Memandangimu dari dekat, mungkin itu cara terbaik dariku untuk mendapatkanmu
....Herasya Salsabila
🎈🎈🎈
#Happy balon seduniaaaa!"Baraaaa,"
"Kemaren abis dari mana?" tanya Hera sambil memasuki mobil sport milik Bara. Hari ini rencananya Hera akan bersekolah di SMA Bima Sakti. Tentu saja itu semua atas kehendak Bara yang kemarin sempat berdiskusi dengan teman-temannya juga bu Sarah.
"Nongkrong," jawab Bara tanpa menengok kearah Hera. Laki-laki itu kemudian menancap gas menjalankan mobilnya menuju sekolah.
"Muka kamu ko bonyok?"
"Nggak papa," balas Bara bergumam. Sebenarnya tadi malam Bara memang benar-benar menyerang markas geng Libra di stasiun lama bersama teman-temannya yang lain. Haikal terutama Galang sempat emosi bahkan sampai menghajar lawannya sampai benar-benar tak sadarkan diri. Mungkin itu semua bentuk dari penyesalan mereka.
"Ummm, aku beneran pindah ke SMA Bima Sakti?" tanya Hera hati-hati.
"Iya," sahut Bara.
"Baraaa, tadi malem abis tawuran ya?" tanya Hera hati-hati.
"Kenapa?" tanya Bara tanpa menjawab pertanyaan Hera.
Hera terdiam sebentar, lalu menyahut, "Nggak papa, ko."
Sudahlah, sikap dingin Bara masih sama dan selamanya mungkin tak akan berubah. Hera sendiri bingung, tak tau harus melakukan apa selain berusaha.
🎈🎈🎈
"Anjing emang si Berren, dia udah keterlaluan!" Galang menaruh mie ayam yang baru saja cowok itu pesan di tempat Abah Saya, pedagang di kantin SMA Bima Sakti. Fasilitas disini baik-baik saja, tidak terlalu buruk. Karna SMA Bima Sakti masuk kedalam jajaran SMA paling elit di Jakarta.
"Lagian kan gue udah bilang supaya kalian jangan dulu nyalahin Hera," balas Emil.
"Lah, gue kagak tau tuh permasalahannya gimana," sahut Raga sambil merebahkan tubuhnya di meja kantin.
Kantin sekarang tidak terlalu ramai, wajar saja karna ini belum waktunya berangkat. Pindahan SMA Binarty sama sekali belum tahu jadwal pelajaran di SMA Bima Sakti, ya karna kemarin mereka sengaja membolos di rooftop.
"Masalahnya, mereka kemaren ngomong asal ceplas-ceplos aja, bilang Hera ngerepotin lah, manja lah, pengganggu lah," ucap Varga sambil menunjuk Alden, Galang juga Renan.
Renan berdecak, "Ya kalo gue tahu masalah si Hera, gue juga nggak bakal kesel sama Hera, kali!"
"Lagian si Hera nya aja yang ambekan, bukannya ngomong eh malah pergi," sahut Alden dari belakang.
"Minta maaf aja lah," ucap Ryan.
"Hm, pasti di maafin," sambung Gino menyetujui ucapan Ryan.
"Hai," sapa Hera sambil tertawa. Gadis itu menghela napas pelan, lalu duduk di samping Ares, di susul dengan Bara yang ikut duduk di sampingnya.
"Astaga Her, lo gak di apa-apain lagi kan sama si Berren?!" tanya Galang sedikit berteriak. Laki-laki itu berjalan ke arah Hera, meneliti tubuh Hera dari atas sampai bawah, tak ada yang luka.
"Hahaha, nggak papa ko. Cuma dikit aja," balas Hera sambil tertawa.
"Dikit aja, gimananya?" tanya Haikal.
"Itu, eumm cuma di-"
"Diem lo semua! Jangan banyak tanya!" potong Bara. Laki-laki itu merasa bahwa Hera sedang mencari alasan agar mereka tak tahu. Bara memang tidak menceritakan kronologi kejadian tentang Hera yang sempat di lecehkan, cowok itu yakin jika Hera akan sangat malu nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBARA
Fiksi Remaja"Baraaa, Hera gak tau kenapa bisa sesayang ini sama Bara," "See?" "Hehehe, ya nggak sih. Makasih ya udah selalu ada buat Hera, padahal Hera penyakitan," "Dan gue nganggep semua itu tugas gue." Hanya cerita biasa, menceritakan tentang ketua geng yang...