Chapter 26

5.7K 205 12
                                    

Di ruang rawat Nada, Rangga sedang duduk di sudut ruangan bersama Meisha yang saat ini sudah tertidur nyenyak di paha Rangga. Nada menatap sendu wajah suaminya yang mengelus putri mereka dengan perasaan sesaknya.

"Kak.." Nada memanggil suaminya  Merasa di panggil Rangga langsung menoleh kearah Nada yang saat ini bersandar di ranjang kesakitan nya. Rangga menunggu apa yang Nada akan katakan.

"Apa tidak bisakah kau melupakan Kak Risa dan mulai mencintaiku Kak?" tanya Nada dengan lirih. Nada bahkan menahan air mata nya yang akan keluar dari pelupuk mata nya.

Rangga menghela nafas panjang mendengar permintaan Nada dan sebelum menjawabnya permintaan Nada pintu terbuka menunjukan Risa yang menatap canggung mereka berdua. Risa tersenyum tipis karena merasa suasana menjadi berubah.

Sial.

Bagaimana tidak sial karena Papa nya malah menyuruhnya membawakan makanan untuk permintaan Nada yang ingin di memakan masakan Helena dan Papa nya malau menyuruhnya mengantarkan nya ke rumah sakit. Risa sempat menolaknya dengan beberapa alasan tapi Papa nya tetap memaksa nya jadi mau tak mau Risa membawa makanan ini ke rumah sakit.

Bukan nya apa-apa karena Risa tahu bahwa Rangga ada di sini jadi Risa menolaknya. Ia tak ingin suasana menjadi canggung. Seperti yang di prediksi olehnya situasi saat ini benar-benar tidak mendukung nya. Bagaimana tidak Nada yang sedang menangis dengan Rangga yang memijat pelipisnya membuat nya menyesali mengiyakan permintaan mereka.

Doble Shit!

"Maaf menganggu. Aku ke sini malam-malam karena Mama yang memintaku untuk membawa makanan yang kau inginkan, Nad." Risa mendekati mereka dan menaruhnya di meja. Nada hanya diam sembari mengusap air mata nya.

"Terima kasih kak." ucap Nada pelan dan Risa mengangguk samar.

"Kalau begitu aku akan kembali pulang. Selamat malam." Risa akan berjalan keluar dan menggapai gagang pintu tetapi ucapan Nada berhasil membuatnya terhenti.

"Bisakah Kak Risa kembali keluar negeri lagi?" Nada menatap kakak nya dengan serius. Risa menegang kaku mendengarnya.

"Nada!" seru Rangga kepada Nada keterlaluan! Rangga langsung memindahkan kepala putrinya ke sofa dan berjalan mendekati Nada.

"Sudah malam kau seharusnya segera tidur." titah Rangga segera menarik selimut tetapi tak di sangka Nada langsung menghempaskan selimut itu dengan kasar.

"Sudahlah kak! Jangan berpura-pura peduli kepadaku! Kak Rangga bilang saja kepada kak Risa selagi dia ada di sini. Kalau kau..."

"Cukup! Hentikan! Jangan berbicara lagi, Nada!" bentak Rangga marah semakin membuat tangis Nada pecah. Risa sendiri sangat terkejut melihat pertengkaran suami istri itu. Ia tidak tahu harus bagaimana saking kaget nya.

"Maafkan Nada, Ris. Saat ini dia sedang kelelahan jadi jangan dengarkan apa yang dia katakan. Aku akan mengurusnya jadi kau bisa kembali pulang." ucap Rangga kepada Risa. Mereka saling berpandangan lalu Risa mengangguk cepat.

"Ya, Aku.. Aku akan pulang." Risa berkata dengan terbata karena masih kaget dengan apa yang terjadi barusan. Langsung saja dirinya segera pergi dari sana tapi sayup-sayup Risa mendengar perkataan Nada yang membuatnya menegang kaku.

"Kenapa? Kau takut kalau kak Risa tahu bahwa kau masih sangat mencintainya hah!"

******

Besoknya Risa masih bergelung di tempat tidur memikirkan perkataan Nada yang mengatakan Rangga masih mencintainya. Apakah benar? Tidak mungkin! Risa menggelengkan kepala nya dan berpikir bahwa Nada hanya sedang cemburu kepada nya jadi dia berkata tidak jelas seperti semalam.

Risa bangkit dari ranjangnya untuk membersihkan tubuhnya setelah itu ia berpakaian untuk berangkat ke kantor.

"Tidak makan lebih dulu, Ris?" tanya Hermawan melihat anaknya yang terlihat buru-buru sekali.

"Tidak Pa, Risa akan langsung ke Hotel karena banyak sekali yang harus aku kerjaan." ucap Risa.

"Papa sama Mama akan ke rumah sakit?" Risa balik bertanya melihat Mama nya sedang memasukan banyak makanan ke dalam rantang.

"Ya sayang. Mama sama Papa akan ke sana. Kasian Rangga dari semalam sudah menunggu Nada dan pasti dia harus bekerja juga." jawab Helena.

Setelah itu Risa mencium pipi kedua orang tuanya dan berpamitan pergi memasuki mobil entah kenapa perkataan Nada masih terngiang di telinganya meski itu hanya samar-samar tapi dirinya yakin bahwa pendengaran nya masih bagus.

"Ckck.. Kalau dia mencintaiku dia tidak akan menghamili kau Nada. Omong kosong." cibirnya segera menyalakan mesin mobil dan berlalu membelah jalan raya.

*****

Rafael pusing dan geram karena tingkah Hana yang sangat keterlaluan. Dirinya sudah mengatakan bahwa ia berhenti balas dendam kepada Risa tetapi wanita itu selalu memancingnya dengan perkataanya yang membuatnya emosi.

"Rafael, Rafael. Kau sangat pencundang sekali. Baru dekat dengan wanita saja sudah membuatmu lemah dan menghentikan balas dendam mu." ejek Hana menggelengkan kepalanya sembari meminum Vodka nya.

Saat ini Rafael dan Hana sedang duduk di ruang kerja Rafael karena entah dari mana wanita ini tiba t-5iba saja sudah ada di ruangan nya. Nanti Rafael akan memarahi sekretaris nya karena telah berani memperbolehkan orang lain masuk ke ruangan nya tanpa sepengetahuan nya.

"Itu bukan urusan mu sialan." geram Rafael menatap Hana yang sangat santai saat ini.

"Apakah kau sudah mendengar bahwa Rangga lagi-lagi berhasil memenangkan tender besar yang kau inginkan?" tanya Hana menoleh kearah Rafael.

"Dia sangat pintar sekali sampai bisa mengalahkan mu lagi." ejek Hana terus membuat Rafael tidak tahan lagi.

"Tutup mulutmu Jalang! Pergilah dari sini sekarang." bentaknya dengan kedua tangan mengepal.

"Well, aku akan pergi tapi aku ingin memberikan mu sebuah hadiah yang istimewa di pagi hari ini." ujar Hana dengan riang tetapi membuat Rafael menyitipkan kedua mata nya tajam karena senyum miring Hana.

"Ini. Bukalah saat aku pergi nanti." Hana berdiri dan mencium Rafael sekilas membuat pria itu mendengus kesal. Setelah kepergian Hana, Rafael mengusap bibirnya yang di ciuman Hana.

Menjijikkan!

"Wanita murahan tidak tahu malu" hina Rafael lalu segera membuka amplop yang di berikan oleh wanita itu.

"Apa ini?" rahangnya mengeras melihat sesuatu di amplop itu. Kebenciannya semakin menjadi kepada Rangga karena melihat photo-photo Rangga bersama Risa sedang berada di restoran.

"Sialan. Sudah mempunyai istri masih mendekati Risa. Aku tidak akan membiarkan mu terus menerus menempel seperti lintah kepada Risa. Aku akan mencari cara agar kau menjauh dari wanita ku." geram Rafael dengan amarah dan dendam yang membara kepada Rival nya yaitu Rangga Dermawan Atmaja..

*****

Selamat malam semoga suka ya guys.

Bagaimana part ini?.

Hana jahat banget ya guys.

Rafael udah suka banget sama Risa.

Risa kepikiran ucapan Nada tuh

Bagaimana kelanjutan dari mereka semua?

Vote komen dan follow ya♥♥

14.07.2020.
18.53 wib

Just you (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang