16

1.2K 249 68
                                    

Lindap
(redup, mendung, teduh)
.
.
.
.
⋆ ☄.
·˚ *

"Mendung gini enaknya minum wedang jahe," celetuk Taeil yang sedang mengemasi beberapa barang yang tadi dia keluarkan dari tas.

"Iya ya, tapi beli wedang jahe dimana?" tanya Johnny yang sudah siap untuk pulang.

"Aku bawa wedang jahe sasetan nanti aja di rumah baru bikin," ujar Vey sambil mengajak yang lainnya untuk segera menuju parkiran.

✧*。

Sampai di rumah mereka berempat langsung membuat wedang jahe. Lagi asik bikin tiba-tiba Pinky datang dengan rambut yang basah karena memang diluar keadaannya sedang hujan deras.

"Eh Pinky," sapa Vey setelahnya ia meneguk minumannya.

"Hai," saut Pinky ramah sambil tersenyum.

"Rambutmu basah kaya orang habis keramas gitu, emangnya kamu gak bawa payung tadi?" tanya Kun sambil memberikan wedang jahe miliknya, untungnya wedang jahenya belum di minum.

"Iya tadi lupa gak bawa payung soalnya aku kira gak bakal hujan deres kaya gini, btw makasih mas."

"Hm, abisin wedang jahenya!" suruh Kun setelahnya ia membuat wedang jahe yang baru.

Diam-diam Vey memperhatikan interaksi Kun dan Pinky yang terkesan akrab. Apakah mereka memiliki hubungan lebih? Karena selama ini Kun sedikit cuek dengan rekan kerja wanita, itu semua terjadi setelah istrinya meninggal dan anak-anaknya yang protektif dengan sang ayah.

"He, Vey, halooo?" lamunan Vey buyar lantaran baru saja dipanggil oleh Kun.

"Ah iya kenapa?" tanya Vey sambil menatap Kun.

Kun menggaruk tengkuknya sedikit malu, "Anu, pinjam hp mu aku mau nelpon anakku di rumah soalnya ini hp ku kuotanya habis terus aku gak punya pulsa."

Vey yang mengerti kondisi tersebut langsung menyerahkan hp nya pada Kun. Tak lama kemudian Kun mulai menelpon sang anak di teras rumah.

✧*。

"YANGYANG JANGAN!" teriak Hendery sambil lari-larian di halaman belakang.

"AKU GAK BAWA KODOK SUMPAH!" saut Yangyang sambil menjerit.

"BOHONG!" ucap Hendery sambil terus menghindari Yangyang yang mulai mendekatinya.

"BENERAN! NIH MANA KODOK MANA?!" ujar Yangyang sambil menunjukkan telapak tangannya, membuktikan bahwa ia tak sedang membawa kodok.

Tak jauh dari tempat Hendery berdiri tiba-tiba ada yang melompat. Yangyang yang menyadari hal tersebut langsung menunjuk-nunjuk kearah kaki Hendery.

"Der, hmmm itu anu.." kata Yangyang sambil terus menunjuk kaki Hendery.

Hendery sekerika kebingungan,"Apa sih?"

"I-itu di deket kakimu."

Ditengok kaki Hendery dan seketika ia menyadari ada seekor hewan yang ia benci tengah terdiam di sebelah kakinya. Karena terkejut Hendery langsung berlari dan menaiki gazebo.

Bapak Tangguh | Way VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang