu Hera melihat sebuah luka yang ... menurutnya bekas cakaran. Cakaran siapa?!

"Kanapa?" tanya Bara. Walaupun nadanya datar, percayalah tersirat kekhawatiran didalamnya. Gadis itu menggeleng pelan, tidak mau memberi tahu kejadian yang sempat hampir ia alami tadi. Cih! Semua ini gara-gara Levin. Kemana pria bajingan itu sekarang?! Jika saja tadi Levin tidak ... ahk! Mungkin Hera tak akan mengalami kejadian tadi.

"T-tadi c-cuma hiks...dicakar kucing." ujar Hera. Bara percaya? Tentu tidak. Bara mendengus pelan, "Gue gak percaya. Sana! Masuk kamar, jangan ngelayap mulu!" ketus Bara, cowok itu menggiring Hera menaiki anak tangga.

Hera mendengus, kalo di filem action pasti si ceweknya dipeluk. Lah ini? Masyaallah nak! Hera hanya pasrah mengikuti Bara. Gadis itu sedang tak ada mood untuk mengganggu Bara. Ia juga ingin menghubungi teman-temannya agar mereka membantu Hera untuk mencari tahu tentang orang misterius tadi.

****

XI IPA2. Kelas yang menurut para guru bobrok tapi berprestasi. Kelas ini sedang mengdakan pekenalan para murid walaupun mereka yakin bahwa anak XI IPA2 pasti sudah saling mengenal satu sama lain. Namun para guru mengkhususkan untuk semuanya harus berkenalan didepan kelas, apalagi Hera yang baru beberapa minggu bersekolah di SMA Binarty. Dan pastinya ini dikhususkan bagi guru ter-kiss di SMA Binarty, Sis Merry.

ALBARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang