GANGSTER [ON GOING]

32 | PENCULIKAN

Jangan lupa Vote, Share, Spam komen, Follow wattpad author. ++ [Follow Instagram] kalian bakalan jadi Real Readers 🕊️----

Cerita berdasarkan fiksi remaja, cerita ditulis real atas imajinasiku sendiri. Tanpa inspirasi, tanpa liat cerita orang lain. sorry, if the story is less interesting. 🌵----

---oo00oo---

•••

“Dimanapun lo berada, gue akan tetep kejar dan berjuang untuk berada disisi lo setiap saat. Sampai mars sekalipun gue kejar.“ --- Abara Aksar Alexander.

●

●

H A P P Y. R E A D I N G

         Dipagi hari jam menunjukkan pukul empat pagi. Bara dan juga anak Afgar lainnya tengah gelisah mencari keberadaan Alea dan Amanda. Mereka tengah di Markas. Setelah kejadian tempo hari menemukan motor Juna dijalan dan setetes darah dijalan mereka terus mencari hingga larut pagi.

“Kita udah cari tadi tadi malem, tapi kemana mereka?“ Tanya Alex dengan wajah tak kalah gelisah.

Tinggg

Sebuah notif dari handphone Bara membuat sang empu mengambil Hp itu dengan kesal, dan menatap kontak yang tertera disana.

From: +628146******
Dateng ke Jl. Pemuda Bangsa.
Kalo gak dateng, akan ada kabar kematian!!

Read.

Itulah sekilas pesan dari nomor yang tak dikenal. Bara mengeraskan rahangnya, merendam emosi yang menculat.

“Sekarang kita ke Jl. Pemuda, siapin pasukan yang lain. Gue mau hari ini juga semua kumpul.“ Titah Bara dengan aura membunuhnya membuat semua bergidik ngeri menatap raut wajah marah Bara.

“Sebenernya apa yang terjadi si? Lo kenapa?“ Tanya Juna yang mulai khawatir menatap kemarahan Bara.

“Gue tau siapa yang nyulik Alea.“ Ujar Bara membuat semua membulat mata, “Gue gak mau denger pertanyaan lo pada, sekarang gue mau kalian persiapkan diri sepuluh menit lagi kita ke Jl. Pemuda.“ Titah Bara mulai memasuki ruangan Markas dengan nafas memburu.

“Perasaan gue gak enak.“ Gumam Samuel.

Tak menunggu waktu lama anggota Afgar sudah siap dengan perlengkapan yang ia kenakan yaitu jaket kebanggaan Afgar. Itu menjadi salah satu prioritas utama. Bara sudah siap dengan motor hitamnya, ia memakai slayer merah berlogo elang ditengah yang melambangkan Afgar.

“Bar gue tau lo lagi emosi. Jangan gegabah.“ Saran Samuel menepuk pundak Bara.

“Gue usahain.“ Ujar Bara mencoba meredam emosi-nya. Bara mengambil tongkat Baseball kebanggaannya dan ditaruh dibelakang punggungnya.