03. Penyerangan

473 79 34
                                    

Mengalah bukanlah suatu keberanian, tapi dengan menantang, itu sudah cukup untuk mengalahkan lawan.

(MENURUT BARA!)

🌽🌽🌽
#COMEL habis makan jagung!

Hera sudah bersiap-siap memakai casualnya untuk pergi bersama Levin mengunjungi bazar yang letaknya lumayan jauh dari rumah Bara. Dengan kaos lengan pendek juga celana jeans hitam panjang.

Cewek itu keluar kamar dan perlahan menuruni anak tangga menuju ruang tamu, Hera duduk sementara menunggu Levin datang untuk menjemputnya.

Kemudian Hera melirik jam yang sudah menunjukan pukul setengah delapan malam, padahal Levin menjanjikannya pukul setengah delapan, "Kenapa lama banget sih!" gerutunya kesal.

Tiba-tiba, Bara datang membuat Hera langsung berdiri kaget. Bara melirik Hera yang tampak rapih. Ada rasa kepo dibenaknya untuk mengetahui kemana gadis itu akan pergi.

"Kemana?"

Hera tersenyum malu sambil menunduk, "Ih Baraaa, Hera mau pergi ke Bazar," jawabnya masih dengan menunduk.

Bara tak mempedulikan ucapan Hera, dia kembali bertanya.
"Sama siapa?"

"Sama Levin. Jangan cemburu yaaaaa!" kata Hera dengan wajah yang memerah ntah kenapa.

"Gaada kerjaan banget gue cemburuin lo! Asal lo tau, minggu ini nggak ada Bazar!"

Bara berjalan santai menaiki anak tangga dengan tas dibahu kanannya dan tangan kirinya yang dimasukkan kedalam saku celana. Bara memang baru saja pulang dari markas Dregends, laki-laki itu juga masih memakai pakaian sekolahnya.

"WHAT THE FUCK!"

🌽🌽🌽

Pagi ini Hera dkk ketawa ketiwi dengan sahabat sahabatnya di kelas, mereka sudah biasa seperti ini bagaikan keluarga, bahkan hampir setiap hari mereka seperti ini, apalagi mereka anak broken home. Buka karna orang tuanya cerai, melainkan karna mereka sibuk bekerja keras.

"KALIAN LIHAT GAK JAS AKU ADA DIMANA!!?" teriak Hera, cewek itu celingak-celinguk mencari jas almamaternya yang hilang entah kemana. Biasanya mereka suka menaruh jas masing-masing di kolong meja mereka.

"Meneketehe!" Zeen mengedikkan bahunya acuh, cewek itu lebih memilih membaca Novel yang lebih berfaedah untuknya mengkhayal bersama sang pujaan hati. Hera berdecak kesal, kenapa tak ada yang mau menolongnya? Basa basi dulu kek, kenapa bisa hilang?

"Gua tau nih, siapa lagi kalo bukan raja jahil di kelas ini, Galang!" Yumi melirik Galang yang hanya diam, pura-pura tak tau situasi dimana Hera yang sedang menatapnya tajam sambil berkacak pinggang. Galang adalah teman sekelas Hera dkk, Galang juga adalah sebagian inti dari geng Dregends.

"GALANG IH, BALIKIN JAS AKU!" teriak Hera, cewek itu menghampiri Galang dengan tangan yang masih berkacak pinggang dan bibirnya yang maju beberapa centi.

"CIAILAH, KEJAR LO KALO MAU!" teriak Galang, cowok itu malah tertawa tanpa henti membuat Hera yang dihadapannya mendekik tak suka. Galang berlari keluar kelas sambil membawa jas milik Hera.

Hera kesal, perempuan itu berlari keluar kelas mengajar Galang, terjadilah kejar kejaran antara Galang dan Hera.

"WOY! GALANG SIALAN!"

"GALANG BERHENTI!!!"

"GALANG, HUAA,"

Saat berada di pertigaan di koridor, Hera memejamkan matanya karna tadi ia sempat menangis, tiba-tiba gadis itu hampir terjungkal karna menabrak seseorang, refleks cowok yang menabrak Hera tadi langsung menangkap tubuh Hera, Hera juga dengan cepat mengalungkan tangannya pada leher cowok itu.

ALBARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang