Kirmizi
(Merah tua atau ungu)
.
.
.
.-ˏ͛⑅ ֎ ⑅ˏ͛-
Hari mulai sore. Langit mulai terasa gelap dengan cahaya matahari yang tampak jingga di langit. Lucas yang baru saja pulang dari acara menyusul bocil-bocil itu langsung pergi menuju rumah.
Aneh rasanya gak ada bapak di rumah. Kaya ada yang kurang gitu. Yangyang juga gatau kenapa tiba-tiba aja jadi lebih pendiem yang biasanya tiap pulang sekolah minta dibeliin menjes kali ini dia gak minta tuh beli gorengan yang satu itu.
"Aneh gak sih?" celetuk Xiaojun sambil menghadap kearah adek-adek dan kakaknya.
"Iya ya, aneh," saut Hendery.
"Huft, padahal belum sehari loh ditinggal papa tapi kok rasanya udah kangen gitu," mode anak senjanya keluar nih si Xiaojun.
"Dahlah gak usah galau-galau toh bapak itu juga kerja cari uang buat kita-kita," kali ini Lucas menimpali.
"Tumben banget bener ngomongnya," ini Hendery yang nyaut si Lucas.
"Sekali-sekali."
Yangyang cuma natap ke jendela mobil aja. Bayangannya sekarang si vati lagi ngapain ya? Udah sampe belum ya? Udah makan apa belum?
Tidak terasa tiba-tiba sudah sampai rumah. Yangyang langsung turun dari mobil begitu pula dengan yang lain. Mereka masuk rumah dengan keadaan lemes. Gatau juga kenapa suasana rumah mendadak sedikit suram. Gak ada lagi ketawa ketiwi. Padahal biasanya selalu aja jailin bapak yang pulang sore.
"Malem ini kita kerumah uti dulu sekalian makan malam di sana, tadi aku dapet chat dari papski disuruh kesana," ujar Ten yang diangguki adik-adiknya yang baru pulang sekolah itu.
"Ayo jangan lemes-lemes gitu ah, gak asik, kita kan harus formalitas sok ceria di depan uti biar uti gak khawatir," Winwin ngomong sambil ngasi gestur menyemangati ala-ala anak cheerleader.
"Ah iya bener juga," saut Lucas.
Setelahnya mereka berenam pergi kerumah uti. Sampai di sana mereka langsung disambut sama uti dan mbahkung. Senyuman itu mengembang di wajah sang uti yang menatap cucu-cucunya yang sudah besar ini.
"Wihh udah pada gede ya cucunya uti ini," kata si uti sambil meluk Ten.
"Loh iya dong udah gede masa kecil terus," saut Ten sambil membalas pelukan si uti.
Setelah acara peluk dan salim mereka langsung kumpul di ruang tengah sambil nonton tv. Tiba-tiba telpon si uti berdering tanda ada panggilan masuk. Dengan cepat si uti mengangkat telpon dari anaknya, Kun.
"Halo, udah sampe ke hotel apa belum? Jangan lupa makan loh ya," pesan si uti sambil jalan menuju ruang tengah untuk memberikan telponnya kepada si cucu, "Iya ini loh anakmu, bentar."
"VATIIIIII!!!" jerit Yangyang kegirangan.
"Hehe maaf vati, yangyang seneng soalnya."
"Vati udah sampe belum di hotel?? Udah *essen?" /trans: makan/
"Ohh ja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bapak Tangguh | Way V
FanfictionSeorang single parent yang tiap harinya harus menahan sabar karena mengurus enam anak sekaligus. "Kapan saya bisa rebahan?" ⚠WARNING!⚠ •Bahasa kasar •Sifat-sifat durhaka (anak baik jangan ditiru!) •Problematika rumah tangga ...