Budayakan vote sebelum membaca, follow akun author, kalo gak mau saya gak maksa, tapi plis kasih bentuk penghargaan kalian buat saya walau hanya sekedar vote atau follow...☺☺☺
Follow
@lialiaa24
@wattpadliiSelamat membaca❤
***
Hari mulai menjelang siang, tetapi Hera dan kawan-kawannya belum kunjung ke kelas, oh sepertinya hampir semua murid-murid SMA Binarty yang belum pulang. Mereka masih stay dikelas menunggu anak-anak Dregends yang sedang berjuang demi bangsa mereka, eh? Demi sekolah mereka. Hera dkk berada di perpustakaan sementara siswa /siswi yang lain berada di aula khusus. Mereka lebih memilih pisah dibanding harus mendengar ocehan para cewek-cewek yang suka teriak-teriak cari perhatian.
Hera menggigit ujung kuku jempolnya menghilangkan rasa khawatirnya terhadap Bara, sebesar itukah cintanya? Sebut saja dia bucin! Tapi memang itu kenyataan yang ada,"Aku takut Bara mati ih..." Rengeknya pelan.
Rumi berdecak,"Lo ngomong itu udah beberapa kali Her!"
Zeen memutar bola matanya malas,"Emang gara-gara cinta, mata kita jadi buta ya!" Katanya sambil geleng-geleng heran.
"Hah? Emang bisa buta ya?" Tanya Yumi dengan dongkolnya.
"Yumi...itu pari basanya!" Balas Rumi nyolot membuat Yumi hanya mengangguk walaupun dirinya tidak mengerti sama sekali.
"Dih? Makanya kamu coba buka hati, jangan jomblo terus!" Kata Hera sambil terkekeh pelan, Zeen mendekik tak suka dengan pendapat Hera yang menurutnya terlalu ambigu untuk dipercaya.
"Udahlah jangan urus Zeen, dia belum tau artinya cinta" Kata Resti membuat Zeen melotot tak terima dengan ucapan Resti.
"Diem lo!"
"Udahdeh...jangan pada ribut, kita harus tau keadaan anak-anak Dregends!" Kata Ayrish sependapat dengan Hera.
"Wah! Yuk, aku pingin liat suami berantem!" Ujar Hera dengan semangatnya.
"Ck! Masih pendekatan aja belagu lo!" Sinis Resti dibalas pelototan oleh Hera.
"Apa urusannya sama kamu?!!" Tanya Hera tak terima, sontak teman-temannya yang lain langsung menjauhkan Hera dari Resti sebelum terjadi aksi jambak-jambakan yang menyebabkan mereka jauhan.
Pernah waktu itu hanya karna Hera memberikan nasi goreng kepada Bara, Resti langsung melabraknya. Resti menyukai Bara, tapi...karna ia sama sekali tak berani kepada Bara, dia hanya bisa memperjuangkannya secara diam-diam tidak seperti Hera yang berani kepada Bara.
Dan karna itu juga, hubungan Hera dan Resti menjadi renggang walaupun mereka sudah ada kesepakatan untuk berjuang secara sehat dan tidak melibatkan persahabatan dalam hal ini."Udah! Berjuang yang sehat, gak ada yang namanya musuhan, inget!" Bentak Zeen menjadi emosi. Resti bersedekap dada angkuh tanpa melirik Hera sama sekali, sementara Hera menunduk sambil memainkan kakinya yang terbalut sepatu.
Zeen menghela nafas kasar,"Huh...okay lupain, sekarang gimana caranya kita bisa liat anak-anak Dregends! "
"Yaudah yu!" Hera berjalan paling depan membuat Resti mencibir pelan, sementara yang lain hanya menghela nafas pelan.
Mereka berjalan beriringan dengan Hera yang berada paling depan, anak-anak Dregends beserta anak-anak Bandrex berada didepan sekolah. Bahkan tadi ada sebagian anak-anak Bandrex yang menelusup ke SMA Binarty, mereka melemparkan batu-batu besar kearah kaca, membuat sebagian kaca gedung kelas XII pecah berantakan. Bahkan gerbang SMA Binarty sudah tak berbentuk lagi alias ambruk. Hera dkk bergidik melihat sekelilingnya yang terlihat berantakan. Mereka tak habis fikir kepada anak-anak Bandrex yang brutal dalam menyerang, bayangkan! Berapa banyak kerugian yang akan ditanggung pihak sekolah? Huh Hera yakin pasti Bara dan anak-anak yang lain akan masuk ruang BK, apalagi bila tawuran mereka belum pernah sebrutal ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALBARA
Teen Fiction"Baraaa, Hera gak tau kenapa bisa sesayang ini sama Bara," "See?" "Hehehe, ya nggak sih. Makasih ya udah selalu ada buat Hera, padahal Hera penyakitan," "Dan gue nganggep semua itu tugas gue." Hanya cerita biasa, menceritakan tentang ketua geng yang...