06. Markas Geng Lion

320 68 6
                                    

Dunia kita sudah beda, semoga tenang disana____Hera

"Kita gak langsung pulang!" ujar Bara memecah keheningan.

Dahi Hera menyerngit Heran. "Lah terus mau kemana?" detik berikutnya mata Hera berbinar.
"Wah! Mau nge-date dulu ya?"

Bara mendengus. "Gue mau singgah kerumah sepupu" ujar Bara datar.

Hera mengangguk-anggukan kepalanya tanda setuju. "Yang penting sama Bara deh"

Kemudian mereka berjalan beriringan menuju tempat dimana motor Bara terparkir.
Bara memakai helmnya lalu menaiki motor sport nya. Sementara Hera masih diam berharap Bara akan memakaikan helm padanya.

"Cepetan!"

Hera berdecak. "Ck! Pakein kek helmnya. Gak ada romantis-romantisnya" gumamnya pelan.
Bara mendengar, tapi cowok itu memilih diam tak menanggapi.

Hera memakai helmnya asal, cewek itu menaiki motor Bara yang sangat tinggi menurutnya.
Tas nya ia simpan diatas paha, sementara tangannya berpengangan pada ujung jaket milik Bara.

Hera dan Bara sedang berada di perjalanan menuju rumah sepupu Bara. Dan Hera tak henti-hentinya meramaikan dan membahas seluruh topik pembicaraan yang dia punya.
Namun, disini Bara tak banyak berbicara bahkan mungkin dia sama sekali tak mendengarkan ocehan Hera yang unfaedah itu.

"Bara!" panggil Hera sambil memelankan suaranya.

Bara tak menjawab, dia hanya diam fokus kejalanan.

"Ish Baraaaa" rengek Hera pelan.

"Kayanya ada yang ikutin kita deh" kata Hera berbisik. Bara menengok kebelakang, namun tatapannya masih datar dan tenang tanpa ekspresi.

Orang-orang itu berpakaian formal menggunakan mobil hitam. Bara mengenal persis siapa yang telah menyuruh mereka.

"Pegangan!" perintah Bara, dengan antusias Hera langsung  memeluk Bara.

"Bisa modus nih" gumam Hera tanpa disadari cewek itu sendiri.

"Jangan modus!" ujar Bara yang mendengar ucapan Hera tadi.

"Hah? Emang aku ngomong apa?" tanya cewek itu tak mengerti. Bara mendengus pelan, lalu melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata.

Hera menutup matanya dan menyandarkan kepalanya di punggung Bara. Rasanya nyaman, sangat nyaman. Sementara itu, Bara sedikit kaget karna keberanian Hera yang memeluk dirinya.

Ya tuhan.  Jika aku bisa memeluknya hanya pada waktu bahaya, Hera rela selalu dalem situasi kaya gini. Batin Hera.

Bara melajukan motornya sesekali dia melirik kebelakang. Dan ya, mobil yang sempat mengikuti mereka perlahan mulai tak ada jejak membuat Bara menghela nafas lega. Dia melirik Hera dari kaca sepion, ada gelenjar aneh dalam hatinya.

Setelah beberapa menit kemudian, mereka sampai di depan rumah bernuansa abu abu tua namun terlihat mewah dan terdapat banyak tanaman didepannya. Ini rumah Vino, sepupu Bara yang juga pemimpin dari geng Lion.
Bara hendak turun dari motornya, namun Hera masih memeluknya erat.

Dengan perlahan, Bara melepaskan pelukan itu.

"Gak usah modus bisa?!" ketus Bara, Hera melepaskan pelukannya dengan mata yang belum sepenuhnya jelas.

"Ini udah nympe yah?" tanya Hera sambil mengucek-ngucek matanya, Bara yang sedikit geram langsung menepis pelan tangan Hera yang fokus mengucek-ngucek matanya.
"Gak usah dikucek!"

ALBARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang