16. Pecahan bunga Geranium layu

267 54 4
                                    

Hehe hallo gaes, masih setia sama cerita ini tak?!🔥🔥

Happy 9K semoga kedepannya bisa berjuta-juta yaaaa🙏🙏

Sudah siap memecahkan masalah di part ini?!🔥🔥

Ehehe makasih buat semua yang selalu baca ceritaku😭

✒✒✒✒

Tugasku didunia bukan hanya untuk beribadah kepada tuhan, tapi ... Juga untuk selalu menemanimu.

-Hera

Bara sedang berdiri sambil menyandarkan punggungnya kepada tembok dengan tangan yang dimasukan kedalam saku celana, cowok itu sedang menunggu kedatangan Hera yang belum kunjung kembali dari toilet. Apa perlu Bara menyusulnya? Terlihat gila memang! Dilanda bosan, cowok itu mengambil ponselnya dan memainkan salah satu permain game online sembari menunggu Hera yang tak kunjung datang.

"Aaaa hiks ... Hiks ... Baraaa," mendengar suara isakan seseorang, refleks Bara menengok kearah suara. Pria itu menemukan Hera dengan wajah yang sembab karna menangis. Perempuan itu berjalan mendekat kearah Bara dengan sesenggukan.

"Hei, lo kenapa?" Bara meraih kedua tangan Hera agar mau menengok kearahnya. Dan Bara berhasil membuat Hera menengok kearahnya. Bara menunduk untuk bisa melihat langsung wajah cantik Hera.

"K-kita pulang aja hiks ... Aku udah ketemu papih," ujar Hera masih sesenggukan, Bara menarik tangan Hera menuju loby hotel Ganesha.

"Dia ngomong apa?" tanya Bara sambil melepaskan genggaman tangannya. Hera melihat tangannya, gadis itu semakin menangis kala Bara melepas genggaman tangannya membuat Bara mendengus disaat cowok itu tau yang Hera mau. Kesempatan dalam kesempitan!

Kemudian Bara menarik tangan Hera kedalam genggamannya. Di sela-sela tangisnya, Hera tertawa sambil menutup kedua wajahnya yang merah merona karna perlakuan Bara. Bara lagi-lagi memutar bola matanya jengah menatap Hera. Hera yang ditatap seperti itu menyengir dan menghapus kasar air matanya. Kesedihan gadis itu hanya bisa sirna karna ... Bara, pelindungnya sekaligus penyelamatnya.

"Kata papih, a-aku bukan anak kandungnya." kata Hera masih dengan tawa nakalnya, namun beberapa detik kemudian gadis itu kembali hendak menangis.

"Hiks ... Baraaaaa," rengek Hera seraya kembali menangis. Sementara Bara masih diam mencari jawaban yang pas untuk dijelaskan kepada Hera, pria itu juga masih kaget dengan ucapan Hera. Kenapa bisa?! Hera yang tak mendapat respon dari Bara dengan seenak jidat memeluk Bara. Bara hendak menolak pelukan itu, namun ... Sepertinya memang gadis ini sedang butuh sandaran.

"Terus gimana?" rengek Hera pelan sambil menduselkan kepalanya di dada bidang milik Bara. Bara memegang kepala Hera agar Hera berhenti dari kegiatannya. Karna itu sangat menggelikan!

"Kita pulang," Bara mendorong pelan kedua bahu Hera agar gadis itu mau melepas melepas pelukannya. Hera mengangguk, Bara menggenggan tangan Hera agar mengikuti langkahnya. Mereka berdua berjalan beriringan menuju parkiran. Karna mereka tadi menggunakan mobil.

****

Galang dan Haikal sedang berada di warung bi Nani, penjual makanan ringan yang biasa dijadikan tempat tongkrong anak muda tak ada otak macam Galang dan Haikal. Mereka berdua sedang memakan nasi pecel dengan ditemani kopi hitam pendampingnya. Suasana sangat rusuh ditambah lagi sebagian anak-anak Dregends yang melawak hingga semuanya tertawa, ada juga yang bermain gitar, suling dan lain-lain.

ALBARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang