Chapter 25

6.7K 221 13
                                    

Di sebuah klub malam seorang wanita menghisap sebatang rokok yang ada di gengaman tangan nya. Asap langsung mengepul dari mulut sang wanita sampai sebuah teguran menghentikan aktifitas nya.

"Rupanya kau di sini." dengus seorang pria menatap wanita tersebut. wanita itu hanya tertawa renyah melihat kedatangan pria tersebut.

"Akhirnya kau datang juga. Aku memang sudah menunggu mu dari tadi." wanita tersebut langsung mematikan rokok yang di gengamnya lalu menatap pria itu dengan penuh arti. Dengusan kasar di dengar olehnya dan lagi-lagi dirinya hanya tertawa saja.

"Hentikan tawa bodoh mu! Aku ke sini ingin bertanya kenapa kau melakukan hal itu!" desis nya murka kepada wanita tersebut.

"Memangnya aku melakukan apa, sayang." tanya wanita sambil terkekeh membuat pria itu semakin murka.

"Jangan berpura-pura bodoh sialan! Aku tahu kau yang mencelakai Nada." ujar pria itu menatap tajam wanita yang tidak terlihat takut karena amarah pria di hadapan nya.

******

Nada menatap nanar kearah kakinya yang saat ini tidak bisa ia gerakan. Berkali-kali ia coba gerakan tetapi hasilnya nihil. Tetap saja kakinya tidak bisa bergerak dan malah membuat kakinya sakit karena terlalu memaksakan nya untuk bergerak. Sesekali Nada dengan kasar memukul kakinya membuat beberapa perawat dan Helena kewalahan menghadapi sikap Nada.

"Tenang sayang. Kakimu akan segera sembuh nanti. Kita hanya perlu terapi untuk kesembuhan mu, Nad." kata Helena mencoba menenangkan putri yang terus memukul kaki nya.

"Sampai kapan Ma? Sampai kapan Nada seperti ini? Nada tak ingin lumpuh Ma. Nada ingin sehat." Nada menitikkan air matanya karena tak ingin menjadi lumpuh. Nada ingin berjalan seperti biasanya dan mengurus suami dan putrinya.

Nada menyesal kenapa saat bertengkar dengan Rangga ia malah keluar ingin menemui Kakaknya untuk memohon agar menjauhi suaminya lagi getapi nasib sial menimpanya karena tiba-tiba saja sebuah mobil oleng dan membuat Nada membanting setirnya sampai berakhir menabrak pembatas jalan.

"Sayang. Mama tahu kesedihan mu, tetapi kau jangan seperti ini Nad. Jangan membuat Mama dan Papa sedih karena kau terus saja histeris terlebih Meisha yang ketakutan melihat Maminya menangis histeris."

Nada langsung terdiam mendengar perkataan Mama nya. Memang benar saat tadi Meisha datang Nada masih saja histeris membuat putrinya menangis dan di bawa keuar oleh Papa nya.

"Tapi Ma..." Nada menangis terisak di pelukan Mama nya.

"Nada ingin sembuh. Tolong Nada Ma, tolong Nada." isak tangis Nada membuat hati Helena tersayat.

"Mama janji.akan berusaha sekuat yang Mama dan Papa bisa untuk kesembuhan mu, sayang. Kalau perlu kita keluar negeri asal kau sembuh." Helena berucap membuat Nada lega.

Nada berharap semoga saja ia segera sembuh.. Semoga..

*****

Risa berjalan menelusuri lorong rumah sakit menuju ruang rawat Nada dengan membawa makanan yang ia pesan untuj Mama nya. Sebenarnya Risa akan membelikan Papanya juga tetapi Rangga berkata pmPapanya sedang membawa Meisha keluar berjalan-jalan.

Rangga mengikuti Risa dari belakang karena ia juga ingin ke ruang rawat Nada tetapi Risa bersikeras untuk menjaga jarak dengan dia saat berjalan nanti. Risa tidak ingin di anggap yang tidak-tidak oleh Nada ataupun orang lain saat melihat mereka jalan bersama dan Rangga pun mengerti ke khawatiran Risa.

Sejujurnya Risa merasa risih karena di belakangnya ada Rangga tetapi ia mencoba bersikap biasa saja meski sebenarnya risih

"Risa kau sudah datang." sapa Hermawan di luar kamar inap Nada. Risa yakin Papanya baru ingin masuk ke dalam tetapi urung karena melihatnya.

"Papa di sini juga? Risa kira masih di luar sama Meisha." ujar Risa tepat saat itu Rangga sudah ada di sampingnya.

"Ya Ris, Papa baru saja sampai bersama Meisha." balas Hermawan dan Risa melirik Meisha yang membawa es cream nya.

"Papi!" Maisha langsung menghambur ke pelukan Rangga dan langsung di gendong olehnya.

"Anak apapi sudah jalan-jalannya sama Opa?" Rangga bertanya dengan nada lembut membuat Risa membuang muka nya karena Meisha adalah bukti penghianatan Rangga bersama Nada.

"Ya Pi. Opa belikan Meisha makanan sama es krim." Meisha berkata dengan riang. "Tapi tadi Mami..." bocah itu langsung sedih mengingat Mami nya yang histeris. Rangga menatap Hermawan begitupun sebaliknya. Pria itu melihat Papa mertuanya menghela nafas letih.

"Mami sedang sakit jadi Meisha doakan saja supaya Mami cepat sembuh." ucap Hermawan dan Meisha langsung mengangguk sembari  menoleh kearah Risa.

"Tante..." cicit Meisha melihat Risa yang engga menatap Meisha.

"Kenapa?" Risa menjawab dengan biasa karena tak ingin membuat papanya semakin sedih melihat sikap ketus nya kepada Meisha cucu nya.

"Meisha ingin di gendong sama tante... Boleh tidak?" cicit Maisha membuat semua orang terkejut karena permintaan Meisha.

"Sama Papi saja gendong nya sayang. Tante Risa sedang lelah sekarang karena sudah beli makanan untuk Oma." Rangga langsung bersuara sebelum Risa menjawab karena Rangga tidak ingin membuat situasi semakin canggung.

"Benar sayang, kalau mau Opa saja yang gendong Meisha. Opa masih kuat buat gendong peri kecil Opa." sahut Hermawan karena tahu putrinya tidak nyaman berdekatan dengan Meisha karena Risa belum menerima Maisha sebagai keponakannya tapi nanti saat waktu yang tepat Hermawan akan mendekatkan mereka.

Sedangkan Risa langsung terdiam mendengar permintaan bocah itu. Yang benar saja dirinya harus mengendong hasil penghianatan Rangga dan Nada. Tapi di sisi lain Risa berkata bahwa Risa harus mengendong bocah cantik itu.

"Nanti tante akan gendong Meisha tapi setelah tante berikan makanan ini ke Oma." kata Risa tiba-tiba membuat Meisha gembira. Berbeda dengan kedua pria yang beda usia itu, mata nya membulat tidak percaya dengan pendengaran nya mereka.

"Ris...." Rangga tak percaya melihat Risa. Risa akan mengendong putrinya? Rangga tidak bodoh untuk merasakan bahwa Risa tidak suka kepada Meisha.

"Jangan memaksakan diri Ris. Kau sedang mencoba memaafkan mereka berdua saja Papa sudah senang. Perlahan saja untuk menerima Meisha." bisik Hermawan kepada putrinya karena tak mau di dengar oleh cucu kesayangan nya.

"Tidak apa-apa. Risa kan sudah bilang akan melupakan masalalu." balas Risa tersenyum karena sudah memikirkan ini semua bahwa saat ia mencoba menerima perbuatan Rangga dan Nada ia harus juga menerima hasil hubungan mereka bukan?

Yaitu Meisha putri Rangga dan Nada...

*****

Halo semua nya

Bagaimana part kali ini?

Semoga suka sama paart ini ya. 😘

Risa masih terluka karna rangga dan nada tapi mencoba maaf meski ya gitu kadang kesal sama mereka berdua terutama nada dan harus coba terima maisha juga. Kasian gak?

Siapakah pria itu?

Wanita itu?

Apakah nanti akan sembuh nada?

Vote komen dan follow ya

10.07.2020.
20.50 wib

Just you (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang