Jangan berharap jauh, karna semua takdir masih bisa dirubah oleh kita sendiri.
_COMEL!
🍦🍦🍦
#COMEL sedang nak ice cream!Hera membuntuti Bara dari belakang, mereka berdua telah sampai di apartmen Ryan yang terbilang sangat luas dan mewah. Di sana sudah banyak inti Dregends yang berkumpul, Hera terkesiap melihat Zeen dan Rumi yang sedang menatap ke arahnya terkejut.
"Gimana?" Bara duduk di sofa diikuti Hera yang juga ikut duduk di samping Bara.
"Pelakunya emang bener bukan Praja, but gue sama sekali gak tau dalang yang sebenernya," sahut Gino datar, laki-laki itu memang bertanggung jawab untuk menyelidiki berbagai macam masalah yang menimpa Dregends.
"Pak Praja itu donatur yayasan SMA kita ya?" tanya Hera tiba-tiba.
"Lo tahu?" tanya Emil penasaran.
"Waktu itu aku emang sempet ketemu dia di hotel Ganesha," jawab Hera jujur, "Masa dia bilang aku cewek gak bener cuma gara-gara waktu itu dia nemuin aku di hotel," jelasnya.
Alden terkekeh, "Siapa yang nggak akan berprasangka buruk kalo liat cewek di hotel?"
Hera mengepalkan tangannga kesal menatap Alden, "Diem deh kamu! Jangan ikut campur!" tekan Hera kesal.
Alden tertawa, enak sekali rasanya mencaci maki orang apalagi itu Hera.
"Loh, emang lo ngapain ke hotel Ganesha?" tanya Galang yang nampak penasaran.
"INI PRIVASI!" tekan Hera tepat di depan wajah Galang. Galang berdecak kesal mendengar jawaban Hera. Padahal Galang cuma ingin tahu, apa salahnya coba?
"Diem dulu! Gue mau tanya," ucap Ryan merasa jengah dengan kelakuan Hera dan Galang.
"Apaaa?" tanya Hera sambil kembali pada posisi duduknya, dekat dengan Bara.
"Apa ada salah satu anggota keluarga kalian yang gabung Gardixen?" tanya Ryan membuat ketiga cewek di sana saling pandang.
"Opa," jawab ketiganya cewek yang ada disana.
"Opa Rudi?" Hera mengangguk mendengar perkataan Bara tadi.
"Kalo Hery bukan ayah kandung lo, berarti Rudi juga bukan kakek lo!" Bara mengucapkan itu dengan pelan dan hanya di dengar oleh Hera.
Mata bulat Hera mengerjap beberapa detik, "Tapi Hera gak mau jadi cucu Opa Zeran," gumamnya pelan.
Alis Bara tertarik keatas, "Kenapa?"
"Jahat!" celetuk Hera tanpa dosa.
"Lo bukan cucu Rudi ataupun cucunya Zeran, kan lo belum tahu ayah kandung lo siapa," jelas Bara membuat otak Hera langsung traveling kemana-mana.
"Eh iya! Aku udah tau rumah papih kandung aku." di mata Hera, Bara bisa melihat harapan besar yang gadis itu tunggu. Bara hanya tersenyum tipis menanggapinya, entah bagaimana atau gimana, Bara tidak ingin Hera menemukan ayah kandungnya yang otomatis Hera akan ikut dengan ayahnya itu, meninggalkan Bara yang sudah menaruh sedikit rasa pada perempuan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALBARA
Fiksi Remaja"Baraaa, Hera gak tau kenapa bisa sesayang ini sama Bara," "See?" "Hehehe, ya nggak sih. Makasih ya udah selalu ada buat Hera, padahal Hera penyakitan," "Dan gue nganggep semua itu tugas gue." Hanya cerita biasa, menceritakan tentang ketua geng yang...