Chapter 19

4.8K 220 4
                                    

Setelah mendapatkan telpon dari Risa, Rafael masih tak percaya bahwa keluarga wanita itu mengajaknya makan malam.

"Benarkah?" gumam nya kepada dirinya sendiri.

"Aku sepertinya akan gila." Rafael menggelengkan kepala nya sembari tertawa lalu Rafael beranjak dari duduk nya menghampiri sekertaris nya.

"Kosongkan jadwalku nanti sore karena saya akan bertemu dengan seseorang." perintah Rafael. Sedangkan sekretarisnya menatap bosnya dengan bingung karena sepertinya bosnya itu sedang senang.

Rafael menyugar rambutnya seraya berjalan menuju Lift membuat beberapa karyawan wanita terpesona oleh ketampanan nya terlebih senyum bosnya itu yang sangat jarang ditampilkan. Biasanya Rafael hanya raut datar, tajam dan dingin yang selalu bosnya perlihatkan..

*****

Rafael menatap jas-jass yang pelayan sodorkan kearah nya. "Itu terlalu mencolok. Aku ingin ke acara makan malam buat ke pesta selebriti jadi jangan terlalu mewah." tolak Rafael menatap tajam kedua pelayan itu.

Pelayan tersebut hanya bisa menunduk tak berani menatap wajah Rafael karrna pria ini adalah tamu spesial di toko butik mereka.

"Baik Pak." ujar mereka cepat.

Dua jam lebih Rafael memilih pakaian yang akan ia kenakan di acara makan malam bersama keluarga Risa. Entah kenapa Rafael seperti nya sudah gila karena bayangkan saja ia harus repot-repot membeli pakaian yang bagus untuk di kenakan nanti malam. Rafael tidak ingin terlihat jelek dan kusam di.mata kedua orang tua Risa.

Gila bukan?

*****

Risa mengerjakan berkas-berkas dengan serius tanpa ia sadari seseorang mengetuk pintu ruangan nya.

Ceklek.

Risa langsung mendongak menatap pintu saat mendengar suara pintu terbuka.

"Maaf bu, ada yang ingin bertemu ibu" ucap sekertarisnya Mita menatap tak enak kepada bosnya karena menggangu pekerjaan nya.

"Siapa?" Risa bertanya seraya mengerutkan dahinya karena setahu nya tak membuat janji dengan siapapun.

Rafael? Tetapi tidak mungkin karena pria itu biasanya akan masuk saja tanpa berkata apa-apa.

"Kata nya dia temen nya Bu Risa dulu." jelas Mita. Risa terdiam semakin penasaran siapa yang di maksud Mita

"Suruh dia masuk kalau begitu." perintah nya kemudian menatap pergi sekertarisnya yang menutup pintu. Selagi menunggu Risa kembali menatap berkas-berkas.

"Halo, maaf menggangu." suara itu membuat Risa mendongak. Kedua matanya membulat melihat siapa yang datang.

"Anita, kau di sini?"

***

Risa dan Anita duduk bersama di sofa. Meski Anita adalah sekertaris Rangga tetapi hubungan mereka dulu begitu dekat bahkan tak jarang mereka jalan berdua untuk berbelanja bersama.

"Ada apa kau datang ke sini Nit? Ada sesuatu yang penting?" tanya nya menatap manik mata Anita.

"Hmm, aku hanya ingin bertemu dengan Bu Risa." balas Anita tak enak, apakah aku terlalu lancang kesini? Rutuhnya malu.

Risa langsung menyadari ketidak enakan Anita karena pertanyaannya itu.

"Bukan begitu Nit, aku hanya kaget saja kau tiba-tiba datang ke sini." buru-buru Risa mempertegas pertanyaannya tadi.

"Dan jangan panggil Bu Risa karena kita berdua sekarang dan tidak dalam pekerjaan." pinta Risa. Setelah itu mereka berbincang menanyakan kehidupan masing-masing bahkan tak lupa mereka membahas masalah pria yang pernah singgah di hati mereka berdua.

Just you (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang