10

1.8K 303 97
                                    

Tersuruk
(Tersembunyi)
.
.
.
.
‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

Ten benar-benar tahu semuanya. Hingga Pak Kun tak bisa menutup-nutupi lagi. Malam itu Pak Kun benar-benar diintrogasi oleh ketiga anaknya.

"Jadi benerkan Om Jaehyun ngajak papski buat ketemu sama si..siapa itu, Minkyung?" tanya Ten mempertegas.

Pak Kun hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kenapa gak ayah tolak?" kini Winwin ikut bertanya matanya sudah berkaca-kaca.

Dia benar-benar tidak mau ibu baru.

"Bapak sungkan, kalau mau nolak lagi pula itu juga mendadak."

Sayangnya jawaban pak Kun justru membuat Winwin semakin menahan tangis.

"Pak, lek onok opo-opo iku samean ngomong o pak ojok ditutupi, ngene iki sakno arek-arek cilik iku." /trans: Pak, kalau ada apa-apa itu kamu bilang aja pak jangan ditutupi, kalau kaya gini kasian anak-anak kecil itu/  nasehat Lucas.

Jujur saja saat ini dia juga lelah, kenapa bapaknya terkesan tidak terbuka dengan anak-anaknya. Membuatnya merasa kecewa.

"Maaf, bapak gak bilang sama kalian, bapak takut kalau bapak terus terang kalian malah marah, sejujurnya bapak juga gak mau nikah lagi."

"Nggak paps, kalo papski terus terang kita bakal ngertiin dan nyari solusi, tapi kalau papski diem aja liatkan sekarang gimana."

Perkataan Ten dan Lucas membuat Pak Kun merasa tenang. Ya memang seharusnya ia mengatakan semuanya, tidak harus menutup-nutupi seperti ini.

"Kalau ayah gamau nikah lagi ya gak usah yah, tolak aja toh ayah sama Tante Minkyung cuma kenalan aja kan?"

Kata Winwin nada suaranya sedikit bergetar, sungguh momen-momen seperti inilah ia tak kuat menahan tangis. Kun langsung memeluk Winwin yang wajahnya sudah memerah menahan tangis.

Diusap punggung anaknya itu memberi rasa nyaman.

"Nggak, bapak gak bakal nikah lagi, bapak ngerti kalian semua kuat meski hidup tanpa ibu."

Lucas dan Ten jadi ikut menangis meski tidak sesenggukan seperti Winwin.

"Bi, ana mau kita semua kumpul di surga, sama umi."

Kun yang mendengar itu langsung terkejut sewaktu melihat Hendery dan Xiaojun datang ke ruang keluarga. Kun kira mereka berdua sudah tidur.

"Pa, kita gak butuh mama baru, kita udah cukup ada papa disini, kita udah ikhlasin mama pergi."

Berujung malam itu mereka berpelukan hangat saling memberikan rasa nyaman. Dari lantai atas Yangyang menatap semua anggota keluarganya.

Satu sisi ia bersyukur vatinya tidak akan menikah lagi. Tapi disisi lain ia menunggu vati nya meminta maaf secara langsung.

✧*。

"Yangyang! Nurut perkataan bapak! Jangan menghindar dari bapak!"

Yangyang langsung terdiam. Tidak ada niatan untuk berbalik dan menatap wajah vatinya.

Bapak Tangguh | Way VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang