Chapter 11

6.4K 272 8
                                    

♥Tak mungkin berhenti♥

Setelah pertengkaran itu, Risa langsung membawa Rafael ke ke apotek terdekat untuk mengobati luka Rafael. Sungguh Risa tak menyangka Rangga akan berbuat hal nekat seperti ini! Memukul orang dengan membabi buta.

"Sekali aku minta maaf karena aku kau jadi seperti ini, Raf." ucap Risa tak enak.

"Ris, itu bukan salahmu oke. Jadi please, berhenti meminta maaf aku sudah bosan mendengar nya." pinta Rafael jengkah dari tadi mendengar Risa terus saja meminta maaf padahal bukan salah dia.

"Aku hanya tak enak dengan mu Raf, dia sungguh aneh memukul orang tiba-tiba." gerutu nya kesal karena sang mantan malah mengacaukan acara nonton mereka berdua.

Selalu saja mereka berdua sukses mengacaukan hidupku. Apa mereka tak bosan selalu menganggukku?

******

Nada mencoba menghentikkan isak tangisnya sesampainya ia di dalam mobil. Sebenarnya Nada ingin meraung menangis dan bertanya apa yang Rangga lakukan tetapi melihat raut wajah dingin suaminya membuatnya seakan bisu dan tidak bisa berkata apa-apa. Nada melihat kearah sang suami yang dan Nada masih melihat ada kemarahan du wajahnya membuat suaminya.

Seketika Nada memalingkan wajahnya menghadap jendela merasakan sesak. Nada meraba dada nya yang sangat sakit sekarang ini.

Apa selama bertahun-tahun kita hidup bersama apa kau tidak merasakan apa yang aku rasakan, kak? Apa hanya aku saja yang merasakan nya, kak?

Rangga sendiri masih menunjukkan wajah datarnya sambil menatap jalanan yang cukup padat lalu ia menoleh kearah Nada yang sudah menangis. Rangga menghela nafasnya lelah karena membuat masalah yang mempermalukan mereka berdua seperti tadi.

Lagi-lagi aku kalah, dan itu masih karena mu, Ris..

Saat tiba di rumah mereka masih diam tidak satu pun dari mereka untuk memulai pembicaraan bahkan saar sudah sampai di kamar kebisuan masih terjadi. Nada yang takut mendengar jawaban yang akan menghancurkan hatinya memilih diam.

"Aku akan menyelesaikan pekerjaan ku." ucap Rangga sontak saja Nada langsung mendongak menatap suaminya yang sudah berlalu tanpa meminta jawaban nya.

Nada menjauhkan tubuhnya ke ranjang dan menangis sejadi-jadinya di bawah bantal.

Aku tahu Kak apa yang selalu kau lakukan di ruang kerjamu..

****

Setelah membeli obat, Risa dengan telaten mengobati lebam-lebam Rafael di sebuah taman. Rasanya Risa benar-benar ingin menampar wajah Rangga karena sudah lancang menghajar Rafael tanpa sebab. Pria itu masih sama saja seperti dulu tidak bisa mengontrol amarahnya.

Rafael sendiri menyunggingkan senyum kecil melihat raut wajah marah Risa. Di dalam hati ia senang karena rencananya sudah berhasil. Rafael memang sengaja berbisik kearah Risa seolah-olah mereka sedang berciuman karena Rafael ingin mengetahui bagaimana reaksi Rival nya yang duduk di belakang nya. Rafael tahu bahwa Rivalnya terus menatap kearah mereka.

Saat itu Rafael sesekali melirik kearah belakang menemukan Rangga melihatnya seakan ingin menghabisinya. Sungguh itu adakah pertunjukan yang sangat membahagiakan baginya melihat raut wajah Rival nya yang menahan amarah selama menonton bioskop sampai Rafaek senekat itu dan.

Binggo! Hasilnya tak sia-sia meski dirinya harus merelakan wajah tampan nya untuk babak-belur.

"Sangat cantik." gumam nya tanpa sadar dan masih di dengar Risa.

"Sakit begini kau masih saja mengombal." omel Risa sambil menekan lukanya.

"Aw! Sakit Risa. Jangan di tekan!" Rafael meringis sakit. Bayangkan saja luka nya yang banyak di tekan oleh Risa! Rafael akan membuat perhitungan kepada Rangga karena sudah membuatnya seperti ini.

Just you (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang