05. Apakah Masalalu Akan Datang?

385 80 33
                                    

Siang yang lumayan panas, Hera sedang berada di perpustakaan, kalian jangan mengira bahwa ia sedang membaca. Hera sedang tertidur dengan pulasnya, ya dia bolos pelajaran jam pertama. Bukan karna alasan, cewek itu semalaman belajar memasak nasi goreng untuk Bara.

BRAK

Pintu perpustakaan terbuka dan menampilkan sahabat-sahabatnya, ya siapa lagi kalo bukan Zeen, Rumi, Yumi dan sekarang ditambah Ayrish, Kerin, dan Resti. Memang Ayrish, Kerin dan Resti berada di kelas XI IPA5 berbeda dengan kelas Hera, Rumi, Yumi, dan Zeen yang berada dikelas XII IPA2.

"Woyy iler badak! Bisa-bisanya lo enak-enakkan tidur sementara gue harus pusing gara gara ngerjain tugas dari bu Ayu," ucap Zeen sembari membangunkan Hera. Hera yang merasa tidurnya terganggupun perlahan membuka matanya.

"Sembarangan cantik cantik gini di bilang iler badak dari pada kamu, iler anoa!" Balas Hera tak kalah nyelekit. Perempuan itu mengucek-ngucek matanya dengan kedua tangannya.

"Halah liat uang 1 triliun aja lo bakalan ngiler tuh!" ujar Rumi, gadis itu mendudukan bokongnya didepan Hera.

"Dih? Emang gitu?" Yumi angkat bicara, dalam masalah uang gadia ini akan bersemangat. Padahal dia adalah anak pemilik perusahaan coklat.

Zeen memutar bola matanya malas,"Iyain ajalah!"

"Biar anteng," tambah Resti sambil membawa salah satu buku, cewek itu membaca novel sesekali melirik kearah teman-temannya yang diam. Suasana menjadi Hening membuat Kerin tak kuat, cewek itu tidak biasa dalam keheningan seperti ini.

"SAYANG, LIHAT DIA LIHAT, KAPAN KITA SEPERTI ITU, OH KAPAN" pekik Kerin, namun pandangannya tetap kearah depan dengan tatapan datar.

"Konser dangdut mari mari sebelum gue jadi artis mending sekarang aja dari pada nanti mah bayar." Kerin membungkuk-bungkukan badannya membuat semua temannya bergidig ngeri.

"Halah bacot lo!"

***

Hera merebahkan tubuhnya yang terasa remuk. Dia baru saja pulang dari rumah Zeen, mereka tadi mengerjakan tugas dari bu Fatma dan kebetulan Hera satu kelompok dengan Zeen.

Tangan cewek itu beralih kedapa ponselnya, Hera membuka notifikasi-notifikasi yang ada pada ponselnya.

Ada satu pesan yang mampu membuat Hera membeku.

+085********
Gw Martinz


Dia tak ingin membalas pesan itu, matanya tiba-tiba berkaca-kaca dengan bibir yang sudah melengkung kebawah. Huh, apa masalah akan datang setelah ini? Masalalunya kembali...oh gosh ia hanya ingin hidup tenang bersama Bara nanti. Kenapa masalalunya harus datang setelah apa yang dia lakukan padanya dulu.

"KENAPA DIA HARUS BALIK?!!!" jeritnya histeris.

Bara sedang minum dibawah, cowik itu kaget hingga gelas yang ia pegang jatuh dan pecah.
Buru-buru cowok itu berlari kecil menuju kamar Hera yang berada disebelahnya.

"Kenapa?" Hera kaget dan langsung menengok kearah pintu, disana ada Bara yang bersedekap dada tanpa ingin menghampiri Hera.

Hera gelagapan, dia menggaruk belakang kepalanya yang tiba-tiba gatal lalu menyengir tanpa dosa. "Kamu khawatir ya?"

"Gak usah gr, suara lo ganggu!" ketus Bara, cowok itu berjalan pergi meninggalkan Hera yang senyum-senyum malu melupakan masalahnya sekarang.

ALBARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang