09. Jangan Menyerah Hera!

319 69 6
                                    

Karna rasa, akan berubah seiring berjalannya waktu_____Hera

****

"Hai Zeen, bay the way ngapain kamu ajak aku ketemuan?" Hera duduk tepan didepan Zeen. Sekarang Hera dan Zeen sedang berada di caffe Andara, mereka tidak mengajak Yumi dan Rumi, tidak pula mengajak Resti dkk.

"Nggak-nggak-nggak! Gue cuma mau bilang, kalo L-Laura ada di Indonesia sekarang" kata Zeen setengah berbisik kearah Hera.

"Hah?! Yang bener, emang kamu tau dari mana?" tanya Hera terkejut plus sedikit tak percaya dengan perkataan Zeen.

"Sttt, kemaren dia ke caffe bareng Riana. Pertanyaannya, kenapa dia sama sekali gak ngehubungin kita coba?! Apa dia masih nuduh lo soal kejadian waktu SMP?!"

"Ya mana aku tau, orang kita aja jarang kontakan. Apa kamu udah kasih tau Resti?" tanya Hera tergesa. Dia sama sekali tak menyangka jika masalah dulu akan serumit sekarang.

Laura adalah teman mereka yang memang sempat mengalami permasalahan atau kesalahpahaman sebelumnya. Mungkin ini akan menjadi konflik kedepannya.

"Ck! Gak penting ngasih tau dia. Lagian apa dia akan peduli? Nggk kan?" ucap Zeen dengan raut wajah yang sedikit berbeda dengan tadi, mungkin memang Resti membuat ulah yang lumayan menentang persahabatan mereka.

"Aku juga agak heran sama Resti, akhir-akhir ini dia kek yang ngejauh gitu loh." Hera nampak berfikir, apa yang menyebabkan Resti dan yang lain menjauh? Dan dia sudah menemukan jawabannya, "Mungkin dia kesel karna aku ngejar Bara," gumam Hera bermonolog.

"Emang iya! Apalagi pas dia tau lo tinggal serumah sama Bara." kata Zeen sedikit ketus membuat Hera tersenyum lebar menampakan deretan gigi-gigi putihnya.

"Aaaa Zeen jawab dong, kenapa Bara itu ganteng sih?!"

****

"Mulai sekarang, Axel tinggal disini," ujar Rana membuat mata Hera melotot terkejut, Bara? Cowok itu masih diam dengan ekspresi datarnya tak ada yang tau bahwa sekarang tangannya sedang mengepal. Dan...Axel hanya berekspresi datar menatap kearah Bara dan Hera. Sepertinya akan ada perang dingin antara sesama sepupu. Bara, Vino dan Axel adalah sepupu. Sebenarnya masih banyak sepupu yang Bara punya selalain mereka berdua, ya Renza juga sepupu Bara.

"Bara, mamah sama papah ada urusan buat ngurusin pekerjaan di London sambil jenguk orang tua Hera. Hera-nya dijagain ya," Rana mengelus rambut Bara dan Hera bergantian. Bara memalingkan wajahnya, dia marah, dia emosi, dia kesal. Sementara Hera hanya mampu tersenyum canggung menatap Rana dan Laksmana bergantian.

"Yasudah, silahkan kalian bicara-bicara dulu agar lebih akrab!" ujar Laksmana, lalu pria paruh baya itu menarik istrinya pergi ke kamar untuk membereskan barang-barang yang akan dibawa ke London nanti.

Laksmana dan Rana telah pergi meninggalkan ruang tamu, suasana menjadi canggung diantara Bara, Hera dan Axel. Tak ada yang memulai pembicaraan terlebih dahulu, Bara masih dengan emosinya yang belum stabil, Hera masih dengan keterkejutannya, Axel? Cowok itu sama sekali tak berekspresi. Hera sesekali melirik Bara, cewek itu bergidig ngeri melihat Bara yang menurutnya terlihat menakutkan. Lalu, Hera melirik Axel dengan ekor matanya. Cewek itu kembali bergidig melihat Axel yang ternyata ekspresinya sama dengan Bara.

Bara berdiri, cowok dengan tas dibahu sebelah kanannya itu hendak berjalan meninggalkan ruang tamu.

Namun, langkahnya tiba-tiba terhenti.

ALBARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang