08. Perlindungan & Kenyamanan

305 77 7
                                    

Tanggung jawab harus dihadapai, tak bisa ditinggalkan

****

Bara memberhentikan motornya tepat didepan warung biasa yang sering dipakai anak Dregends nongkrong. Dia masih kesal dengan kelakuan Hera tadi yang menurutnya murahan.

"Woi! Bos kita dateng tuh!" seru Galang yang menyadari keberadaan Bara.

Bara tak menjawab, cowok itu mendudukan tubuhnya tepat disamping Ian. Matanya menatap sekeliling yang menurutnya sangat sepi. Disini hanya ada Ian, Emil, Haikal, serta Galang.

"Yang lain?" tanya Bara.

"Biasa" jawab Ian malas, mereka pasti sedang berana di club malam, tak pernah berubah dari dulu.

"Gimana? Apa lo udah tau ketua geng Bandrex yang asli?" tanya Haikal serius, Bara hanya menggeleng dengan fikiran yang tertuju pada Hera. Apa salah ia meninggalkan Hera disana? Dan...apa salah jika dia mengkhawatirkannya?

"Bar! Masalah Hera, apa bener kalian satu atap?" tanya Galang penasaran, berita yang dibuat oleh Titin dulu langsung menyebar ke seluruh penjuru SMA Binarty dan otomatis anak Dregends pun tahu.

Bara menjawab dengan deheman. Sementara yang lain memang sudah tau, pertanyaan Galang hanya sekedar ingin memastikan kebenaran yang ada. Mereka tak mau menerima berita yang sama sekali tidak jelas kebenarannya.

"Bar!" panggil Emil pelan. Cowok itu sedang membaca koran dengan kacamata yang bertengger manis dihidung mancungnya.

Bara menaikan sebelah alisnya.

"Baca ini!" ujar Emil, Emil menyerahkan koran kearah Bara. Galang, Ian, dan Haikal yang penasaran langsung saja mengepung Bara.

Baru-baru ini dikabarkan seorang mahasiswa SMA yang melarikan diri dari tahanan. Komandan polisi sendiri tidak bisa di hubungi. Pihak kami menduga bahwa mahasiswa itu telah menyogok pihak kepolisian.

"Hubungannya?" tanya Bara tak mengerti.

"Lo liat namanya!" kata Emil, refleks Bara langsung membaca namanya. Alisnya menaut, kenapa dia baru tahu berita ini? Kenapa bisa orang ini ditahanan? Kenapa bisa juga orang ini melarikan diri? Banyak pertanyaan yang muncul dibenaknya tentang nama ini.

"Kenapa bisa dipenjara?"

"Waktu itu dia---"

Drttt

Suara dering ponsel membuat Bara berdecak kesal, dia melihat nama yang tertera dilayar ponselnya.

"Siapa?" tanya Ian.

"Hera"

"Angkat Bar, kalian satu rumah. Otomatis Hera tanggung jawab lo!" ujar Emil memperingati.

Bara menghela nafas lalu memencet tombol hijau.

"Bara tolongin hiks..."

Sambungan langsung terputus sepihak. Bara menggeram marah, cowok itu berjalan tergesa-gesa menuju tempat motornya terparkir.

"WOY BAR! LO MAU KEMANA?!!" teriakan dari teman-teman Bara tak Bara hiraukan sama sekali. Fikirannya hanya tertuju pada Hera. Kenapa gadis itu?

ALBARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang